Ratu menjalani hidupnya dengan monoton, bukan karna lebay bukan sama sekali, tapi ia merasa lelah dengan kenyataan bahwa tak pernah ada yang menyayanginya dengan tulus, sejak kecil ia selalu menghabiskan waktunya sendiri, tapi kehadiran Raffa membuatnya senang namun sama saja Raffa pun sibuk dengan sekolahnya.
Tantenya Miranda pun sayangnya sedang ke Singapur karna penyakitnya, sekarang mereka tak sedekat dulu lagi. Karna Ratu pun juga tak mengetahuinya, Raffa pun yang notabenya anaknya pun baru mengetahuinya hari ini, karna kondisinya semakin memburuk, rencananya Raffa akan berangkat menyusul.
"Gue minta maaf Ratu, maafin ini semua salah gue yang bodoh karna udah nyakitin loe." Raja datang dan bersimpuh didepan Ratu yang duduk menatap lurus di balkon kamarnya.
"....." Ratu hanya terdiam seperti tak mendengarnya.
"Raja ini cuma milik kamu Ratu, nggak ada yang lain." Raja memegang tangan Ratu.
"......" Ratu tetap dalam diamnya.
"Gue mohon Ratu loe harus kembali jadi Ratu yang pertama kali gue kenal jangan gini Rat, gue mohon." Raja meneteskan air matanya dengan kalut.
BRAKKKK!!!!
Pintu terbuka menampakkan kedua orang tua Ratu yang mendekati putrinya.
"Ratu sayang." Sang mama mengusap kepala putrinya.
"....." Tak ada jawaban apapun dari bibir Ratu.
"Maafin saya tante, karna saya Ratu seperti ini." Raja menunduk.
"Apa yang kamu lakuin sama anak saya??!!" Papa Ratu menarik Raja untuk berdiri dan menarik kerah baju nya Raja.
"Lepasin Raja om." Raffa muncul bersama mba inem dan teman temannya.
"Apa maksud kamu Raffa??" Pak Adrian papa Ratu bingung.
"Bukan Raja yang salah om, tapi kalian." Raffa menunjuk om dan tantenya.
"Apa salah kami??" Mama Ratu bersuara.
"Kalian yang selalu sibuk setiap kali Ratu ingin bersama kalian, kalian selalu egois saat Ratu meminta sedikit waktu kalian, apa kalian sadar semua itu, sejak kecil Ratu selalu menghabiskan waktunya sendiri, apa kalian sadar yang kalian lakukan itu merusak pertumbuhan Ratu, bahkan sekarang pun sama saja. Jadi jangan salahkan jika Ratu ingin memiliki dunianya sendiri sekarang, Ratu depresi pastinya kalian puas kan??!!!" Raffa menceritakan apa yang selama ini Ratu rasakan, memang Raffa adalah teman curhat Ratu 3 tahun belakangan sejak Raffa bersama Ratu.
Papa dan mamanya Ratu terdiam mereka menyadari kata kata Raffael benar adanya, mereka merenung memikirkan keegoisannya selama ini.
"Maafin mama sayang." Lidia memeluk putrinya dengan isak tangis.
"Papa juga salah sayang, maafin kami." Mereka menangis dengan memeluk putri mereka, namun yang dipeluk masih diam tanpa berkata lagi.
"Pah sebaiknya kita bawa Ratu ke dokter." Lidia mengusap rambut putrinya.
"Ayo ma cepetan papa nggak mau Ratu kita seperti ini."Adrian menggendong Ratu.
"Mama gak sadar pa ternyata putri kecil kita sudah remaja."
"Iya ma kita sudah melewatkan banyak hal, dari mulai Ratu kita kecil hingga sekarang." Lidia mengusap kepala putrinya.
Sesampainya di mobil, mereka langsung melaju menuju dokter keluarganya.
Dalam perjalanan mereka terdiam memikirkan segala hal, tentang keegoisan mereka ketidak hadirannya di masa pertumbuhan Ratu serta kesibukannya yang selalu mengejar karir dan materi tanpa memperdulikan ada seorang anak yang sangat mendambakan kasih sayang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Ratu
Fiksi RemajaBerawal dari pertemuan yang tidak direncanakan, lalu berlanjut menjadi sebuah kisah, sebuah cinta, akankah sad ending or happy ending?? Cerita ini hanya karangan penulis jika ada kesamaan apapun itu murni faktor ketidaksengajaan.