Setelah capek seharian main bareng teman-temannya tadi, kini Iqbaal memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Walau sebenarnya dia enggan untuk pulang ke rumahnya, apalagi bertatap muka dengan wajah sang adik yang mampu membuat emosinya langsung tersulut.
"Kak"lirih Deven saat Iqbaal baru saja berniat masuk kedalam kamarnya.
"Lo ada waktu gak? Gue mau ngomong sebentar sama lo"sambung Deven saat Iqbaal memberhentikan langkahnya
"Gue capek, mau istirahat!"ucap Iqbaal acuh lalu melenggang pergi dari hadapan Deven
"Maaf kak"lirih Deven dan itu sukses membuat langkah Iqbaal terhenti lagi
"Gue tau gue salah, gak seharusnya gue jadiin kak (namakamu) sebagai bahan taruhan gue"ucap Deven sambil menundukkan kepalanya
"Gue bingung mau bantuin lo pakai cara apalagi, cuma ini yang bisa gue lakuin kak"sambung Deven
"Hm"dehem Iqbaal cuek lalu berlalu pergi dari hadapan Deven
"Kak dengerin penjelasan gue dulu"ucap Deven sambil mencekal lengan Iqbaal
"Jelasin apalagi? Bukannya semuanya udah jelas yaa"tanya Iqbaal cuek sambil menaikkan salah satu alisnya
"Gue tau kalau lo benci sama (namakamu) tapi gak gini cara lo buat balas dendam ke dia"sambung Iqbaal sambil melepaskan cekalan Deven kasar
"Kak bukan gitu, sebenarnya gue jadiin kak (namakamu) bahan taruhan itu untuk"belum sempat Deven melanjutkan ucapannya Iqbaal lebih dulu memotong pembicaraan.
"Gue gak mau dengerin penjelasan lo lagi, kalau emang lo udah gak mau les privat lagi itu bilang! Jangan lakuin hal murahan kayak gini! Dan ini salah satu sikap lo yang gak pernah gue suka, lo terlalu banci buat jadi jagoan!"ucap Iqbaal lalu menarik nafasnya pelan dan menghembuskan nafasnya detik itu juga
"Gue kecewa sama lo"sambung Iqbaal lalu masuk kedalam kamarnya dan mengunci dirinya didalam kamar.
Tok tok tok
"Kak, please dengerin gue dulu! Bukan itu tujuan gue jadiin kak (namakamu) sebagai bahan taruhan"ucap Deven sambil terus mengetuk pintu kamar Iqbaal dan juga kamarnya
"Gue capek! Jangan ganggu gue dulu"ucap Iqbaal tegas dari dalam kamarnya
"Yaudah, gue pergi dulu yaa kak"pasrah Deven
"Hm"dehem Iqbaal dari dalam kamarnya
Deven menghembuskan nafasnya pelan sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar kakaknya dan keluar dari dalam rumah. Dia butuh udara segar saat ini.
Sedangkan dilain tempat kini (namakamu) tengah duduk berdua di taman kompleks tempat tinggal (namakamu) dengan ditemani Vano yang tadi datang ke rumahnya dan mengajaknya ngobrol disini.
"(Nam) aku mau minta maaf sama kamu"ucap Vano sambil menatap sendu kedua manik coklat (namakamu)
"Buat apa"tanya (namakamu) sambil tersenyum hangat kepada Vano
"Semuanya! Dari mulai aku yang sering banget kecewain kamu, aku yang jadiin kamu bahan taruhan aku sendiri dan berlaku kasar ke kamu kemarin"ucap Vano dan masih menatap sendu kedua manik (namakamu)
"Seharusnya aku yang minta maaf, gara-gara aku wajah kamu bonyok kayak gitu"ucap (namakamu) sambil bergidik ngeri melihat banyaknya luka di wajah Vano
"Ini gak ada apa-apanya kok, kalau dibandingin sama sakit hatinya kamu"ucap Vano sambil tersenyum lebar kepada (namakamu)
Dan (namakamu) juga membalas senyuman Vano itu, sehingga saat ini mereka saling melempar senyum.
"Emm (nam)! Sebenarnya aku mau ngajak kamu balikan lagi! Kamu mau kan!"tanya Vano sambil menatap penuh minat wajah (namakamu).
"Sorry yaa Van, aku gak bisa"ucap (namakamu) sambil menatap sendu wajah Vano
"Kenapa! Kamu udah punya pengganti aku"tanya Vano sambil menatap tajam (namakamu)
"Bukan gitu! Aku belum siap kalau hati aku harus hancur lagi gara-gara kamu"jawab (namakamu) dan masih menatap sendu Vano
"Aku janji gak akan sakitin kamu lagi"ucap Vano sambil memegang tangan (namakamu) lembut
"Maaf Van gak bisa"ucap (namakamu) sambil melepaskan genggaman tangan Vano
"Kasih aku satu alasan yang pasti! Kenapa kamu gak mau terima aku lagi"ucap Vano
"Karna kertas yang basah, kaca yang pecah dan juga hati yang retak! Tidak akan kembali utuh lagi walau kamu udah lakuin banyak cara untuk menyatukannya lagi"ucap (Namakamu) lirih
"Maaf! Kasih aku satu kesempatan lagi (namakamu) dan aku janji aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu"ucap Vano dan kembali menggenggam tangan (namakamu)
"Buat apa? Buat kamu jadiin bahan taruhan lagi! Maaf aku gak sebodoh itu buat ngelakuin kesalahan yang salah lagi"ucap (namakamu) sambil tersenyum paksa kepada Vano
"Bukan gitu (nam)"ucap Vano yang mencoba memberi penjelasan kepada (namakamu)
"Aku sayang sama kamu, aku juga cinta sama kamu! Aku gak mau kehilangan kamu dan maaf kalau harus dengan cara ini aku untuk memperjuangkanmu"ucap Vano
"Oh gitu yaa! Udah sore aku pulang dulu yaa"ucap (namakamu) lalu beranjak dari posisinya duduk dan berniat melangkahkan kakinya.
Tapi belum sempat dia melangkah, Vano lebih dulu mencekal tangannya.
"Kamu mau kan balikan lagi sama aku"ucap Vano dengan penuh harap
"Maaf, aku gak bisa"ucap (namakamu) sambil melepaskan cekalan tangan Vano lembut
Dan berniat melangkahkan kakinya pergi, tapi sebelum itu terjadi seorang pria tiba-tiba datang menghampirinya.
"Aku cariin kamu kemana-mana ternyata kamu ada disini toh"ucap pria itu tersenyum manis sambil mengusap puncak kepala (namakamu) lembut
(Namakamu) dibuat bingung sama kelakuan pria yang ada didepannya saat ini. Dia sama sekali tidak mengenal siapa orang yang mengusap puncak kepalanya itu.
Vano yang melihat itu tentu saja merasa panas dan cemburu, tapi sebisa mungkin dia menutupi sikapnya saat ini. Dia berusaha tenang.
"Dia siapa yang!"tanya pria itu sambil menunjuk Vano yang tengah berdiri mematung melihatnya dan juga (namakamu)
Buru-buru Vano menghampiri pria itu.
"Gue bukan siapa-siapanya kok! Jaga dia baik-baik yaa! Dia cewek baik dan sepantasnya juga dia mendapatkan cowok yang baik juga"ucap Vano sambil menepuk pundak pria itu
"Tanpa lo suruh pun, gue pasti bakalan jagain dia kok"ucap pria itu sambil merangkul pundak (namakamu) dan tersenyum lebar kepada Vano
"Jaga diri kamu baik-baik yaa! Dan langgeng sama dia"ucap Vano tersenyum paksa kepada (namakamu) lalu pergi meninggalkannya
"Kamu siapa sih"tanya (namakamu) melepaskan rangkulan pria itu sambil menatapnya tajam
"Masa lupa sih, aku kan pacar kamu"ucap pria itu sambil mengerling nakal kepada (namakamu)
"Jangan bercanda deh!"ucap (namakamu) sambil memutarkan bola matanya malas
"Masak lo gak kenal sama gue sih kak"tanya pria itu
"Siapa sih"tanya (namakamu) sambil menatap wajah pria itu penuh tanda tanya
"Gue adik sepupu lo kali kak, Devano Danendra. Cowok paling tampan sedunia"ucap Devano dengan PDnya
Sedangkan (namakamu) hanya memandangnya datar.
"Lo gak kangen sama gue kak! Gak ada niatan buat peluk gue gitu"tanya Devano dan dibalas gelengan kepala oleh (Namakamu)
"Ck, nyebelin amat sih lo jadi kakak"ucap Devano secara berdecak kesal
"Biarin"ucap (namakamu) sambil menjulurkan lidahnya kearah Devano
Dan devano hanya menatap kakak sepupunya datar. Meskipun udah kelas 12 SMA tapi kelakuan kakaknya yang satu ini terlihat seperti anak kecil. Tapi meskipun begitu Devano sangat menyayangi kakak sepupunya yang satu ini.
Bersambung
Jangan lupa Vote dan comment yaa! Makasih😊😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet A Badboy
FanfictionKehidupan (namakamu) Amora berubah, setelah takdir harus mempertemukannya dengan seorang Badboy yang belum pernah terbayangkan dipikirannya. Hidupnya yang semula aman dan tentram harus hancur berantakan, hanya karna seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadha...