Jam delapan pagi di kediaman Shion dan Ran. Terlihat Shion baru saja bangun tidur. Habis solat subuh tadi dia tidur lagi.
"Ran!!" panggil Shion seraya berteriak.
Namun tidak ada jawaban dari Ran.
"Ran!!" Shion memanggil untuk yang kedua kalinya. Kali ini sambil mencari Ran di segala sudut rumah. Bahkan sampai ke kolong meja.
Tiba - tiba, Shion mendengar suara seseorang sedang berbicara. Seperti berbicara di telepon.
"Iya, nanti aku usahain dateng," katanya.
"Janji, ya? Jangan lupa, loh."
"Iya, iya. Emangnya ada apa sih, kak? Tumben ngajak ketemuan," kata Ran.
"Nggak ada apa - apa, sih. Cuma kangen aja sama adek kelas ku."
"Kangen? Hahaha ... alasan macam apa itu?" Ran terkekeh mendengar jawaban seseorang di seberang telepon.
"Beneran, aku kangen."
"Hahaha ... inget ya, kak, aku udah bersuami,"
Tiba - tiba, tangan seorang pria melingkar di pinggang Ran. Siapa lagi kalau bukan Shion. Dan ternyata Shion menguping pembicaraan Ran dan Tony.
"Kamu lagi apa, Ran?"
"Aku lagi-- AAAA...!! AYAM! Shion!!" Ran terkejut saat tiba pelukan Shion bertambah erat. Bahkan Ran sulit bernapas.
"Kamu kenapa, Ran?! Kamu diapain sama suami kamu?!"
Yaelah, nggak usah nge - gas kali,-
"Nggapapa, kak. Ini loh, Shion usil."
"Kangen ..." bisik Shion di telinga Ran dengan suara berat dan sexy (?)
Perempatan imajiner muncul di dahi Ra , "Mmm ... udah dulu, ya, Kak. Aku sibuk mau ngurusin Shion. Padahal Shion udah kurus, sih. Hehe. Daaah," kata Ran sambil memutus sambungan telepon.
Kini Ran berbalik menghadap Shion.
"Kamu belum mandi, ya? Ih, Shion! Kamu 'kan ada meeting jam sembilan nanti," Ran memarahi Shion.
"Hmm .." Shion menjawab dengan malas.
"Kamu ceritanya pengin aku cepet - cepet pergi meeting biar kamu bisa keluar terus ketemuan sama orang yang nelepon tadi, ya?" tutur Shion to the point.
"Oh, maksudnya ketemuan sama kak Tony? Ya ampun, Sayang, kamu nggak usah cembokur gitu, deh. Dia itu kakak kelas aku pas SMP. Dia juga udah tahu kalau aku udah bersuami," jawab Ran.
"Bisa jadi dia masih suka sama kamu terus pengin ngerebut kamu dari aku," papar Shion.
"Enggak bakal. Kamu jangan ngelarang aku ketemuan sama kak Tony, ya. Soalnya kami udah lama nggak ketemu. Aku seneng banget bisa ketemu kak Tony lagi. Dia itu kakak kelas aku yang the best. Ijinin aku pergi, ya. Please ..." kata Ran memohon.
Shion menatap tajam, "Nggak!" tolak Shion.
"Yahh, kok gitu, sih? Sayang kamu jangan gitu, dong," Ran mengerucutkan bibirnya.
Kali ini Ran yang kekanak - kanakan.
"Sekali enggak tetap enggak!!" tegas Shion.
"Kenapa?"
"Aku nggak suka sama dia, Ran. Aku punya firasat buruk tentang dia," Shion berkata jujur.
"Ih, Shion mah gitu. Shion jahat sama aku, aku nggak suka itu!" Ran memukul dada bidang Shion berkali - kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔
Romance[SUDAH TERBIT] Lulus kuliah adalah hal paling melegakan yang Ran rasakan setelah empat tahun berjuang mati-matian. Ran meyadari bahwa ini belum seberapa. Ia masih harus mencari pekerjaan secepatnya di usianya yang menginjak 22 tahun. Semuanya baik-b...