9.Mulai Ada Rasa

52 21 4
                                    

Tiara bangun lebih awal dari biasanya. Padahal sekarang ini hari minggu.

Dia mengambil handphonenya di atas nakas, dan mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Tiara segera bangun dari tempat tidur kesayangannya menuju kamar mandi.

Selang beberapa menit, Tiara sudah keluar dari bilik kamar mandi. Dia melihat bayangannya di cermin sambil sesekali bersenandung riang.

Entah kenapa Tiara saat ini ingin sekali bertemu dengan Arta.

Apa gue sms sekali lagi ya-batin Tiara.

Tiara memutuskan mengirim pesan kepada Arta sekali lagi. Beberapa detik kemudian notifikasi masuk ke handphone Tiara.

"Itu pasti dari Arta," gumam Tiara saat sedang berdiri di depan cermin.

Tiara mengambil handphonenya di atas kasur, benar saja pesan dari Arta baru terkirim. Tiara sangat senang karena cowok itu menerima permintaannya.

Tiara langsung mengambil tas kecil yang tergantung di dekat pintu, dan tak lupa mengambil sepatu sneaker kesukaannya.

Tiara menuruni anak tangga perlahan untuk sampai di lantai bawah. Dia menunggu di ruang tamu sampai Arta menjemputnya.

Tinn...Tinn...Tinn...

Gadis itu langsung keluar dan tak lupa mengunci pintu rumahnya. Lalu membuka pagar, dia kaget karena yang berada di depan pagar rumahnya bukan Arta, melainkan Reza.

"Loh Reza?"

"Iya kenapa? Lo gak suka kalau gue dateng ke sini?"

"Bu ... bukan gitu gu ... gue...," ucapan Tiara terhenti karena mobil Arta baru saja datang.

Arta keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekati Tiara dan Reza. "Loh, kok lo di sini sih? Katanya mau ketemu sama temen lo?" tanya Arta. Sepertinya Arta tidak suka jika Reza juga datang ke rumah Tiara.

"Ini gue lagi ketemu sama temen gue. Lo sendiri ngapain ke sini?" tanya Reza.

"Tiara minta temenin jalan- jalan. Yaudah gue langsung dateng ke sini. Ra? Lo ngajak Reza juga?" tanya Arta, Tiara yang sedari tadi melamun, langsung tersadar dari lamunannya.

"Eh? Eng ... engga kok. Ta ... tadi Reza dateng ke rumah gue." Ucap Tiara terbata- bata.

"Ayo Ra kita berangkat."

"Hm ... ayok. Maaf ya Rez, mungkin lain kali."

-o0o-

Tiara sekarang sudah berada di panti asuhan penuh kasih. Dia sudah membawa beberapa makanan yang sempat dia beli di supermarket dekat sini.

Arta juga membantu membawakan beberapa makanan dan keperluan panti asuhan.

"Lo pernah ke sini Ar?" tanya Tiara. Bagaimana tidak, padahal Tiara baru mengajak Arta sekali ke sini, bagaimana dia bisa tahu jalan menuju ke panti ini.

"Udah. Udah lama sama temen gue," ucap Arta, sesekali dia melirik ke arah Tiara yang sedang tersenyum.

"Lo mau tau tentang gue gak?"

"Lo mau jelasin sepenuhnya?" bukannya menjawab pertanyaan Tiara, justru Arta malah balik menanya.

"Ih jawab dulu, lo mau tau tentang gue gak? Kalau mau tau gue jelasin sepenuhnya."

"Iya iya jelasin," pinta Arta.

"Tapi kita ngasih ini dulu ke Bu Elisa."

"Oke. Gue udah pegel banget nih," keluh Arta.

Mereka masuk ke dalam panti, dan menaruh makanan di ruangan Bu Elisa. Setelah itu mereka menuju taman yang ada di belakang panti untuk berbincang-bincang.

"Sekarang ceritain," ucap Arta.

"Jadi gini, kata mama gue sebenernya gue udah beberapa kali ke sini sama temen gue pas masih SMP," jelas Tiara.

"Terus?"

"Masalahnya gue gak tau siapa temen gue itu." Tiara menghela nafas pasrah.

"Kok gak tau sih?" tanya Arta bingung.

"Jangan bilang ini ke siapa siapa ya," pinta Tiara.

"Oke."

"Gue pernah ketabrak mobil, kepala gue kebentur aspal jalanan dan akhirnya gue lupa ingatan setengah. Makanya itu gue berusaha cari temen gue itu, walaupun kemungkinannya sedikit."

"Jadi lo pernah ilang ingatan? Apa lo cuma gak inget temen lo yang suka bareng lo itu atau ada yang lain?" tanya Arta dengan hati-hati.

"Gue cuma inget keluarga gue doang, temen temen gue? Gue sama sekali gak inget mereka. Akhirnya mama sama papa gue mutusin untuk pindah sekolah sekaligus pindah rumah. Nah itu yang membuat gue kelihangan temen gue yang paling gue sayang." Ucapan Tiara sangat menyentuh hati Arta. Bagaimana tidak? Ternyata dia sangat sayang sama temen lamanya.

"Gue mau nanya sama lo."

"Apa?"

"Kalau lo udah ketemu sama temen lama lo apa yang lo lakuin?" tanya Arta.

"Gue bakal peluk dia."

"Tapi lo ketemunya sebelum ingatan lo pulih total."

"Maksudnya?" tanya Tiara tak mengerti.

"Maksud gue, temen lo itu tiba tiba dateng ke lo, tapi lo masih belum inget apa-apa," jelas Arta.

"Gue ... gue ... gue gak tau. Gue sangat berharap ingatan gue sepenuhnya kembali lagi." Ucap Tiara dengan sungguh-sungguh. Dia sangat ingin ingatannya kembali lagi. Dan juga bertemu teman lamanya.

"Ra, apa lo tau. Gue juga kelihangan temen gue pas SMP," ucap Arta. Semoga saja setelah mendengar ucapan Arta, Tiara bisa mengingat masa-masa dulu.

Tiara memandangi Arta cukup lama, tanpa berkedip. Dia tersenyum. Jika di lihat lihat dengan jarak dekat, Arta memang sangat tampan.

Dia cakep juga. Lumayanlah. Eh Ra lo kenapa jadi kaya gini sih, udah udah-batin Tiara.

-o0o-

Hai kalian semua👋
Apa ada yang kangen sama aku gak? Hehehe.

Jangan lupa vote and comment ya. Satu vote dari kalian sangat berharga buat saya.

Makasih semuanya

Salam
Angeliya_KN

[1] Problem In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang