19. (Tidak) Baik-Baik Saja

492 49 17
                                    















***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sore itu sehabis mengantar Kala ke Gedung SBM Langit sebenarnya sudah akan membelokkan mobilnya ke arah Cihampelas ketika sudut matanya menangkap sosok seseorang yang seperti kebingungan di pertigaan Sumur Bandung, beruntung lalu lintas di sekitar jalan itu tidak sepadat saat pagi dan siang hari jadi ia bisa sedikit menepikan mobilnya sambil membuka kaca jendela di sebelah kursi penumpang.

"Ngapain?" Ucapnya sedikit berteriak.

Yang ditanya mengerutkan dahinya bingung tetapi kemudian kebingungan di wajahnya seketika lenyap saat mendapati Langit lah orang yang menegurnya.

"Gue... Nyasar?"

Langit terdiam sebentar tampak berpikir kemudian berseru mantap,

"Masuk. Mobil gue ga boleh berhenti lama-lama."

Lantas tanpa ba bi bu sosok itu masuk dan duduk di samping Langit yang sudah membawa mobilnya ke arah Simpang Dago.

"Masih suka pedes kan?"

"Kenapa?"

Shena mendongak sambil mengekori Langit yang sudah lebih dulu berjalan di depannya.

"Di bawah rame, atas aja gimana?"

Lagi-lagi tanpa ba bi bu cewek itu mengangguk bahkan ketika Langit memesankan Nasi Goreng Mafia yang padahal belum tentu disukainya tetapi sore itu seolah tersihir, Shena menurut saja tanpa banyak berpikir.

Duduk berhadapan, Langit menyeruput es jeruknya sementara Shena tampak lahap menyantap nasi goreng telor ceplok setengah matang kesukaannya. Cewek itu berkali-kali mengusap hidungnya dengan tisu karena keringat yang terus mengucur sementara begitu pesanan tiba rambut panjangnya sudah ia ikat ke atas menghindari gangguan yang akan membuatnya risih.

"Lo tau dari mana gue belom makan siang?" Shena mendongak kemudian memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Ga tau. Cuma inisiatif aja ngajak makan nasi goreng, lo kan suka."

Cewek itu terkekeh.

"Dulu tuh di SMP gue ada Ibu kantin yang jualan nasi goreng terus enak banget nasi gorengnya," Shena bercerita.

"Saking enaknya seringkali dari rumah gue sengaja gak sarapan biar bisa makan nasi goreng Ibu itu padahal pagi-pagi kan masih beres-beres kantin tapi demi gue Ibu nya mau lho masakin. Haha."

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang