Part 9

804 43 0
                                    

U-Tapao Rayong International Airport

Razi mendorong troli barang  mereka berdua dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang erat tangan Tami seakan tidak mau terlepas. Setelah keluar dari pengambilan bagasi, mereka berdua langsung menuju salah satu agen penyewaan mobil. Setengah jam kemudian, mereka berdua dipandu keluar menuju gedung parkir oleh petugas rental, dimana sebuah mobil Honda CR-V hitam pesanan Razi sudah terparkir rapi,

"This is your key, and have a nice honey moon, Mr. and Mrs. Khairudin"

Petugas yang bernama Arthit itu membungkukkan badan dan meninggalkan mereka berdua. Razi langsung membuka pintu bagasi dan memindahkan koper mereka dari troli ke dalam mobil. Tami baru saja akan meraih pintu depan ketika Razi mencegahnya,

"Bentar sayang," dia membuka pintu mobil dan mempersilakan Tami masuk, "silakan tuan putri," Kata Razi sambil membungkuk. Tami tertawa senang, dia naik ke mobil sambil  berpegangan kepada tangan Razi.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka sudah keluar menyusuri road 331 menuju Chang Wat Chon Buri. Sepanjang perjalanan, Razi sama sekali tidak melepaskan tangan Tami dari genggamannya.

"Mas"

"Hmm"

"Aku penasaran, kenapa kamu sewa mobil matic? rasanya ini bukan kamu deh"

Razi tersenyum, tanpa mengalihkan pandangan ke depan, dia mengelus punggung tangan Tami dengan jempol dan menciumnya lembut,

"Supaya aku bisa kayak gini tanpa ngebahayain kamu" Dia mengelus-elus mesra punggung tangan Tami ke pipinya.

Pemandangan hijau di kanan kiri Road 331 menemani dua insan yang merangkum rasa cinta satu sama lain dibawah naungan berkah Allah Ta'ala. Razi mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Mereka tiba di Hotel Ravindra yang akan menjadi tempat bermalam mereka selama di Pattaya setengah jam kemudian, setelah menurunkan koper dan memberikan kunci mobil kepada petugas hotel, Razi dan Tami disambut oleh petugas resepsionis penuh senyum berwajah mirip Tata young.

"A suite for four night? with special request?" Tanya petugas itu setelah memeriksa data diri Razi,

"Yes," Razi sedang malas berbicara bahasa thailand,

"Very well, enjoy your honeymoon," resepsionis itu memberikan kartu kunci kamar dan menyedekapkan tangan di dada, lalu Razi dan Tami diantar menuju kamar mereka yang terletak di lantai paling atas ditemani seorang portir.

"Masha Allah"

Hanya kata itu yang bisa terucap dari bibir Tami ketika masuk ke kamar mereka. Razi langsung mengunci pintu setelah sebelumnya memberikan uang tip kepada portir.

Ruangan besar itu bernuansa putih coklat, sebuah ranjang berukuran queen terletak di tengah ruangan, dihiasi dengan ornamen handuk berbentuk hati yang di tengahnya dipenuhi oleh belasan tangkai bunga mawar. Di semua meja sudah terpasang puluhan lilin yang mengeluarkan aroma melati, cahaya senja dari pantai Jomtien di luar membuat suasana kamar itu menjadi semakin romantis.

Di balkon kamar terletak dua buah kursi pantai coklat lengkap dengan bantal dan ornamen bunga anggrek ungu, kursi tersebut dipisahkan oleh meja kecil yang diatasnya sudah tersedia dua gelas tertutup dan beberapa minuman kaleng.

Tami menjelajahi kamar mandi dan menemukan kejutan selanjutnya, ada jacuzzi berukuran besar yang sudah penuh terisi dengan air yang ditaburi serpihan bunga melati dan mawar. Di tengah lantai kamar mandi sudah ada kumpulan lilin gajah aromaterapi beraroma sama seperti di ruang tidur, membentuk tulisan I love you Tami.

"Semua ini buat kamu," Bisik Razi sambil memeluk Tami dari belakang.

                     

                       *******

Mereka langsung berganti pakaian untuk shalat maghrib dijama dengan isya. Razi mengimami Tami dengan membaca beberapa surat panjang, walaupun suara Razi tidak seindah Syekh Sudais atau ustadz Abu Usamah, namun jelas sekali Razi berusaha melakukan yang terbaik, membuat Tami terenyuh. 

Setelah shalat, Razi membimbing Tami ke balkon yang sekarang sudah gelap. Dia menyingkirkan salah satu ornamen dan duduk diatasnya, dia memberi kode supaya Tami duduk dipangkuan Razi, sambil mendekap Tami dan ditemani debur ombak, Razi membisikkan zikir setelah shalat ke telinga Tami, dengan ruas jari Tami yang dia gunakan untuk berdzikir.

"Abis ini kita mau kemana?" Tanya Tami memecah keheningan setelah dzikir selesai,

"Maunya sih jalan keluar, tapi.." Kalimat Razi mengambang di udara,

"Tapi..?"

"Jacuzzi udah nungguin kita sayang.."

Tami tersenyum indah.

Bersambung




















Love of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang