Ratu tersadar dan menghela nafasnya kasar, ia mengenalinya ini ruangan UKS ia pernah kesini sebelumnya, ia pasti pingsan pikirnya.
"Loe udah sadar." Raja mengusap keningnya Ratu. "Udah gak pusing lagi kan??" Lanjutnya.
"Enggak terlalu sih." Ratu tersenyum manis.
"Jaga kesehatan Rat, loe demen banget sih kalo pingsan depan gue." Raja mencubit pipi Ratu.
"Ihh apaan si maaf deh." Ratu cemberut sembari membetulkan rambutnya yang memang sudah acak acakan sebelumnya.
"Iya iyaa..." Raja menoel hidung Ratu.
Blush, pipi Ratu merah dan jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Ia bangun dan terus memperhatikan wajah Raja yang menurutnya sangat menarik untuk dilihat.
"Nih minum dulu, tadi gue suruh anak PMR buat bikinin." Raja menyerahkan secangkir teh manis hangat.
"Makasih Raja baik banget." Ratu tersenyum dan meminum teh nya hingga setengah.
"Iya sama sama asal loe janji gak bakal pingsan depan gue lagi atau jangan pernah sama sekali pingsan lagi. Janji yaaa." Raja mengusap kepala Ratu.
"Emangnya pingsan bisa gitu di atur kapan boleh dan gak nya?? Raja aneh deh." Ratu kesal.
"Cieeee yang PDKT serasa dunia milik berdua yang laen di buang ke kali." Itu suara ketiga temannya, siapa lagi kalau bukan Amel, Mara dan Clara.
"Apan sih kalian gajelas banget." Pipi Ratu merah semerah merahnya.
"Yang salting deh deket gebetan." Rayhan menyenggol bahu Raja.
"Gajelas." Raja menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ja anak orang tuh jangan dibaperin mulu kesian kalo nggak ada kejelasan, resmiin dulu." Rayhan terus saja menggoda Raja.
"Serah." Raja cuek.
"Raffa diem aja kenapa??" Ratu memperhatikan sepupunya itu.
"Iya nih si mulut comberan tumben diem." Rayhan mendekati sahabatnya.
"Gak ada." Raffa menghampiri Ratu dan menggendongnya.
"Raffa!!!! Ngapaiin mau bawa Ratu kemana!!" Ratu berteriak begitu kencang.
Belum ada yang tau Raffael sepupunya Ratu, dan semoga Ratu gak bocorikan kepada teman temannya. Ia ingin melihat seberapa seriusnya Raja kepada Ratu, ia tak ingin sepupunya tersakiti. Sudah cukup kesalahan om dan tantenya mengubah Ratu menjadi Ratu yang keras kepala dan tak mau mendengarkan orang lain.
Sedangkan ditempatnya Raja menatap kepergian Ratu dan Raffael dengan ekspresi biasa saja, namun di dalam hati kecilnya ia kesal dan bertanya tanya apa sebenarnya hubungan mereka.
"Ada yang cemburu nihh, lagian jangan suka sama cewek orang Ja, apalagi punya sahabat sendiri." Rayhan ini memang seperti kompor meledak.
"Kak Ray kompor komporin mulu ihh dari tadi, kak Raja jangan percaya sama dia, dia kan orangnya kalo ngomong kebanyakan hoaxnya dari pada faktanya." Clara mencibir Rayhan.
Memang Rayhan dan Raffael sering main ke rumahnya untuk bertemu Raja.
"Clara kalo ngomong kek cabe malah, PEDES!!!" Rayhan mencubit hidung Clara yang mancung.
"Dasar aneh semuanya nyebelin ayo kak Raja kita pergi, yuk Mel Ra." Clara mengajak kakaknya beserta kedua temannya untuk pergi meninggalkan Rayhan.
"Kalian tega bener sih napa!!!" Rayhan marah marah dan itu sangat lucu menurut Clara.
"R.A.S.A.I.N.". Clara berbicara tanpa suara dan menjulurkan lidahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Ratu
Fiksi RemajaBerawal dari pertemuan yang tidak direncanakan, lalu berlanjut menjadi sebuah kisah, sebuah cinta, akankah sad ending or happy ending?? Cerita ini hanya karangan penulis jika ada kesamaan apapun itu murni faktor ketidaksengajaan.