Gita cinta dari sma_Perpisahan

317 9 0
                                    

Sejak peristiwa itu di kebun cengkeh ayahnya Teuku aku dan Teuku semakin lengket saja. Dimana ada Teuku pasti selalu ada aku, begitu pun sebaliknya.
Tapi di sekolah kami tetap menjaga jarak dan berusaha bersikap biasa saja meski kami tetap duduk sebangku.
aku semakin sayang pada Teuku, aku sangat takut kehilangan dirinya.

Kalau ada waktu dan kesempatan kami juga mengulanginya perbuatan tersebut, biasanya kami melakukan di kebun cengkeh ayahnya Teuku, kami tak pernah melakukannya dirumah, kami akan berpikir seribu kali kalau melakukan dirumah, karena di rumah bukan tempat mesum, paling hanya mesra mesraan saja.
Biasanya kesempatan itu datang tiap hari minggu, kami sering ke kebun Teuku di hari minggu,karena hari minggu aku tak jaga toko, pakcik ku kalau hari minggu tokonya tutup.
Waktunya yang dulunya sering ku pergunakan untuk pulang ke kampung, setelah beres dengan pekerjaan mencuci semua pakaian kotorku selama seminggu baru aku cabut.

Semenjak akrab dengan Teuku aku agak jarang pulang ke kampung, bila hari minggu lebih sering bersama Teuku, tapi kadang kadang aku yang ajak Teuku ke rumahku di kampung, pulang bersama Teuku dengan motor bututnya Teuku dan menginap dirumahku, tentu saja Teuku sudah memberi tahu sebelumnya pada orang tuanya, dan besok pagi pagi sekali langsung balik lagi ke kota untuk sekolah lagi.

Hingga suatu hari di masa liburan sekolah di akhir tahun ajaran sekolah jelang naik kelas tiga,.

Teuku kembali mengajakku ke kebun cengkeh ayahnya.
Hari itu di kebun ayah Teuku ada lanjutan pemetikan cengkeh dari beberapa hari sebelumnya karena sudah masanya panen, dimana saat pertama sekali aku kesitu waktu itu masih berbentuk bunga yang berwarna putih kemerahan.

Keluarga Teuku pergi dengan mobil, saat di ajak keluarganya awalnya Teuku menolak pergi dengan alasan ada keperluan lain, Teuku beralasan supaya bisa ngajak aku dengan motornya dan nanti bisa berlama lama di kebun cengkeh setelah semua pulang.

"kok.. kesini juga nak..? Tadi waktu di ajak katanya enggak mau ikut,"kata mak Teuku.

"enggak tau mak.. tadi berubah pikiran pingin ikut juga, dan saya ajak Agus biar punya teman." kata Teuku pada emaknya.

"nak Agus enggak jaga toko hari ini?" tanya mak Teuku.

"Tidak bu.. hari minggu pakcik saya tokonya tutup nggak dagang, biasanya hari minggu saya dan juga keluarga pakcik saya pulang ke kampung." kata ku.

"ohh...!" kata emak Teuku sambil tersungut.

"ya sudah..! Teuku, sana bantu Adit kumpulin cengkeh yang sudah di petik pak Mahmud. Ayah ada disana," suruh emak Teuku yang bernama Bu Nurmala yang sering di panggil bu Mala itu.

"iya mak..!" jawab Teuku.

Lalu kami berlalu menuju ke sudut kebun di mana pak Mahmud sedang memetik cengkeh.

"ehh ada nak agus!" kata pak Teuku Imam ayahnya Teuku.

"iya pak..! saya tadi bersama Teuku kemari." kataku.

"tadi katanya enggak mau ikut tapi kesini juga," kata pak Teuku imam pada teuku RN anaknya.

"iya Ayah..! tadi jadi kepingin ikut juga akhirnya saya ajak Agus." kata Teuku.

"iya sudah..! bantu Adit kumpulin bunga cengkeh, nanti di angkut ke pondok ya! ayah mau ke pondok ada yang mau ayah kerjakan disana." kata pak Imam.

"iya ayah.. pasti dong..! masa anak kecil di biarin kerja sendiri." kata Teuku.

Aku lihat Adit anaknya pak Mahmud sangat lincah mengumpulkan cengkeh cengkeh yang sudah di petik ayahnya yang di sabit dari atas pohon.

Aku melihat kadang kadang Teuku bercengkrama dengan Adit, tak terlihat seperti anak majikan dan anak penjaga kebun.

SENYUM YANG DI RAMPAS (revisi).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang