17. Sebab Hati Bisa Goyah

435 42 3
                                    









***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lang nitip,"

Langit yang tengah fokus pada ponselnya menoleh, mendapati Kala menggeser koper miliknya padanya.

"Gue kebelet. Hehe."

Dan begitu saja cewek itu cengengesan kemudian berlari ke arah toilet, meninggalkan Langit dengan dua koper miliknya plus satu koper milik Langit sendiri. Sebenarnya cowok itu sudah protes saat mereka masih di hotel karena tiba-tiba hanya dalam beberapa hari koper milik Kala bertambah satu, bahkan dengan ucapan sarkasnya Langit beberapa kali menyindir Kala soal kemampuan berbelanja cewek itu yang ditanggapinya hanya dengan jawaban klise, "Abisnya lucu," yang membuat Langit berkali-kali memutar bola matanya jengah. Alhasil kini cowok itu tengah duduk di kursi tunggu Kota Kinabalu International Airport dengan tiga buah koper di hadapannya.

"Ah, sial." Langit mengumpat ketika karakter dalam game yang tengah ia mainkan dibunuh oleh musuhnya. Kemudian ia menoleh ke arah sampingnya ketika dirasanya seseorang sedari tadi terus memperhatikannya.

"Dunia sempit ya,"

"Lah? Elo? Haha."

Mage mengangguk terkekeh lantas beranjak duduk mendekat ke arah Langit yang sekarang memilih untuk mengakhiri permainan di ponselnya ketika menyadari seseorang yang terus memperhatikannya itu adalah Mage.

"Ngapain lo, Ge? Abis tahun baruan di Kinabalu juga?"

"Enggak, gue justru baru nyampe."

"Ah iya, inget. Selama beberapa hari ini lo nemenin Selva ke Singapore kan?" Mage mengangguk mengiyakan.

"Terus Selva nya mana?"

"Lagi beli minum." Giliran Langit yang mengangguk-angguk.

"Lo sama Kala?"

"Iya, dia lagi ke toilet dan ini kopernya. Seabrek." Masih sedikit kesal, Langit menoleh ke arah koper Kala yang kembali membuat Mage terkekeh.

Kemudian hening.

Mage duduk diam menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sementara Langit setengah menyeret koper Kala ke samping ketika beberapa orang lewat di depannya.

"Oh iya, mesin masuk kapan Ge?"

"Kayaknya tanggal 6. Tambang?"

"Ga tau. Gue belom ngecek, tapi biasanya suka barengan sama mesin kan."

"Iya bener."

"Kenapa emang? Lo masih mau liburan bareng Kala ya?" Mage menatap Langit jahil.

"Apaan. Ga."

"Hahaha. Siapa tau kan,"

"Kurang dari seminggu aja kita liburan koper dia udah nambah satu, gimana kalo lebih dari seminggu. Gue rasa balik liburan kita jadi tukang jualan koper."

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang