14. Tersesat Mengenalimu

450 50 1
                                    
















***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Dulu saat masih tinggal di London, Langit punya tetangga yang memiliki anak seusia dengannya 6 tahun pada saat itu. Langit dan dia satu sekolah, sepermainan dan nyaris selalu bersama-sama karena mereka bertetangga. Tetapi suatu hari keluarga itu pindah entah kemana setelah anak mereka tanpa sengaja melepaskan anjing peliharaan Langit yang kemudian berlari ke jalan dan tertabrak mobil. Langit ingat semalaman suntuk dia menangis karena kehilangan anjing kesayangannya tetapi Langit juga ingat sedikitpun dia maupun keluarganya tidak pernah menyalahkan anak tetangganya itu. Sampai keesokan harinya anak itu dan orangtuanya datang untuk meminta maaf ke rumahnya dan tentu saja Langit langsung memaafkannya tetapi ternyata masalah yang terjadi tidak sesederhana itu, untuk pertama kalinya dia menyaksikan apa yang disebut kekerasan terhadap anak-anak dan parahnya itu dilakukan oleh keluarganya sendiri. Anak itu ditampar, didorong dan terus-menerus disalahkan di depan keluarga Langit.

Dan benar kata orang, ingatan anak kecil itu tajam dan membekas karena sampai sekarang Langit masih selalu saja membeku ketika ia tanpa sengaja melihat kekerasan terhadap anak-anak di hadapannya atau akan langsung melemparkan barang apapun yang ia temui pada Ery ketika kebetulan cowok itu sedang menonton sinetron yang ada adegan kekerasannya. Bukan, bukan trauma hanya saja hatinya masih kesal karena saat itu ia hanya bisa berlari dan bersembunyi di belakang Mami nya bukannya menolong anak itu.

Langit tidak mengerti mengapa anak sekecil itu harus mendapatkan perlakuan kasar dari kedua orangtuanya sendiri? Di depan orang lain pula. Tidakkah mereka sadar bahwa hal itu bisa membuat anak itu kehilangan kepercayaan dirinya dan akan menanggung rasa malu seumur hidupnya? Memangnya separah apa perbuatan yang telah ia lakukan? Tidak ada.

Langit bukannya tidak sepenuhnya setuju akan cara penyelesaian masalah dengan menggunakan kekerasan karena ketika tumbuh besar ia tahu kekerasaan itu dibutuhkan untuk menghadapi beberapa macam orang seperti dia sendiri contohnya yang tidak jarang terlibat perkelahian semasa sekolahnya dulu entah tawuran karena provokasi sekolah lain, mendorong teman yang mendorongnya duluan dan berakhir menjadi perkelahian atau hal-hal lainnya yang ia anggap pantas mendapatkan kekerasan. Tentu saja itu tidak ia dapatkan dari keluarganya karena Mami dan Papi nya tidak pernah kasar kepada ia dan kakak-kakaknya sekalipun mereka nakal, Langit ingat dengan jelas akan hal itu.

Dan malam ini, di depan mata kepalanya sendiri Langit menyaksikan adegan itu lagi. Dan parahnya ia masih membeku lantas kehilangan Kala yang sudah berlalu dalam tangisnya. Kecewa, cowok itu kecewa pada dirinya sendiri karena ternyata ia masih sama seperti dulu, tidak bisa berbuat apa-apa.

"Cabut gih," Langit menoleh pelan pada Wafi yang entah habis dari mana langsung duduk di sampingnya.

"Biar gue yang jadi perwakilan di sini. Ery juga udah cabut nganterin Citra dulu tapi. Nah tinggal lo yang kudu cabut."

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang