Pagi ini mereka sudah berkumpul di tepi pantai Kuta untuk sekedar berenang dan bermain pasir, Raja terlihat membawa bola untuk volly pantai membuat para perempuan bersorak senang.
"Asiiikk volly pantai, kita atur teamnya ya." Itu suara cempreng Clara.
"Oke dalam permainan ini gak akan ada peraturan ya semuanya kita bebas untuk teamnya gue, Clara Ratu dan Riki, Reyhan Amara Amel dan Raffa, Oke guys selamat bermain." Itu suara Raja mengintruksi.
Semua bergembira tanpa terkecuali, permainan dilakukan dengan saling curang curangan, Ratu melempar bola dan mengenai kepala Reyhan membuatnya mengaduh memegangi kepalanya yang puyeng, bukannya menolong mereka semua malah menertawakannya.
"Udah siang nih lapeer makan dulu yuk." Itu suara Ratu.
"Tega banget si Ratu bukannya minta maaf malah ngajak makan tanpa rasa bersalah." Reyhan memasang wajah melasnya.
"Emanknya kenapa kak Rey?? gitu aja lebay banget sih, yuk ahh jangan manja mending makan biar kenyang." Ratu menarik tangan Reyhan.
"Elah Ja loe kecintaan banget ama si Ratu, nggak ada manis manisnya, liat donk Amara gue yang sweet banget." Reyhan memuji pujaan hatinya.
"Najis Mara loe suka sama nie orang darimananya sumpah gak ada bagus bagusnya, jijik gue Rey lama lama temenan ama loe." Itu suara Raffael yang terdengar jijik dan pura pura muntah.
"Cinta kan nggak perlu alasan, gimana pun juga dia cintanya gue." Amara mencubit kedua pipi Reyhan dengan gemas dan tertawa.
"Sweet banget siihh mmmm..." Reyhan dengan lebay memeluk Amara dari samping membuat mereka tertawa terbahak bahak secara bersamaan.
Selesai dengan kelebayan Reyhan mereka semua makan dan minum di pinggir pantai dengan bercanda riang. Di tepi pantai Raja duduk sendiri ia bingung memikirkan bagaimana caranya memberitahu Ratu tentang kepergiannya ke Jerman untuk melanjutkan studynya.
"Loe kenapa Ja kayak orang linglung tau gak??" Itu suara Raffaelyang entah kapan sudah ada disampingnya.
Raja menengok sebentar lalu menggelengkan kepalanya. "Gue bingung harus gimana ngasih tau Ratu." Raja mengacak rambutnya frustasi.
Dari kejauhan Ratu melihat Raja dan Raffa hendak menghampirinya semakin dekat semakin dekat hingga Raffa berbicara yang membuatnya seperti kehilangan pijakannya pada tanah.
"Soal kepergian loe ke Jerman untuk kuliah??" Raffael merangkul bahu Raja. "Loe bicara baik baik Ja gue yakin Ratu pasti ngerti." Sambung Raffael.
"Raja mau ke Jerman?? mau ninggalin Ratu??" Ratu sudah berlinang air mata, mendengar suara Ratu Raja langsung berbalik dan berdiri menghampiri Ratu dengan tergesa.
"Stop!!" Ratu melayangkan tangannya di udara. "Kenapa harus ada perpisahan?? Aku gak sanggup buat LDR." Ratu mundur selangkah demi selangkah karna Raja tak mengindahkan perkataannya, dan terus mendekati Ratu.
"Ini masih rencana Ratu, ayah masih bisa merubah keputusannya." Raja mencoba meraih Ratu namun Ratu semakin memundurkan langkahnya dan berbalik untuk lari namun Raja berhasil menangkapnya dan memeluknya, dengan kesal Ratu memukul pelan dada Raja dengan kedua tangannya.
"Ratu mau marah atau pukul Raja silahkan Raja nggak akan ngelawan." Raja semakin mrngeratkan pelukannya.
"Lepaaass..." Ratu berontak.
"Sampai kapanpun aku gak akan ngelepasin kamu." Raja malah semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan Ratu hanya terdiam pasrah ia menikmati saat bersama Raja yang mungkin hanya tinggal sebentar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Ratu
Novela JuvenilBerawal dari pertemuan yang tidak direncanakan, lalu berlanjut menjadi sebuah kisah, sebuah cinta, akankah sad ending or happy ending?? Cerita ini hanya karangan penulis jika ada kesamaan apapun itu murni faktor ketidaksengajaan.