Ratu berdiri kaku di pojok dapur, ia tak berani menatap orang di hadapannya.
"Sa...saya saya anu tante saya Ratu, temennya Raja." Ratu semakin menundukkan kepalanya.
"Kenapa nunduk terus?? Di bawah nggak ada uang kok, bunda nggak menarik buat dilihat ya??" Tanya Astrid -Bunda Raja-
"Ehh maaf tante kalo Ratu nggak sopan." Ratu jadi serba salah gitu.
"Ratu?? Pacarnya Raja??!!" Astrid malah bersorak senang.
"Eh tante Ratu cuma temennya Raja kok." -Ratu-
"Haahhh?? Yaahh padahal bunda kira kamu pacarnya Raja, abisan Raja dan Ratu, udah namanya cocok ihhh orangnya nambah plus deh, cantik ama cakep jadinya klop gitu." Astrid heboh sendiri.
"Hehe tante bisa aja." Ratu menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebenarnya dalam hati ia senang dan ingin berjingkrak gembira tapi ia tahan karna malu, jaim lah depan camer hahayyy sa aeee lu 😂
"Oh ya kamu jangan panggil tante ya, panggil bunda aja, biasanya temen-temen cowok Raja juga manggilnya bunda, dan kamu cewek pertama yang Raja ajak ke rumah lohh, uhhh bunda bangga. Sebenernya ya bunda udah khawatir gitu kalo Raja nggak suka sama cewek, ehh ternyata dia milihnya yang kayak gini mana ada lagi ya kan." Astrid terus saja heboh.
"Bundaaa kok Ratunya di tahan disini sih, Mbak udah aus nunggu ampe lama banget tau nggak." Anin datang dengan kesal.
"Eh kamu juga kenal sama Ratu??" Astrid heran.
"Iya lah kenal orang dia barusan aja yang nolongin waktu di bus." -Anin-
"Emangnya mobil kamu kemana?? Kok naik bus??" -Astrid-
"Mogok bun, Anin tinggal di jalan sama mang ujangnya." Anin menyengir sambil mencomot kue di meja.
"Ih tangan kamu tuh ya nakal banget, bunda tuh lagi bikin yang spesial buat Raja, besok kan dia ultah, jadi malam ini kita bikin kejutan buat Raja yaa. Clara juga ikutan loh, sekarang dia lagi beli kado." Astrid berkata dengan semangat.
"Ahh iya Anin lupa bun, besok kan tanggal 1 September tanggal lahir Raja, cie si Raja udah 18 tahun aja." Anin girang.
"Hah beneran besok tanggal 1??" Ratu tanpa sadar menimpali.
"Bener ko Ratu, kenapa emangnya??" Anin bingung.
Ratu tersenyum dan memberikan kartu pelajarnya kepada Anin. Awalnya Anin bingung, namun setelah melihat tanggal lahir Ratu ia malah tertawa girang.
"Aaaahhhh bundaaa Raja udah dapet jodoh, mereka tanggal lahirnya samaa!!! Taunnya beda siihh." Anin berteriak histeris.
"Apaan si kak Anin bisa aja, Ratu terlalu buluk buat Raja, gapantes banget." Ratu merendah dan mengambil kembali kartu pelajarnya.
Dalam hati sebenarnya Ratu senang bukan main, tapi ia menutupinya karna malu, ingin rasanya Ratu berjoget dan lompat - lompat girang, tapi ini bukan tempatnya.
"Ratu jangan merendah, bunda yakin walaupun baru bertemu dengan Ratu, pasti kamu anak baik-baik kok." Astrid tersenyum dan mengelus kepala Ratu dengan sayang.
Tanpa sadar Ratu menangis, ia teringat mama nya yang sangat sibuk dan jarang sekali memperhatikannya, memberikannya kasih sayang. Dimata kedua orang tua Ratu hanya uang yang membuat mereka bahagia, sampai mereka lupa ada seorang anak yang mendambakan kasih sayang mereka.
"Loh Ratu kenapa nangis?" Astrid terkejut.
Ratu menggelengkan kepalanya. "Enggak papa bun, Ratu cuman kangen sama mama." Ratu menghapus air matanya dan kembali tersenyum.
"Mama kamu kemana sayang??" Bunda menggiring Ratu yang sedari tadi berdiri, untuk duduk.
"Mama selalu sibuk sama papa, mereka selalu pergi ke luar negri, bisnis mereka sukses. Tapi mereka sampe lupa punya Ratu yang kangen banget." Ratu menerawang. "Setiap weekend Ratu selalu nunggu mereka pulang, tapi mereka hanya pulang 2-3 bulan sekali dan itu pun hanya hitungan jam, mereka balik lagi. Dan Ratu ditinggal sama si embak." Ratu melirik Astrid dengan malu.
"Maafin Ratu bunda, Ratu udah curhat nggak penting disini. Hemmm kalo gitu Ratu pamit yah, udah sore." Ratu melirik jam yang melingkar d pergelangan tangannya.
"Ratu mending nginep sini deh ya, kita kan mau bikin kejutan buat Raja nanti pas jam 12 malem." Anin memegang tangan Ratu dengan penuh harap.
"Tapi kak..." ucapan Ratu terpotong karna kedatangan Raja.
"Bun kuenya kayaknya enak banget deh." Raja memotong kuenya dengan semangat membuat semua orang yang berada disana syock.
"Gapapa tante biar nanti Ratu bantu bikinin." Ratu membisikan kepada Astrid.
"Yes kamu jadi nginep." Astrid tertawa senang.
"Kapan Ratu bisa kayak gini?? Mama papa selalu sibuk sama kerjaan mereka." Ratu tersenyum miris.
"Yuk kamu harus bersih bersih dulu, biar pake baju lama kak Anin, banyak kok yang seukuran kamu tinggal pilih aja." Anin menggandeng Ratu menuju kamarnya yang berada di atas.
"Bun itu si Ratu ngapain masih disini aja?? Betah banget." Raja berkata sinis.
"Dia kan mau nginep disini, hitung-hitung ucapan terimakasih kakak kamu buat dia, dia anak baik namun sepertinya kekurangan kasih sayang, bunda bisa melihat itu." Astrid iba kepada Ratu.
"Kedok aja mungkin." Raja cuek.
"Bilang aja kalo suka nggak usah malu." Astrid terkekeh geli.
"Apaan sih bun, Ratu manja bukan tipe Raja." -Raja-
"Kamu akan kemakan omongan kamu sendiri Ja, jangan salahin bunda kalo kamu nanti suka sama Ratu, tapi Ratunya udah sama yang lain." Astrid tertawa.
"Dia emang udah deket sama Raffael." Raja pergi meninggalkan Astrid.
Astrid menggelengkan kepalanya dengan senyuman.
"Biar semua mengalir seperti air." Gumam Astrid.
See you all nex chapter 😁😁
![](https://img.wattpad.com/cover/166380173-288-k574197.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Ratu
Genç KurguBerawal dari pertemuan yang tidak direncanakan, lalu berlanjut menjadi sebuah kisah, sebuah cinta, akankah sad ending or happy ending?? Cerita ini hanya karangan penulis jika ada kesamaan apapun itu murni faktor ketidaksengajaan.