29. Lebih Dari Indah

578 54 24
                                    






















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





***


"Kala?"

Ini sudah ketiga kalinya Langit memanggil nama cewek yang sekarang tengah duduk di sampingnya sambil melamun itu.

Wajahnya tampak murung, kesal dan amarah bercampur jadi satu, seperti menahan tangis, lantas ketika pada akhirnya air mata itu jatuh juga, Kala memilih memalingkan wajahnya ke luar jendela, pada padatnya lalu lintas kota Jakarta yang anehnya bisa mengusir keresahan di hatinya saat ini.

Dan Langit pun mengerti, maka ia memilih diam sambil kembali memfokuskan pandangannya ke depan, meskipun diam-diam ia juga menyimpan keresahan di benaknya.

Dan Langit pun mengerti, maka ia memilih diam sambil kembali memfokuskan pandangannya ke depan, meskipun diam-diam ia juga menyimpan keresahan di benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Titip Kala, saya gak bisa jagain dia lagi."

Sore itu, saat Langit datang ke rumah sakit, dia menemukan Kala tengah menangis di depan ruangan tempat Regi di rawat, dan saat dia masuk Regi sudah bersiap untuk pergi meskipun bekas operasinya masih ada, meskipun luka fisiknya masih belum sembuh.

Meskipun luka rasanya, tidak akan pernah sembuh.

"Maksud lo?"

Mencoba untuk tidak kentara, Langit duduk di sofa sementara Regi berdiri beberapa langkah di depannya, menatap kosong keluar jendela.

"Mau kemana deh? Perasaan setahu gue kalo abis operasi lo harusnya istirahat buat pemulihan, bukan kayak gini."

"Kamu tahu apa maksud saya." Ucapnya melirik sebentar ke arah Langit yang langsung berdeham kaku sebelum memutuskan untuk beranjak dan berdiri di sampingnya.

"Lo bisa sembuh, gue yakin,"

"Meskipun gue ga terlalu paham soal kedokteran, tapi gue percaya sama lo. Lo bisa. Asal lo mau buat sembuh."

Lantas tanpa Langit duga, Regi terkekeh, lebih seperti tengah menertawakan dirinya sendiri.

"Orang tua saya gak mau saya sembuh,"

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang