Pukul setengah enam pagi. Ran sudah bangun dari tadi, tetapi dia masih belum terbiasa dengan suasana baru ini. Biasanya ia akan pergi ke kamar Kenzo untuk membangunkan adiknya dan membantu mama menyiapkan sarapan.
Tapi pagi ini, yang akan ia bangunkan dan ddibuatkan sarapan adalah seseorang yang baru saja berstatus sebagai suaminya.
"Pak Shion bangun, bapak sudah solat subuh belum?" tanya Ran.
"Udah dari tadi," jawab Shion tanpa membuka matanya. Ia malah menggulingkan badannya ke samping kanan. Hal itu membuat kaos yang ia pakai terangkat sehingga menampakkan punggungnya yang mulus.
"Kalau udah buruan mandi, bapak nggak kerja apa?" tanya Ran. Shion menjawab dengan gumaman yang tidak jelas.
Kesabaran Ran sudah habis. Biasanya kalau Kenzo yang susah bangun, ia akan menyiram adiknya dengan air dingin. Tetapi cara itu tidak mungkin ia lakukan kepada suaminya. Bisa - bisa ia kualat.
"Shion!!" bentak Ran. Shion hanya berdehem. Shion lalu bangun dan duduk menyandar. Kedua matanya masih terpejam. Sebenarnya ia mimpi apa sih sampai tidak mau bangun?
Karena paksaan dari Ran, akhirnya Shion bisa bangun dan mandi. Shion mandi cukup lama, sekitar dua puluh lima menit.
"Kyaa ... Bapak kenapa nggak pake baju?!" jerit Ran sambil menutup matanya menggunakan telapak tangan saat ia melihat Shion keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Jangan panggil aku bapak. Aku nggak setua itu," jawab Shion.
"Ambilkan pakaianku, Kiran," perintah Shion. Ran buru - buru mengambil pakaian Shion di dalam lemari. Ia tak tahan melihat pemandangan perut sixpack secara live. Biasanya ia hanya melihat itu di anime.
"Ini," Ran menyerahkan pakaian kerja Shion masih dengan menutup matanya.
"Kenapa tutup mata?" tanya Shion.
"N-nggapapa," jawab Ran sambil menggeleng, "kalau gitu aku juga mau mandi, mau kerja juga," Ran yang berjalan menuju kamar mandi terpaksa menghentikan langkahnya saat tangannya dicekal oleh Shion.
"Siapa yang ngizinin kamu kerja?"
"Eh, maksudnya aku udah nggak kerja lagi? Terus kalau aku nggak kerja aku mau ngapain dirumah? Terus yang jadi sekretaris kamu nanti siapa?"
"Aku udau suruh bawahanku untuk cari sekretaris baru. Kalau kamu nggak ada kegiatan di rumah mending ikut akuke kantor aja," usul Shion.
"Hmm ... oke, deh. Tapi lepasin tangan aku dulu. Aku mau mandi," Shion kemudian melepas cekalannya.
"Alhamdulillah, bisa berduaan sama istri di ruang kerja. Itung - itung kalau bosan bisa manja - manjaan," Shion tersenyum devil saat membatin.
.
.
Di ruang kerja Shion, yang Ran lakukan hanyalah memandang Shion yang sibuk dengan tumpukan kertas dan laptop nya. Nggak dirumah nggak dikantor sama - sama bosan.
"Ish, Shion apa - apaan sih! Punya istri cantik gini malah dianggurin. Nyebelin, ngeselin!" batin Ran esmochi. Eh, emosi maksudnya :v
Ceklek
Tiba - tiba masuk seorang wanita yang notabennya sebagai sekretaris Shion yang baru di kantor. Dan halo, pakaiannya itu loh. Apa dia tidak tahu tata cara berpakaian yang baik dan benar?
Bayangkan saja, roknya yang ketat itu berada diatas lutut dan kemeja yang ia pakai sangat pas di badannya. Dua kancing kemejanya yang paling atas dibiarkan terbuka. What the ...?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔
Romansa[SUDAH TERBIT] Lulus kuliah adalah hal paling melegakan yang Ran rasakan setelah empat tahun berjuang mati-matian. Ran meyadari bahwa ini belum seberapa. Ia masih harus mencari pekerjaan secepatnya di usianya yang menginjak 22 tahun. Semuanya baik-b...