Akhir - akhir ini Ran sering bertingkah aneh. Entah apa yang terjadi pada Ran. Shion pun sampai dibuat pusing karenanya. Pernah suatu ketika, Ran datang ke kantor Shion hanya untuk meminta Shion menyuapinya makan. Tidak hanya itu, Ran juga lebih sering bertingkah manja.
"Nggak mau yang itu," tolak Ran.
"Terus kamu maunya yang mana, Sayang?" Tanya Shion sabar. Sedaritadi, Ran sibuk memilih boneka yang ada di toko mainan, tetapi satu boneka pun belum ada yang menari perhatiannya.
"Mmm ... aku maunya yang lucu - lucu gitu," rengek Ran pada Shion.
Shion bingung setengah mati. Yang lucu - lucu gimana??? Lucu dibagian mananya??? Shion itu laki - laki, ia tak ahli dalam bidang per-boneka-an ini.
Lalu Shion mengambil boneka panda berukuran sedang yang memegang hati bertuliskan I Love You. "Ini lucu, loh."
Ran tampak berpikir, "Iya, sih. Tapi ..."
'Plis, pilih yang ini aja, Ran. Aku capek, baru pulang kerja, kamu langsung ajak ke toko mainan milih boneka yang entah gimana bentuknya yang kamu mau. Kita udah disini dua jam cuma buat milih boneka Ran. Dua jam!!'
Shion memang kesal, sih. Tapi ia tidak bisa benar - benar kesal terhadap istrinya. Shion terlalu menyayangi Ran.
"Yaudah, deh, yang ini aja." Shion pun bisa bernapas lega.
'Alhamdulillah ...'
Akhirnya setelah ini Shion bisa pulang ke rumah, mandi, makan, dan bersantai. Setidaknya itu yang ingin dia lakukan. Tetapi ...
"Makan diluar yuk, Shi. Lagi pengin cari suasana baru. Kita makan di Rumah Makan deket kampusnya Arion, yuk!" Ajak Ran.
Masih ingat Arion? Yups, adiknya Shion. Kalau adiknya Ran namanya Kenzo.
Sebenernya authornya tadi lupa siapa nama adiknya Shion dan Ran :v untung di catet. Kalau nggak ??? Hmmm..
"Yaudah, tapi janji habis makan pulang, ya. Aku belum mandi, gerah tau," kata Shion.
"Iya, janji," jawab Ran semangat.
Saat di Rumah Makan, Shion dikejutkan dengan menu makanan yang Ran pesan. Banyaknya minta ampun. Bukan masalah harganya. Jangankan cuma harga makanannya, RM-nya saja mampu Shion beli.
Nggak - nggak, bercanda :v
Sekelebat info saja. Menu yang Ran pesan diantaranya :
1. Sup ayam;
2. Steak ikan;
3. Udang goreng tepung;
4. Nasi + soto sapi;
5. Es krim tiga rasa + topping lengkap;
6. Es campur;
7. Dua gelas es teh.Sekian :)
Btw menu makanannya lengkap, yak.Sedangkan yang dipesan Shion hanyalah segelas es teh dan nasi + soto ayam.
"Err ... Sayang, kamu yakin mau makan segitu banyak? Kamu bakal habisin itu semua?" Tanya Shion.
"Hah, banyak?" Ran melihat makanan yang tersusun di meja. "Ya ampun, Shion, ternyata aku pesannya banyak banget, ya. Perasaan tadi cuma pesen sedikit, deh. Aku nggak sadar tadi. Rasanya laper banget, jadi pengin pesen semuanya."
Lah, situ yang pesen tapi nggak sadar? -_-
"Kamu aneh, Ran."
"Iya, nih. Akhir - akhir ini aku juga ngerasa kalau aku jadi aneh. Kira - kira aku kenapa ya, Shi? Aku jadi mudah capek, sering pusing, kadang juga kepengin hal - hal yang aneh gitu," jawab Ran.
"Hal yang aneh gimana?" Shion penasaran.
"Emm ... gimana, ya. Aku pernah pengin cobain buah lemon yang rasanya manis," jelas Ran sambil mengingat - ingat.
"Apa ada?"
"Ya, aku nggak tau."
"Terus kamu kepengin apa lagi?" Shion masih penasaran.
"Apa lagi, ya?" Ran mencoba mengingat. "Oh iya, aku pernah pengin makan baso yang pedeeeesssss banget. Tapi nggak aku lakuin. Kamu kan tau kalau aku makan pedes yang berlebihan bakal gimana."
Shion mengangguk, "Iya, aku tau, kok."
'Kok istri gue kayak lagi ngidam, ya?'
"Kamu pernah mual nggak? Pengin muntah gitu?" Tanya Shion lagi.
"Muntah? Mual?"
Shion mengangguk.
Tbc
Holaaa 😂
Aku kembali 😂
Ran kenapa, nih?
Jangan - jangan ...Hmm .. makin gaje aja ni cerita 😂
Tapi Alhamdulillah masih ada yang baca :)
Masih ada yang vote juga ^^
Masih ada yang komentar walaupun dikit :vSilakan berikan vote dan komentar kalau kalian bersedia. Kalau nggak yaudah 😂
Babay ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔
Romance[SUDAH TERBIT] Lulus kuliah adalah hal paling melegakan yang Ran rasakan setelah empat tahun berjuang mati-matian. Ran meyadari bahwa ini belum seberapa. Ia masih harus mencari pekerjaan secepatnya di usianya yang menginjak 22 tahun. Semuanya baik-b...