26. Pada Yang Seharusnya

424 57 9
                                    





















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







***

Waktu kecil sebagian dari kita mungkin pernah tidak sengaja menemukan uang tergeletak di jalan, katanya jika dalam waktu satu minggu uang tersebut tidak ada yang mencari berarti itu jadi milik kita.

Waktu sekolah sebagian dari kita mungkin pernah tidak sengaja menemukan pulpen yang tertinggal di kelas, katanya jika tidak ada yang mengaku kehilangan berarti itu jadi milik kita.

Atau sebagian dari kita juga pernah dititipkan binatang peliharaan oleh tetangga yang pindah, katanya akan dijemput nanti.

Nanti yang memakan hari.

Nanti yang menghabiskan minggu.

Nanti yang entah sampai kapan.

Karena nanti versi manusia berbeda-beda.

Karena nanti bisa jadi selamanya.

Atau tidak pernah terjadi akhirnya.

"Sh-shena?"

"Hai, Kala!"

"Nga-ngapain?"

"Kok ngapain? Nyamperin lo lah."

Waktu itu Kala ingat betul, Bandung akhirnya hujan juga setelah kemarau panjang dan dia tidak membawa payung, alhasil sepulang sekolah cewek itu berniat berteduh di halte bis ketika sebuah tangan lebih dulu mengapit tangannya, membawa tubuhnya untuk masuk ke bawah payung besar yang dibawa Shena sore itu.

Dua tahun tidak bertemu Shena tetap ceria seperti biasanya, wajahnya semakin cantik -pikir Kala, dan yang terpenting cewek itu masih mengingatnya. Padahal mereka cuma teman SMP itupun tidak sekelas karena Shena satu tahun di atas Kala. Dan sekarang mereka beda SMA meskipun masih masih sama-sama di Bandung.

"Minum, hujan-hujan gini enaknya yang anget-anget kan." Kala mengangguk, menerima secangkir hot chocholate yang dibawakan waitress sementara Shena sudah lebih dulu meraih secangkir kopi susu miliknya.

"Lo masih inget minuman kesukaan gue?"

Shena terkekeh, "Inget lah. Masa minuman kesukaan temen sendiri lupa."

"Ini juga kafe yang sering kita datengin pas nge-mall waktu SMP."

Untuk sesaat Kala termenung menatap Shena, Ini beneran?

Karena nyatanya Kala tidak pernah benar-benar punya teman.

Di sekolah dia hanya sebatas kenal dengan teman-temannya.

Tdak ada yang benar-benar jadi teman.

Tidak ada yang benar-benar bisa menganggapnya teman.

Tidak ada yang benar-benar bisa mengingatnya.

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang