Kesalahan Raffa

1.1K 34 3
                                    

Seperti biasanya Ratu menarik-narik Raffa untuk segera bergegas berangkat.

"Raffa lelet kek siput ihhh ngeselin bangeet cepeetaaan Ratu udah telaat ihh." Ratu kesal menatap Raffa yang santai-santai saja memakan sarapannya tanpa terganggu oleh Ratu.

"Raffa budeekkkkk. Ngeseliin..." Ratu menghentakkna kakinya dan pergi begitu saja.

"Pokonya Ratu pergi sendiri." Ratu mengambil salah satu kunci mobil dan pergi begitu saja.

"Eh nona Ratu mau kemana??" Riki menunduk sopan.

"Eh Riki btw loe udah bisa berangkat sekolah besok, ntar Raffa yang bawain seragam." Ratu berlalu meninggalkan Riki.

Riki tersenyum mengagumi kebaikan Ratu, entah apa yang ada dalam hatinya tapi dadanya bergemuruh hebat.

Disisi lain Raffa melotot kaget, Ratu!!! Ia segera melompat begitu saja, namun terlambat, BMW Z4 merah milik Ratu hadiah ultah ke 16 memang orang tua Ratu tidak memikirkan keselamatan anaknya, sudah melaju melewati gerbang.

"Sial Ratu nekat kenapa gue nya bego." Raffa segera melajukan mobil nya untuk mengejar Ratu.

Ratu memang sudah bisa menyetir dengan baik tapi ini jalanan bebas bukan lagi arena latihan, pasti ada polisi atau bahaya lain yang sedang mengintainya. Naas mobilnya tertinggal jauh oleh mobil milik Ratu.

"Astagaaa siaaalll!!!!!"Raffa terus saja mengumpat sepanjang perjalanan.

Di tempat lain Ratu sudah sampai ke sekolah dengan anggun ia membuka pintu mobil dan menguncinya. Semua mata memandang, Ratu tak menghiraukan bisikan dari anak perempuan entah itu kakak kelasnya atau siapapun ia cuek.

"Abis ditidurin om om tuh punya mobil segala, eh apa jangan jangan dia simpenannya om om. Ihh gatau malu bangeet." Itu Resya dkk yang sangat rese selalu saja berkomentar ini itu geng tidak berfaedah yang selalu saja membully adik kelas.

Kuping Ratu terasa panas namun ia tak mau merusak moodnya karna manusia tak berguna seperti mereka, masa bodo dengan mereka, ini hidupnya dan dia yang menentukannya.

"Ratuuu!!!" Itu suara cempreng Clara.

"Iya bawell!!" Ratu menoel hidung Clara.

"Heeem bareng ke kelas yuk." Clara menggandeng tangan Ratu.

"Iyaa." Ratu tersenyum.

"Ihh deketin adeknya biar bisa dapet kakaknya tuhh gatau malu." Bisikan bisikan menyakitkan dari kakak kelas sungguh mengganggu hati Ratu dan Clara tak terima ingin melabraknya.

"Enggak Cla cukup kita dengerin, dia cape dia bakal berenti sendiri selo aja, kita gak minta makan sama dia ini." Ratu menggandeng tangan Clarab untuk menjauh.

"Hati loe terlalu baik Rat, gue salut si sebagai temen loe, loe itu gak gampang kepancing orangnya, kalem gituu." -Clara-

"Kalem kalem gue tenggelem donk ada ada aja Cla." Ratu menggeleng.

"Ya terserah loe deh." Clara menarik tangan Ratu untuk lebih cepat berjalan.

"Elahh tangan pake ditarik tarik segala kek koper aja." -Ratu-

"Loe jalannya lama, biar cepet dikit gue tarik deh kan guenya mau curhat dikit Ratuu!!" Cpara gemas.

"Iya iya." Ratu mempercepat langkahnya.

"Gituuhh donk kan cepet sampenya." Clara tersenyum puas.

"Ratu duduk sini dulu." Clara menarik Ratu untuk duduk di depan bangkunya.

"Apa." Ratu menopang dagunya.

"Gini loh, gue tuh kesel banget sama si kutu kupret Rayhan dia tuh cowok mulutnya lemes bener, dia tuh udah kayak kompor meledak tau gak sih, kerjaannya bikin orang kesel doank." Clara terus saja mengoceh tak jelas mnceritakan Rayhan sedangkan Ratu hanya bisa memperhatiknya.

Raja dan RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang