Saat ini iqbaal tengah berada di SMA Kusuma Bangsa, dan tengah menunggu Vano dengan emosi yang menggebu-gebu. Setelah mendengar cerita dari bastian tadi entah mengapa emosinya langsung menguap begitu saja.
25 menit sudah dia menunggu Vano, tapi sampai saat ini seseorang yang ditunggunya tidak kunjung datang. Dengan rahang yang mengeras dan tangan yang mengepal kuat, Iqbaal menyusuri lorong demi lorong di SMA itu. Hingga akhirnya dia melihat Vano yang tengah asik menggoda seorang cewek.
Dengan emosi yang sudah tidak bisa ditahan lagi, Iqbaal berjalan mendekati Vano lalu menarik tubuh Vano dan
Bugh
Satu pukulan keras berhasil Iqbaal layangkan ke vano. Vano yang tak terima dengan perlakuan Iqbaal barusan tentu saja ingin melawan, tapi aksinya harus gagal Karna tangan Iqbaal lebih dulu menahan kepalan tangannya.
"Dia bukan barang yang bisa lo jadiin taruhan, dia bahkan terlalu berharga buat lo jadiin barang taruhan kampungan lo itu"ucap Iqbaal setelah dengan santai menurunkan kepalan tangan Vano yang berada tepat didepan wajahnya
"(Namakamu)"tanya Vano yang langsung mengerti dengan arah pembicaraan Iqbaal saat ini
"Kenapa lo jadiin dia barang taruhan lo sama Deven hah"bentak Iqbaal tepat didepan mata Vano
Dan itu sukses membuat orang-orang yang berada disekitar mereka langsung saja memfokuskan pandangan kearah mereka.
Dan dengan santainya Vano menjawab "Karna gue mampu"
Jawaban Vano mampu membuat emosi Iqbaal semakin naik. Dan dengan tanpa perasaan Iqbaal pun melayangkan beberapa kali pukulan kewajah Vano. Bahkan saat Vano sudah jatuh bersimpuh pun Iqbaal masih tetap memukulinya dan bahkan dia melayangkan tendangan kearah perut atau pun kaki Vano.
Semua orang yang berada disekitar situ hanya mampu diam dan memandang Vano kasihan. Pasalnya mereka tau siapa yang tengah memukuli Vano saat ini.
"Gue peringatin sama lo, sekali lagi lo berani sakitin (namakamu) lo bakalan habis sama gue"ucap Iqbaal setelah berhasil melayangkan satu kali tendangan tepat dikaki Vano lalu pergi begitu saja meninggalkan Vano dan kerumunan itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.
(Namakamu) yang berada disana juga baru berani mendekati Vano ketika Iqbaal sudah pergi.
"Kamu gapapa"tanya (namakamu) lembut dan berusaha menolong Vano tapi dengan kasarnya Vano malah mendorong tubuh (namakamu)
"Setelah apa yang dia lakuin ke gue! Lo masih bisa-bisa tanya gue gapapa"ucap Vano sambil tersenyum miring kearah (namakamu)
"Asal lo tau aja yaa, ini semua Karna lo. Kalau aja lo gak cari muka didepan Iqbaal mungkin gue gak akan seperti ini"sambung Vano lalu berusaha berdiri namun gagal
(Namakamu) yang tak tega melihat itu pun berusaha untuk kembali menolong Vano, namun lagi-lagi Vano malah mendorong tubuhnya kasar.
"Gue gak butuh bantuan lo"ucap Vano lalu berdiri dari posisinya dan berjalan dengan sempoyongan meninggalkan kerumunan.
(Namakamu) hanya bisa menangis sambil menatap punggung Vano yang terlihat rapuh namun masih berupaya terlihat kuat didepannya.
Hingga akhirnya iqbaal kembali ketempat itu dan menarik lembut lengan (namakamu), agar dia mau mengikutinya pergi.
"Naik"ucap Iqbaal setelah dia sudah menaiki motor ninjanya
Dan dengan ragu (namakamu) mengikuti ucapan Iqbaal untuk naik kemotor Iqbaal.
"Kita mau kemana"tanya (namakamu) dengan sedikit Isak tangisnya
"Kesuatu tempat"jawab Iqbaal acuh

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet A Badboy
FanfictionKehidupan (namakamu) Amora berubah, setelah takdir harus mempertemukannya dengan seorang Badboy yang belum pernah terbayangkan dipikirannya. Hidupnya yang semula aman dan tentram harus hancur berantakan, hanya karna seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadha...