Pagi ini Ratu sudah siap berangkat sekolah, tas sudah ia gendong dan kunci mobil sudah ia pegang. Sejak kemarin Ratu mogok ngomong dengan sepupunya itu dan Raffa pasrah dengan itu semua.
"Riki!!" Seru Ratu kencang dan menuruni tangga untuk menghampiri Riki.
"Iya nona Ratu." Riki menunduk sopan.
"Elaahh nunduk segala kek gue Ratu beneran, eh iya udah dapet seragam aja." Ratu memperhatikan Riki.
"Iya nona dari den Raffa." Riki tersenyum sopan.
"Ohhh.." Ratu menggut manggut.
"Eh iyaa bentar tunggu sini." Ratu naik lagi untuk ke kamarnya.
"Ini udah ada buku, alat tulisnya juga, kalo ada yang kurang bilang Raffa aja." Ratu menyerahkan tas berwarna biru tua kepada Riki, ia sempat membelinya kemarin karna teringat Riki akan sekolah.
"Makasiiihh bangeett nonaaa.." Riki semakin menundukkan kepalanya.
"Iya sama sama, duluan ya." Ratu melangkah pergi menuju dapur.
Ia melihat Raffa sedang sarapan, Ratu acuh ia duduk lalu mengambil selembar roti dan mengolesi selai ke rotinya lalu dengan santai ia memakannya. Setelah selesai dengan ritual sarapannya ia melenggang pergi tanpa melihat sepupunya, Raffa kesal karna diacuhkan namun mau bagaimana lagi, tak mungkin ia bisa meluluhkan kekeraskepalaan Ratu.
"Mau bareng??" Ratu kembali berpapasan dengan Riki di pintu depan.
"Nggak usah nona saya bisa naik angkot." Riki sopan.
"Irit ongkos bareng aja kan se arah." Ucap Ratu final.
"Iya nona baik." Riki menunduk, sepertinya itu kebiasaannya.
"Kenapa nunduk terus?? Banyak uang di lantai??" Ratu terkekeh pelan dan melangkah pergi begitu saja.
Riki mengekor, diam diam ia mengagumi majikannya itu namun ia sadar diri ia siapa dan Ratu itu siapa.
"Depan aja gapapa." Ratu mengerti melihat sikap Riki yang bingung, menurut ia duduk di samping Ratu.
"Gue sih belom punya SIM jadi mata loe waspada ya takut ada polisi." Ratu memperingatkan.
"Iya nona." Riki mengangguk sopan.
"Eh tunggu bentar loe udah punya ktp kan??"
"Iya."
"Bisa nyetir gak??"
"Di kampung saya suka nyetir mobil kolbak buat angkut sayuran ke pasar."
"Udah ada SIM??"
"Belum."
"Oke pulang sekolah loe buat SIM."
"Iya"
"Fix oke, jadi supir pribadi gue ke sekolah." Ratu tepuk tangan girang.
Mobil melaju begitu saja meninggalkan Raffa dengan wajah cemasnya.
Di sekolah sudah ramai dengan murid dan guru karna Ratu berangkat hampir bel masuk sekolah, Ratu turun dari mobilnya diikuti Riki
"Kak Ray!!" Panggil Ratu melihat Reyhan berjalan didepannya.
"Iya Ratu yang cantik ada apa manggil." Rayhan mengedipkan sebelah matanya.
"Genit!! Gini loh ini kenalin dulu Riki, temen aku." Ratu menunjuk Riki.
"Rayhan anak paling keren dan dikerubutin cewek cewek." Rayhan mengulurkan tangannya.
"Riki." Riki tersenyum sopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Ratu
Novela JuvenilBerawal dari pertemuan yang tidak direncanakan, lalu berlanjut menjadi sebuah kisah, sebuah cinta, akankah sad ending or happy ending?? Cerita ini hanya karangan penulis jika ada kesamaan apapun itu murni faktor ketidaksengajaan.