Masa kecil..

1.9K 43 5
                                    

Hari itu Sabtu, di awal April, jam baru menunjukkan pukul sepuluh pagi, lonceng sekolah berbunyi tiga kali pertanda jam belajar hari ini telah usai, terlihat suasana dalam ruang kelas krusak krusuk, murid - murid pada kegirangan dan bersiap siap mau pulang, iya..hari ini para murid boleh pulang cepat karena adanya rapat para guru dan kepala sekolah tentang akan di adakan nya ujian kenaikan kelas dan ujian akhir nasional untuk murid kelas enam.

Aku Agus Saif, salah satu murid kelas enam sd negeri 02 yang akan ikut ujian akhir tahun ini setelah hampir enam tahun belajar disitu, sd 02 di desa ku yang permai yg di kelilingi persawahan yg hijau dan pemandangan bukit barisan yang memanjang.

Aku memang murid yang menonjol di sekolahku tapi bukan dalam hal pelajaran dan prestasi, tapi menonjol karena sering di bully teman teman nakal di sekolahku.

Hari itu aku pulang sendiri karena sepupu ku yang juga sekelas dengan aku tidak masuk sekolah karena izin sakit, hari itu aku lebih memilih pulang lewat jalan belakang sekolah dengan menyusuri tanggul irigasi dari pada lewat jalan umum di depan sekolah, walau jalannya memutar dan agak jauh aku lebih memilih lewat jalan belakang sekolah yang dekat dengan persawahan, lagi pula aku mau melihat apakah nenekku ada di sawah, kalau nenek ada di sawah pasti akan kelihatan kalau di pantau dari atas tanggul irigasi itu karena sawah nenekku tak jauh dari tanggul. Aku terus berjalan pelan menyusuri tanggul sambil melihat kanan kiri hingga aku sampai di belakang sebuah bedeng di dekat lapangan bola, bedeng yang sering di pergunakan oleh para pemuda putus sekolah dan terkesan berandal karena sering mabuk mabukan di tempat itu. Ketika sampai di belakang bedeng itu aku menoleh kekiri, alangkah terkejutnya aku ketika aku melihat seorang pemuda berkulit putih dan agak kurus dan aku taksir berumur 18 tahun yang hanya memakai celana dalam putih merek hing's sedang pipis di dekat sumur dan menghadap persis ke arahku. Aku jadi melongo dan kaget, karena posisi sumur tempat pemuda itu berdiri lebih rendah dari jalan tanggul yg aku lalui sehingga nampak sangat jelas kalau ada orang di dekat sumur itu walau sekelilingnya di pagari dengan anyaman dari daun kelapa.

Tiba - tiba pemuda itu menghardikku.

"Hey..anak kecil..!" apain lo liat liat..!"

pemuda itu menghardik ku sahingga aku tersadar dari keterpelongoanku dan merasa takut.

Aku berencana mengambil langkah seribu dan mau berlari sekuat kuatnya karena ketakutan tapi belum sempat beberapa meter aku berlari dengan cepat pemuda itu mengejarku dan menangkap ku. Aku berusaha nelepaskan diri dari cengkraman pemuda itu dan minta maaf tapi pemuda itu lebih kuat aku hanya pasrah di giring kembali ke dekat sumur untuk di introgasi.

"maaf bang..! aku gak sengaja lihat abang lagi pipis." kata ku pada pemuda itu.

"enak aja minta maaf..! Setelah ngintip aku kencing." kata pemuda itu lagi.

"Saya bukan ngintip bang..! tapi saya tak sengaja lihat abang lagi pipis," kataku lagi membela diri.

"gak sengaja..? tapi matamu terus melotot keenakan kali..!"

pemuda itu terus memarahi aku sehingga aku semakin pucat dan ketakutan.

"Sekali lagi saya minta maaf bang..!" pintaku sambil menunduk tak berani memandang pemuda itu.

"Kamu tahu apa hukuman buat anak yang suka mengintip?" kata pemuda itu.

Kembali aku menjawab aku bukan mengintip cuma tak sengaja sambil menggelengkan kepalaku dan terus menunduk kebawah.

"Kamu harus di mandiin!" ujar pemuda tersebut sambil menarik aku ke dekat sumur.

"Buka pakaian kamu!" perintah pemuda itu.

Aku tak dapat berkata apa apa lagi dan membuka seragam putih merahku dan tinggal cd usang ku saja.

"semuanya buka..! jangan ada yang tersisa!" perintah pemuda itu lagi.

SENYUM YANG DI RAMPAS (revisi).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang