3 : Mengapa Dia?

190K 9.5K 328
                                    

"Begini Ran, usia kamu kan sudah dua puluh dua tahun, Papa rasa usia kamu sudah cukup matang untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya," kata Papa Ran.

"M-maksud Papa apa, ya?" perasaan Ran tidak enak.

"Papa sama Mama mau menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papa,"

Ran tentu saja kaget mendengar pernyataan Papanya. Ia yakin kedua telinganya itu baik - baik saja dan tidak mungkin dia salah dengar. Raut wajah Ran yang tegang berbanding terbalik dengan raut wajah Kenzo yang sumringah.

"Ran nggak mau!" tolak Ran tegas. "Maksud Papa sama Mama apa, sih? Ran baru dua puluh dua tahun, Pa. Ran belum terlalu tua," kata Ran.

"Tapi Mama sama Papa semakin tua, Ran. Kami hanya ingin lihat kamu bahagia. Setiap orang tua pasti ingin anaknya bahagia," ucapan Wanda, mamanya Ran berhasil membuat Ran menuju tahap gila. Bagaimana tidak, di kantor ia frustasi karena mempunyai bos seperti itu dan sekarang ia dipaksa nikah sama orang tuanya.

"Kamu besok pulang malam, kan? Besok sepulang kerja kamu datang ke restoran deket mall, kita akan makan malam sama keluarga calon suami kamu dan kamu harus hadir. Papa nggak terima penolakan kali ini," tegas Hendra seraya berlalu pergi meninggalkan istri dan kedua anaknya.

"Besok temui calon suami kamu dulu ya, nak. Siapa tau cocok. Dia dan keluarganya adalah orang yang baik, orang tuanya adalah sahabat Maam sama Papa sejak SMP. Mama yakin dia bisa jadi suami yang baik buat kamu dan sangat menyayangi kamu," Wanda kemudian juga ikut pergi meninggalkan Ran yang termenung dan Kenzo yang dari tadi diam.

"Kakak nggapapa?" tanya Kenzo. Ran hanya menatap Kenzo sambil memgangguk dan tersenyum tipis.

.

.

"Mengapa kamu tidak fokus saat meeting tadi? Kamu sengaja mau mempermalukan saya, huh?! Kamu mau saya pecat?" omel Shion.

Iya!

"Tidak, Pak. Jangan pecat saya, saya mohon maaf atas ketidak fokusan saya selama meeting tadi. Saya berjanji tidak akan seperti ini lagi," jawab Ran sambil menunduk.

"Memang seharusnya begitu. Memangnya apa alasan kamu tidak fokus tadi? Belum bayar hutang?" ejek Shion.

Itu benar juga sih, aku punya hutang 50rb sama Aleena- batin Ran.

"Tidak, Pak. Itu hanya masalah pribadi. Sekali lagi saya mohon maaf," Ran memang tidak fokus saat meeting tadi. Dia sibuk melamunkan tentang perjodohan gila yang dialaminya. Dia mungkin bisa benar - benar gila karena perjodohan ini.

"Kembali ke ruangan kamu sekarang!" perintah Shion tegas.

Yap, Shion. Sedikit cerita tentang Shion. Setelah kandasnya hubungan Shion dengan kekasihnya beberapa tahun yang lalu, hatinya tertutup untuk setiap wanita. Entah wanita itu model, artis, atau sekretarisnya yang dulu, karyawan kantornya, Shion sama sekali tak melirik kearah wanita - wanita cantik cetar membahana itu.

Sekretarisnya yang dulu pernah menggoda Shion dengan berpakaian cukup minim saat dikantor. Dan hal itu membuat sekretarisnya kehilangan pekerjaannnya. Dan selama ini pun Shion tetap menyendiri alias tidak memiliki hubungan spesial dengan wanita manapun.

Buat apa menjalin hubungan dengan wanita kalau kau akan ditinggal pergi ketika dia menemukan yang baru.

Itulah yang Shion pikirkan selama ini. Trauma akan masa lalu membuat orang tuanya jengah. Sebenarnya sudah berkali - kali orang tua Shion menyuruhnya untuk mencari pasangan mengingat usianya yang sudah matang untuk menikah.

_____

19.40

Ran sudah sampai di restoran dimana 'katanya' ia dan keluarganya akan makan malam bersama keluarga 'CALON' suaminya. Sebenarnya Ran tidak mau datang. Tetapi, ia masih sayang nyawa mengingat bahwa mungkin Papanya tidak akan memaafkannya apabila Ran tidak datang.

"Pa, masih lama nggak, sih? Ran keburu capek," rengek Ran kepada Papanya. Ran sudah membayangkan untuk berendam dan berbaring di atas kasur empuknya.

"Sebentar lagi mereka sampai. Sabar sedikit, Ran." Ran hanya menghela napas kasar.

Tak lama kemudian datang dua orang paruh baya yang masih terlihat muda yang seumuran dengan Mama Papanya Ran. Ran bisa menebak kalau itu adalah orang tua ... ehm ... calon suaminya.

"Ran, ini Om Ferdy dan Tante Vanya, orang tua dari ...

Calon suami

... calon suami kamu sekaligus mereka ini calon mertua kamu," kata Hendra memperkenalkan. "Dan anak laki - laki itu adalah Arion, adik dari calon suami kamu," lanjut Papanya.

Berhenti bilang calon suami, deh.

Ran menyalami Ferdy dan Vanya bergantian. Tak luoa ia juga bersalaman dengan Arion yang bisa dibilang 'calon' iparnya.

"Oh, jadi ini toh yang namanya Ran. Umur kamu berapa, sayang? Kamu cantik dan terlihat masih muda," papar Vanya.

"Terimakasih tante, umur saya 22 tahun," jawab Ran. Sementara itu Arion dan Kenzo sedang mengobrol ria mengingat bahwa umur mereka sama. Ya, umur mereka sama, 20 tahun.

"Mah, kakak kemana, sih? Kok belum sampai juga. Tuh orang bisa tepat waktu dikit nggak, sih?" bisik Arion di telinga Vanya. Adiknya saja geram karena kakaknya belum juga datang apalagi Ran.

"Kakakmu otw," jawab Vanya singkat. Arion mendengus dan kemudian melanjutkan obrolannya dengan Kenzo yang sempat tertunda.

Mau tau apa yang Arion dan Kenzo bicarakan? Mereka sedang membicarakan doi mereka yang mereka taksir di kampus. Dan kebetulan Arion dan Kenzo satu kampus.

Arion yang cuek dan awet bicara memiliki gebetan yang cerewet tapi imut (kayak author novel ini :v).

Sementara Kenzo yang ramah dan periang mempunyai gebetan yang kalem dan manis. Andai mereka jadian pasti cocok bukan? Cuek dan cerewet, periang dan kalem.

Sudah cukup tentang Arion dan Kenzo karena kedatangan seseorang berhasil membuat dua keluarga itu menatap ke arah orang yang datang menghampiri mereka.

"Maaf, aku telat," ujarnya. Mau tau bagaimana ekspresi mereka saat orang itu datang?

Arion dan Kenzo geram karena orang itu baru datang dan kedatangannya mengganggu obrolan mereka yang sangat sangat penting itu.

Ferdy memasang wajah datarnya karena putra sulungnya terlambat tiga puluh menit dan Vanya hanya bisa bernapas lega karena putranya sudah datang.

Wanda dan Hendra tersenyum lega melihat kedatangan orang itu yang notabennya akan menjadi menantunya.

Ran?

Jangan ditanya.

Ran sudah berdiri dan memasang wajah super terkejutnya sambil menatap sosok yang baru saja datang itu. Dia juga bingung mengapa orang itu datang kemari. Apakah dia yang akan dijodohkan dengan Ran? Kalau iya Ran berharap ditenggelamkan sekarang juga.

Dan orang yang datang?

Itu juga jangan nanya.

Dia menatap Ran dengan mata elangnya yang tajam dan dia sama terkejutnya dengan Ran. Tetapi dia masih bisa menyembunyikan wajah terkejutnya.

"Bapak ngapain datang kesini?!" tanya Ran.

"Seharusnya saya yang bertanya, mengapa kamu berada disini?!" Shion balik bertanya.

Shion.

Iya, Shion. Shion Gerald, CEO ditempat Ran bekerja.

Kedua keluarga itu menatap dua anak sulung mereka. Oh tidak ini gawat!

Itu tandanya yang akan dijodohkan denga Ran adalah ...






Tbc

Update..!!!!

My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang