28. Kepingan Kisah Lalu

541 61 39
                                    










***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Orang bilang hati adalah pusat kendali diri.

Si perasa.

Si peng-yakin.

Si penguasa.

Sekali hati goyah, kacau sudah.

Bahkan logika bisa jadi tak berdaya.

Tapi entah mengapa masih ada saja yang mempermainkan hati.

Melukainya bahkan.

Tak tahu kah wahai kamu yang sering bermain-main dengan hati,

Kalau sakitnya rasa lebih dari sakitnya luka.

Lantas darimana tumbuhnya asa?

Logika kah?

Hati kah?

Atau keduanya?

Mungkin logika yang menghadirkan asa kemudian hati yang bantu menumbuhkannya.

Semakin lama semakin tinggi.

Semakin lama semakin dalam.

Semakin lama semakin jauh.

Kemudian hilang dan akhirnya tak terlihat.

Lenyap.

Bagi Langit, Shena adalah asa nya yang kemudian berubah menjadi nyata setelah membuatnya menunggu lebih dari seribu hari.

Sedangkan Kala baginya adalah kenyataan yang tepat jelas di depan mata tanpa membuatnya menunggu lebih dari seribu hari.

Kemudian hatinya goyah.

Karena cowok itu terjebak dalam kegamangan tanpa akhir.

Karena Langit sedang berusaha melawan logikanya.

Bergelas-gelas alkohol di tenggaknya habis malam itu bahkan Dana sempat ragu untuk menyodorkan sebotol lagi yang baru saat Langit sudah lebih dulu meraihnya tak sabaran sebelum cairan itu masuk ke dalam kerongkongannya.

"Aenjeaye.. Masa sultan duduk di lantai,"

Ery datang, langsung berjalan menuju Langit yang sudah duduk terjatuh ke atas karpet sementara tubuhnya ia sandarkan ke sofa, sepasang matanya menatap kosong ke depan.

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang