Hai ...
Saya kembali ...o(〃^▽^〃)o
Semoga suka dengan part ini ^,^
Happy reading!!______
______
"Yess, akhirnya aku akan jadi papa." Shion memeluk Ran erat di depan dokter yang baru saja memberi kabar bahagia untuk mereka.
"Makasih, ya, Dir. Gue mengandalkan Lo," ucap Shion pada dokter itu, Dokter Dira, teman Shion.
"Siap, gue akan selalu bantuin Lo," jawab Dira seraya mengacungkan ibu jarinya. "Jaga istri Lo baik - baik, ya. Jangan buat dia kebanyakan pikiran."
"Iya." Senyuman tak bisa lepas dari wajah tampan Shion.
_____
_____
"Aku bisa, kok. Kamu duduk aja, biar aku yang masak. Lagi pula aku tuh masih kuat berdiri, Shion," ucap Ran kepada Shion yang tengah sibuk membedakan merica dan ketumbar.
"Biar aku aja, aku juga bisa masak tau. Kamu jangan ngeremehin aku, deh. Nanti kalau masakanku udah jadi, aku jamin kamu bakal ketagihan terus nyuruh aku buat masakin lagi," jawab Shion panjang kali lebar sama dengan luas.
"Oh, ya. Kalau kamu bisa masak, kenapa daritadi cuma lihatin merica sama ketumbar terus. Jangan bilang kamu nggak tau yang mana merica dan yang mana ketumbar," goda Ran.
"A-aku tahu, kok. Merica tuh yang ini, kan." Shion menunjukkan sesuatu yang berada di tangannya.
"Emm ... sebenarnya aku nggak tega bilang ini, tapi itu ketumbar, Sayang."
"APA!!!!" Shion terkejut. Padahal dia yakin kalau yang ia tunjukkan kepada Ran adalah merica. Bagaimana seorang Shion bisa salah. Tapi, ya, namanya manusia pasti pernah berbuat salah, ya, kan.
"Tapi Shion, kamu kan cuma mau masak nasi goreng, tinggal haluskan bawang putih, bawang merah, garam, dan cabai. Kamu nggak perlu merica ataupun ketumbar." Ran menatap Shion dengan pandangan iba. Rasa kasihan tiba - tiba muncul di hatinya. Ternyata suaminya tidak bisa memasak :v wkwkwk.
"Tapi kan pake merica juga bisa, Say," Shion protes.
"Ya tapi kan ... ah, sudahlah." Ran takut dosa tapi pengin tertawa melihat tingkah Shion. "Aku sih terserah kamu aja mau gimana bumbunya. Yang penting kamu jangan lupa bahan utama untuk nasi goreng."
"Apa itu Ran?" Shion menatap Ran dengan sorot mata penuh pertanyaan.
"Nasi, lah. Ya, kali mau buat nasi goreng tapi pake mie. Kan aneh. Kamu ini gimana, masa kayak gitu aja nggak tau."
Tenggelamkan Shion.
Sekarang!!!Eh, tapi jangan, deng :v
Shion pun mulai memasak. Menurut Ran ketika Shion memasak, dia menjadi lebih tampan. Entah dari segimananya, hanya Ran yang bisa mengetahuinya.
Beberapa menit kemudian, masakan Shion sudah jadi dan sudah dihidangkan dengan cantik di meja makan.
Ran pun menyantap nasi goreng buatan Shion.
"Enak," ucap Ran seraya tersenyum.
"Eh, beneran!?" Shion tidak percaya. Ran pun menyuapi Shion dan ternyata benar. Enak!!!
"Ternyata ucapan kamu benar, ya. Hahaha," kata Ran.
"Kan tadi aku udah bilang." Shion berbangga diri.
Tiba - tiba ...
"KEJUTAN!!!!"
Shion tersedak air putih yang diminumnya, "Astaghfirullah .." Shion menyeka air putih, eh, air bening deng, yang membasahi mulutnya.
"Dasartemendanadeksomplaknggaktaudiriperusaksuasanadatangtakdiundangngapainkaliankesinitiba-tiba?" Shion berkata dengan satu tarikan napas.
Disana, di ruang makan tempat Shion dan Ran berada, telah berdiri beberapa orang, yaitu Tony, Jay, Reina, Dira, Arion, dan Kenzo.
#titik dua v
"Ya mau ngucapin selamat sama kakak ipar, lah. Ya, nggak Ken," Arion menatap Kenzo. Kenzo pun mengangguk.
"Selamat, ya, Kak/Ran," kata mereka bersamaan.
"Hehe, makasih, ya."
"Kok kalian bisa tau?" tanya Shion penasaran.
"Lo kira dokter yang Lo kunjungi tadi siapanya gue?" Tony menatap Shion malas. Sedangkan Arion, Kenzo, Jay, dan Reina, sudah asik makan nasi goreng buatan Shion.
"Jadi, Dira itu ..."
"Gue pacarnya Tony, Shi," jawab Dira.
"Kok Lo nggak ngasih tau gue, Dir."
"Ya gue nggak tau kalau kalian temenan," jawab Dira.
"Udah, deh, daripada banyak bicara mending makan dulu. Nasgornya kak Shion enak." Perkataan Kenzo disetujui oleh Tony dan Dira. Mereka pun makan malam bersama.
Selesai makan malam, orang tua Ran dan orang tua Shion pun datang dengan membawa banyak buah tangan. Dua mobil cuma penuh sama makanan.
Malam ini, Shion merasa sangat bahagia.
Begitupula yang lain.
Tbc
Segini aja dulu ..
Babai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔
Romansa[SUDAH TERBIT] Lulus kuliah adalah hal paling melegakan yang Ran rasakan setelah empat tahun berjuang mati-matian. Ran meyadari bahwa ini belum seberapa. Ia masih harus mencari pekerjaan secepatnya di usianya yang menginjak 22 tahun. Semuanya baik-b...