My Hero

1.3K 49 3
                                    

"Raja??!!" Mata Ratu melotot seperti ingin keluar dari tempatnya, Ia tak bisa menoleh kemana pun rasanya urat-urat Ratu kaku.

"Apa cumi??" Raja mengacak rambut Clara.

"Makan kuy tenang udah dibayarin Ratu." Clara menyengir.

"Ratu?? Kamu kemana aja sihh aku khawatir nyariin kamu, hp kamu gak aktif om sama tante pulang mereka marahin Raffa gara-gara Ratu ilang." Raffael sudah duduk berhadapan dengan Ratu sembari memegang kedua tangan Ratu.

"Terus kemana mereka sekarang??" Ratu mengangkat sebelah alisnya.

"Mereka ke Jepang tadi pagi-pagi banget, katanya kalo kamu mau apa-apa telpon aja nanti dibeliin." Raffael tersenyum.

"Udah Ratu duga, mana pernah mereka perduli dengan tulus,  yang ada dipikiran mereka cuma uang uang dan uang, mereka selalu mikir kalo gue tuh gak butuh kasih sayang mereka, gue cuma butuh uang." Ratu menangis dan pergi meninggalkan mereka semua.

Atap sekolah adalah satu-satunya tempat Ratu menangis dan menumpahkan semua kekecewaannya.

"Kapan mama mau peluk Ratu, kapan papa main bareng Ratu kapan kalian punya waktu buat anak kalian ini. Ratu sedih pa Ratu kecewa ma, kenapa kalian gak adil. Apa harus Ratu mati agar kalian sadar??" Ratu meringkuk memeluk dirinya sendiri, ia tak peduli jika seragamnya kotor atau apapun.

Tanpa Ratu sadari ada orang yang sedari tadi mengikutinya, dia berdiri dengan menyandarkan punggungnya didepan pintu. Ya dia Raja orangnya, merasa khawatir dengan keadaan Ratu yang menangis saat pergi jadi ia memutuskan untuk mengikutinya sampai disini.

"Udah puas nangisnya?? Atau perlu bahu gue Raja berjongkok dan menepuk bahunya.

Ratu melonjak kaget dan langsung menghapus air matanya dengan panik. "Ratu gapapa kok, cuma kelilipan tadi." Ratu tersenyum paksa.

"Udah jangan malu nangis aja." Raja menarik kepala Ratu ke bahunya.

Tanpa bisa ditahan Ratu menangis kembali. "Mama papa gapernah ada waktu, mereka sibuk sama dunia mereka sendiri. Kapan mereka ada waktu buat Ratu, kadang Ratu ngerasa bukan anak mereka."

Mereka duduk dan menyandarkan punggungnya dengan kaki yang selonjoran. Ratu tertidur di bahu Raja, melihat itu Raja hanya bisa tersenyu,  tangannnya terulur untuk menghapua jejak-jejak air mata di pipi Ratu.

"Gue emang gak bisa rasain apa yang loe rasain, tapi gue yakin loe sangat terpuruk dan rapuh saat ini." Raja mengusap lembut rambut Ratu, membuatnya seperti di buay dan semakin tertidur pulas.

Pacaran disini mereka.. Dasar gak mikir apa kalo ada guru gimana...  Peak otak mereka gak bakal sampe... Ehh kedong dong mana mau guru ke atap sekolah yang kotor kek gini...  Itu suara ribut teman-teman Raja dan Ratu.

"Oee ngapain Ratu loe??" Raffael maju selangkah.

"Stttt jangan berisik Ratu tidur, kasian kayaknya semalem dia gak tidur gara-gara nyiapin surprise buat gue." Raja menahan pergerakan Raffael.

"Iya setelah selesai bikin surprise buat kak Aja, Ratu nggak bisa tidur dan malah buatin ini buat kakak, kebetulan kak anin lagi suka nyulam." Clara memberikan saputangan kecil bertuliskan HBD RAJA.

Raja tersenyum penuh arti, ia menggendong Ratu dengan hati hati Raja menganggapnya bagai kaca yang akan pecah saat ia terjatuh.

Semua yang dilewati Raja terpelongo, teman-temannya, orang di lorong sekolah sampai tempat parkiran pun masih sama. Mereka semua berbisik yang tidak-tidak soal Ratu, dan Raja mendengar itu namun karna melihat tidur Ratu yang pulas ia kasihan jika harus mengomel dan sampai membangunkannya.

Raja dan RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang