Perpisahan

1K 17 5
                                        

"Mama...." Ratu berteriak dengan membawa buku rapornya.

"Iya sayang, maaf ya mama gak sempet ke sekolah tadi ada masalah sedikit, maaf bangeet yaaa sayang mama...."

"Gapapa ma Ratu ngerti kok, ini buat mama sama papa." Ratu menyerahkan buku rapornya.

Lidia membuka dan melihatnya dengan tersenyum lebar. "Kamu memang kebanggaan mama sama papa, nilai kamu bagus semua mama bangga sama kamu." Lidia memeluk putrinya.

"Ini semua berkat mama sama papa yang mau bantu Ratu sampai sembuh, kalo bukan karna kalian Ratu nggak tau apa Ratu masih bisa berdiri disini." Ratu mempererat pelukannya.

"Mama sayang Ratu." Lidia mengecup puncak kepala Ratu.

"Ratu juga sayang mama." Ratu mengecup pipi kanan Lidia.

Mereka tersenyum dengan bahagia, Lidia baru menyadari bahwa melihat senyuman putrinya bisa membuatnya sangat bahagia.

"Papa akan pulang sayang, kita liburan ke Bali sama temen temen kamu juga." Lidia antusias.

"Really?? kapan?" Ratu sangat semangat.

"Minggu depan ya, kamu sabar sayang papa masih ada kerjaan yang harus di selesaikan, mama udah ajak semua temen kamu." Lidia tersenyum dan mengusap rambut Ratu dengan sayang.

"Iya ma Ratu ngerti kok, Ratu berterimakasih karna mama udah gk sibuk lagi, Ratu sayang mama." Ratu kembali memeluk sang mama.

"Mama juga sayang kamu."

***

"Ja loe udah bilang belom ke Ratu soal loe mau ngelanjutin study loe ke Jerman??" Reyhan merangkul bahu Raja.

"Gue belom ada keberanian Rey." Raja menyugar rambutnya.

"Loe bakal nyesel kalo sampe Ratu tau dari mulut orang lain dan bukan dari loe." Raffa menepuk bahu Raja pelan.

"Gue bingung." Raja mengacak rambutnya.

"Ratu gak bakal suka kalo loe pergi deh." Riki menimpali.

Mereka sudah akrab karna Riki juga mudah bergaul, kini mereka sedang berada di cafe biasa tempat nongkrong bersama keempat cewek cerewet yang belum datang.

"Iya Ki gue tau, tapi gue berat banget buat bilang sama Ratu, apa gue batalin aja ya??" Raja meminta saran.

"Apa yang dibatalin??" Ratu dkk sudah berdiri dibelakang mereka.

"Nggak ada sayang." Raja membawa Ratu duduk di sofa sebelahnya.

"Udah pesen??" Mara bertanya.

"Raja udah pesen makanan ringan, kalo mau yang berat pesen lagi aja." Reyhan menjawab.

"Ohh..." Mara mengangguk dan terdiam, ia agak canggung dekat dengan Reyhan yang acuh dan seakan tak peduli.

"Gueke toilet sebentar ya." Amel bersuara.

"Ok..." Mereka serempak.

"Ehh abis ini nonton yuuk ada film bagus, yaaahh mau semuanya ok titik gak ada penolakan." Itu suara Cempreng Clara.

"Ogaaahhh!!!" Mereka berseru kompak, lalu tertawa bersama.

"Pada jahat bangeet siihhh, paduan suara mulu." Clara memanyunkan bibirnya.

"Ajakin Riki deh pasti mau." Ratu menyenggol lengan Riki yang berada di sebelahnya.

"Ehhh??" Riki bingung.

"Apaan siihh." Clara merah padam.

"Ehemm ada yang gak peka niihh." Reyhan mengerti kode dari Ratu, namun ia sendiri tak sadar ada Amara yang terus memberinya kode.

Raja dan RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang