23. Melupa Luka

557 59 17
                                    









Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

"Regi..."

"Iya, Dara?"

"Makasih udah gak nanya alasan kenapa gue nangis sampe jejeritan kayak tadi."

"Iya..."

"Makasih udak gak nanya alasan kenapa gue bisa ada di sini."

"Iya..."

"Makasih udah nemenin gue di saat-saat kayak gini,"

"Makasih udah ada buat gue."

Regi terkekeh lalu menatap Kala hangat yang duduk di sampingnya.

Untuk sesaat mereka terdiam, duduk bersisian di pinggiran ranjang menikmati pemandangan malam yang tampak dari kaca jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk sesaat mereka terdiam, duduk bersisian di pinggiran ranjang menikmati pemandangan malam yang tampak dari kaca jendela.

Sampai kemudian sebelah tangan Regi dengan perlahan memasangkan sebelah earphone ke telinga kiri Kala lalu memasangkan juga sebelah lagi ke telinga kanannya.

Membuat Kala menoleh dengan wajah bingung.

"Untuk bisa busking tanpa gugup dan melakukan kesalahan, selain latihan sama team saya juga cari referensi."

Ada jeda, Regi menunduk sambil menyentuh layar ponselnya.

"Dan dari sekian banyak lagu yang udah saya dengerin, saya pengen banget ngedengerin lagu ini lagi berdua sama kamu Dara."

Meskipun masih terlihat bingung perlahan Kala mengangguk tersenyum sebelum kemudian Regi memutarkan lagu itu untuk mereka.

Bilur makin terhampar
Dalam rangkuman asa
Kalimat hilang makna
Logika tak berdaya
~
Di tepian nestapa
Hasrat terbungkam sunyi
Entah aku pengecut
Atau kau tidak peka
~
Ku mendambakanmu
Mendambakanku
~
Bila kau butuh telinga 'tuk mendengar
Bahu 'tuk bersandar
Raga 'tuk berlindung
~
Pasti kau temukan aku
Di garis terdepan
Bertepuk dengan sebelah tangan

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang