13. Terluka Rasa

508 52 6
                                    





***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bukan Kala namanya kalau ia menyerah begitu saja. Toh ini bukan kali pertama dia berantem sama Langit. Jadi cewek itu mencoba biasa saja sekaligus ingin membuktikan ucapannya kemarin kalau dia tidak akan membuat Langit susah. Maka sejak pukul 5 pagi Kala sudah berada di Ganesha bersama Citra, keduanya bertugas volunteer di bagian medik karena satu-satunya kegiatan yang pernah Kala ikuti adalah PMR itupun saat dia SMP sedangkan Citra dia tentu tidak ingin membiarkan sahabatnya sendirian karena entah mengapa perasaannya tidak enak sejak Kala memutuskan untuk ikut berpartisipasi. Mungkin Citra khawatir karena Kala tidak banyak pengalaman mengikuti organisasi.

"Kal, gue mau cek stok perlengkapan P3K dulu ke sekre tambang. Lo ikut ya?"

"Ih ngapain? Gue mau ikut bagiin pita aja. Kasian segini banyak maba dia cuma sendirian." Kala bangkit meraih kantung berisi pita-pita yang siap dibagikan pada maba tambang sambil menunjuk ke arah seorang masa himpunan tambang yang tampak kewalahan.

"Oke deh, gue bentar doang."

"Iya." Citra lantas beranjak bersama seorang masa himpunan tambang yang bertugas sama menuju sekre himpunan tambang.

Sementara Kala mulai memasuki barisan maba tambang yang tengah duduk bersila menerima pengarahan di lapangan Ganesha. Perlahan cewek itu berjongkok dari belakang ke depan mengikuti protokol yang sudah diberitahukan. Sampai kemudian ia sampai di barisan Lisa yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Heh! Kan udah dibilangin dilarang mainin hp." Kala berbisik menegurnya dan Lisa hanya menatap Kala sekilas lalu kembali mengarahkan ponselnya diam-diam ke depan dan begitu Kala melihat ke arah yang sama ternyata di sana sudah berdiri Langit dengan kaos putih dan topi yang membuat cowok itu semakin tampan. Kala pun hampir salah fokus dibuatnya tetapi begitu Wafi mengakhiri pengarahannya dan menyerahkan microphone pada Langit lantas cowok itu bergerak maju dia buru-buru kembali memfokuskan diri pada tugasnya.

 Kala pun hampir salah fokus dibuatnya tetapi begitu Wafi mengakhiri pengarahannya dan menyerahkan microphone pada Langit lantas cowok itu bergerak maju dia buru-buru kembali memfokuskan diri pada tugasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sini liat name tag lo."

"Apa sih lo?" Lisa menepis tangan Kala yang mencoba meraih papan nama yang tergantung di leher cewek itu.

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang