20 : Hah??

106K 4.7K 107
                                    

Hai, saya kembali menulis lagi ^^
Jangan kira cerita ini berhenti ditengah jalan.
Nggak!!
Cerita ini bakal lanjut sampai tamat kok.
Cuma nggak tau tamatnya kapan ^^'

Happy reading!!

~ ~ ~

Shion POV

Aku sedang berada di suatu tempat yang entah dimana aku pun tidak tahu. Yang jelas tempatnya indah, banyak pohon rindang disini, seperti di sebuah desa, udaranya sejuk, tetapi aku ... sendiri.

Aku sempat mencari Ran, tapi aku tidak menemukan dia. Aku pun bertanya - tanya pada diriku sendiri. Kapan aku kesini, bagaimana aku bisa berada disini, mengapa aku pergi ke tempat ini? Aku tidak ingat apapun.

Apa aku amnesia?

Jangan bercanda!!

Kepalaku tidak terbentur apapun, serius.

Tiba - tiba, aku melihat dua anak kecil sedang bermain bersama. Umur mereka sekitar empat atau lima tahun mungkin. Aku bahkan tidak tahu kalau mereka ada di sekitar sini sebelumnya. Mereka terlihat sangat bahagia.

"Lihat, nih, aku berhasil menangkap capung," kata anak laki - laki berambut ikal. Wajahnya manis, sorot matanya memperlihatkan bahwa dia anak yang ceria, dan senyumannya hangat.

"Kamu hebat banget! Aku menangkap satu pun nggak bisa," anak laki - laki yang satunya menunjukkan raut wajah sedihnya. Jika dilihat - lihat, anak yang satu ini mempunyai wajah yang terkesan seperti orang pendiam, tetapi sorot matanya tajam. Rambutnya lurus, kulitnya putih, dan dia terlihat jarang tersenyum.

"Hahahahaha ..." tawa anak berambut ikal. "Dasar anak kota."

Oh, anak kota rupanya.

Ngomong - ngomong, aku masih berdiri di tempatku berada. Apakah dua anak itu tidak mengetahui keberadaanku? Ah, mungkin mereka tidak mempedulikanku saja.

"Kamu sudah pernah mancing ikan belum?" Tanya anak berambut ikal. Yang ditanyai pun menggeleng.

"Ayahku nantu sore mengajakku mancing. Kamu mau ikut nggak? Biar kamu tau rasanya memancing." Anak berambut lurus pun mengangguk dan tersenyum. Senyumnya manis.

Kira - kira nama mereka siapa, ya?

"Eum, Dhani, memangnya memancing itu seru, ya?" Oh, jadi nama anak berambut ikal tadi Dhani.

"Iyalah, nanti kamu pasti senang, Chi."

Hah, nama anak kota itu sedikit aneh menurutku. Namanya seperti nama anak perempuan, ya walaupun hanya sekilas mirip.

Tiba - tiba, mereka pun pergi. Mungkin mereka ingin pulang lalu makan siang karena sekarang waktu menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Walaupun sudah siang, tetapi suasana di desa ini tidak panas.

Melihat kedua anak tadi membuatku mengingat masa kecilku. Andaikan aku bisa kembali ke masa kecilku dulu dimana aku belum dibebani dengan pekerjaan, berkas, belum mengenal komputer, dan yang dipikirkan hanya bermain, makan, tidur.

Masa kecil memang menyenangkan. Aku sampai tersenyum sendiri membayangkannya.

Hhhh ...

1

2

3

Terus aku gimana?

Aku harus kemana, nih?

Rumahku dimana?

Loh!!!

Yasudahlah, aku pun memutuskan berjalan - jalan melihat keadaan desa ini. Terdapat beberapa ibu rumah tangga yang membawa rantang. Mungkin mereka ingin mengantarkan makan siang untuk suaminya yang bekerja di sawah atau di ladang.

Aku terus berjalan.

Aku tidak tahu harus pergi kemana. Yang aku tahu rumahku bukan berada disini. Tidak mungkin aku liburan ke rumah nenek tanpa mengajak Ran.

Hingga ...


.


.

"Shion, bangun, ini udah sore. Kamu mau tidur berapa lama lagi?"

Aku mengerjapkan mataku. Sepertinya aku kenal dengan suara ini. Ran. Ini suara Ran. Aku pun melihat sekeliling. Aku berada di sofa depan tv, aku berada di rumahku!!

Jadi, yang tadi hanya mimpi?

Kenapa terasa sangat nyata.

"Kamu pasti capek gara - gara nyetir di perjalanan dari rumah nenek kamu sampai kesini. Aku aja yang numpang juga capek," kata Ran.

Aku cengo, "Hah, rumah nenekku?"

"Iya, kan kita habis liburan dari rumah nenek kamu. Masa kamu lupa, sih," jawab Ran.

Loh, jadi yang tadi mimpi atau bukan, sih?
Ini gimana sih?

"Shion, kamu nggapapa?" Tanya Ran.

Aku tersadar dari lamunanku, "Eh, i-iya nggapapa."

"Kapan - kapan kita liburan ke rumah nenek kamu lagi, ya. Disana enak, udaranya sejuk, pohon rindangnya banyak, dan aku suka main sama anak - anak di desa itu," kata Ran bersemangat.

Anak - anak?

"Err.. Ran, kamu ketemu sama anak - anak desa?" Tanyaku.

"Iya."

"Ada anak yang rambutnya ikal nggak? Eum, kulitnya hitam manis, tapi nggak terlalu hitam sih, dia sama temannya yang rambutnya lurus dan irit senyum," ujarku penasaran.

Ran nampak berpikir, "Oh, ada! Iya, aku ketemu sama dua anak itu. Kyaa, mereka lucu banget. Tadi mereka ngasih aku capung, hahahaha ... mereka so sweet."

Ran berkata demikian.

Berarti yang tadi bukan mimpi (?)














Tbc

Hai hai ...
Apa kabar (?)

Semoga kabar kalian baik.

My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang