Ran turun dari motor ojek online tepat didepan perusahaan Shion. Setelah membayar, Ran langsung masuk. Ran datang kesini bukan karena kemauannya, tapi karena perintah dari Shion. Tak lupa, Ran membawa makanan juga. Dia membawa satu lusin donat yang ia beli.
Tentang Shion. Sebenarnya semenjak kemarin Shion masih diam atas kejadian kemarin lusa. Ran sudah bertanya apakah Shion masih marah atau tidak. Tetapi, Shion malah menjawab 'begitulah'. Tentu saja Ran bingung dengan jawaban itu.
Dan tadi tiba - tiba saja Shion mengirim pesan dan menyuruh Ran datang ke perusahaannya. Seperti inilah pesannya.
Shion : Ran, ntar kamu kesini, ya. Agak siangan nggapapa. Jangan tanya "Ngapain." Pokoknya kamu kesini aja sendirian sama bawain donat ya. Thanks, makasih.
Shion : Oh, ya. Bawan jus juga. Nggak usah protes, aku haus :)
Ran : Hhh ... Iya, iya. Ntar aku kesana bawa donat sama jus. Sama-sama :')
Dari pesan yang Shion kirim, sudah jelas bahwa Shion sudah tidak marah lagi. Tapi, ntahlah. Shion kan labil.
Ran sudah sampai dan dia disambut sekretaris Shion. Oh, tenang saja. Sekretarisnya sudah tobat kok. Dia tidak akan mengejar - ngejar Shion lagi.
"Shionnya di dalam kan, mbak Lan?" tanya Ran.
"Iya, masuk aja. Lagipula kamu nggak perlu pake ijin segala, kan? Haha ..."
"Hehe .. kalau gitu aku masuk ya, mbak," Ran pun masuk ke ruangan Shion.
Ceklek
"Shion, aku dat--" ucapan Ran terhenti saat melihat seseorang yang duduk bersama Shion di sofa.
"K-kak Tony. Kok kakak bisa ..." Ran datang menghampiri Shion dan Tony. Dia pun duduk disebelah Shion dan meletakkan donat dan jus yang dibawanya di atas meja.
Tony yang bersamanya dan bersama Shion adalah Tony yang asli. Bukan Tony si plagiat. Lagian jadi orang kok suka plagiat. Melanggar hak cipta. Lho?
"Wah, wah, ini kejutan loh, Ran. Aku cuma denger berita kalau kamu menikah. Tapi aku nggak tau siapa yang menikahi kamu. Ternyata ..." Tony melirik Shion.
Shion hanya memutar kedua bola matanya.
"Tunggu, kalian udah saling kenal?" tanya Ran bingung.
"Ya, kita satu sekolah pas SMA, dek," jawab Tony yang membuat Shion mengernyitkan dahinya.
"Dek? Lo manggil bini gue 'dek'?" tanya Shion pada Tony.
"Emang napa? Jangan bilang lo cembokur sama gue gara - gara gue ini kenal lebih dulu sama Ran dan lebih deket sama Ran," Tony menaik - naikkan kedua alisnya.
"Deket gundulmu. Lebih deket gue lah. Secara gue kan suami-- loh, Ran, kok kamu makan donatnya sendirian nggak ajak - ajak aku," protes Shion.
"Habisnya kalian berdua ribut mulu, sih."
"Pffftt.." Tony menahan tawanya sehingga ia mendapatkan tatapan tajam dari Shion.
"Ran, aku mau bicara sesuatu yang penting sama kamu dan si curut ini." Shion melirik Tony.
Plakk
"Tentang apa?" tanya Ran.
"Tentang bau - bau pelakor," Tony yang menjawab pertanyaan Ran. Ran hampir tersedak teh yang diminumnya.
"Pelakor?"
"Kamu masih ingat sama foto kamu dan laki - laki itu yang aku tunjukin ke kamu?" Shion bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔
Romance[SUDAH TERBIT] Lulus kuliah adalah hal paling melegakan yang Ran rasakan setelah empat tahun berjuang mati-matian. Ran meyadari bahwa ini belum seberapa. Ia masih harus mencari pekerjaan secepatnya di usianya yang menginjak 22 tahun. Semuanya baik-b...