"Siapa lo?"
"Kenalin gue Reza Pradipta. Lo bisa manggil gue Reza," ucap Reza sambil mengulurkan tangannya.
Kaya kenal namanya-batin Tiara.
Tiara menerima uluran tangan Reza sambil berkata, "Nama gue Tiara Ayudia Noufalyn. Panggil aja Tiara," ucap Tiara sambil tersenyum.
"Nama yang bagus," puji Reza.
"Makasih. Terus gimana caranya kita masuk?"
"Gue gak tau. Meningan kita ke cafe aja yuk," ajak Reza.
"Tapi kan kita harus sekolah."
"Sekali aja gak apa-apa kali."
Entah kenapa Tiara mengangguk menerima permintaan Reza. Padahal mereka baru mengenal satu sama lain.
-o0o-
Tiara dan Reza sudah berada di cafe. Mereka sudah memesan makanan dan minuman sejak tadi.
Tiara tidak tahan berada di tempat seperti ini, apalagi mereka masih memakai seragam sekolah.
Banyak sekali pengunjung cafe yang melihat ke arah mereka. Tiara sangat gelisah diperhatikan seperti itu. Tapi lain halnya dengan Reza, dia malah asik bermain handphonenya sejak tadi, seolah dia sudah sering seperti ini.
"Rez, udah selesai belum?" tanya Tiara.
"Belum. Udah santai aja, anggap aja gak ada orang," ucap Reza dengan sangat santai.
Tiara sudah tidak tahan lagi. Rasanya dia ingin cepat- cepat pergi dari sini.
"Yaudah kalau lo masih mau di sini. Gue balik duluan ya. Kita udah lama di sini, dan ini udah lewat dari jam pulang sekolah," ucap Tiara sambil melirik ke arah jam tangannya.
"Tunggu bentar, gue pengin ketemuan sama adik gue."
"Oke 10 menit."
Akhirnya Tiara terpaksa menunggu selama sepuluh menit lagi. Kalau dia tidak datang dalam sepuluh menit, maka Tiara akan meninggalkannya.
Seharusnya dia tidak usah menerima ajakan Reza. Lagi pula mereka baru saja saling mengenal.
"Maaf kak gue baru dateng. Tadi abis ber--. Tiara?"
"Lo udah kenal Tiara Ar?" tanya Reza. Ternyata Reza sedang menunggu Arta. Mereka adalah adik kakak.
Arta hanya diam, tidak menjawab pertanyaan kakaknya.
"Sejak kapan lo pindah? Kok gak ngasih tau gue sih?" tanya Arta. Sebenarnya dia masih bertanya-tanya mengapa Tiara bisa bersama kakaknya.
"Sejak kemarin. Kan gue pengin ngasih kejutan buat lo," jelas Reza.
"Hm..., kalau gitu gue balik duluan ya," ucap Tiara.
"Bareng gue aja," ucap Reza dan Arta bersamaan.
Tiara bingung harus menerima tawaran siapa. Di satu sisi dia sangat ingin pulang bareng Arta, tapi di sisi lain dia tidak enak pada Reza.
"Gue balik sendiri aja. Makasih atas tawarannya," ucap Tiara sambil melangkah keluar cafe.
Reza dan Arya hanya saling tatap-tatapan. Seolah mereka tidak mengerti jalan pikiran cewek itu. Padahal ini sudah sore sekali.
-o0o-
Arta pov.
Tokk...Tokk...Tokk
"Masuk," sahut seseorang dari dalam.
"Gue mau nanya sama lo," ucap Reza dengan serius. Dia sudah duduk di tepi ranjang milik Arta.
"Nanya apaan?" tanya Arta dengan malas.
"Kok lo bisa kenal sama Tiara?" tanya Reza.
"Taulah dia kan sekolah di sekolahan gue," jawab Arta dengan santai.
"Itu doang jawaban lo?"
"Terus gue harus jawab apa?Justru gue yang harus nanya sama lo, kenapa lo bisa kenal sama Tiara? Dan kenapa lo harus balik ke Indonesia?" tanya Arta dengan penuh penekanan. Arta sedikit cemburu melihat kakaknya sedang berbicara dengan Tiara.
"Emang kenapa? Gak boleh?Tadi itu gue ketemu sama dia di gerbang. Dia telat, sama kaya gue telat. Apa mungkin kita jodoh ya?"
Gak usah mimpi lo-batin Arta.
"Semua aja yang lo anggap sama berarti jodoh. Terus kalau gue sama lo dilahirin sama mama yang sama artinya gue sama lo itu jodoh?"
"Gue mah gak mau jodoh sama lo. Sorry gue masih suka perempuan ya." Reza langsung keluar dari kamar Arta.
"Punya saingan baru nih," gumam Arta.
-o0o-
Hai ketemu lagi sama aku.
Aku mau nanya sama kalian, cerita ini dari awal sampai part ini nyambung gak sih?Soalnya aku mau tahu aja.
Maaf juga kalau makin kesini makin gak jelas ceritanya🙏Jangan lupa vote and comment ya. Satu vote dari kalian akan sangat berharga buat saya.
Makasih yang udah mau vote dan baca ceritaku dari awal.
Thank you
All❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Problem In The Past
Teen FictionAku rindu kamu yang menghilang selama bertahun-tahun. Tapi sekarang aku sudah bertemu dirimu lagi, walaupun kamu tidak mengenal diriku. -Artaseno Pradipta Apa benar kalau kita sudah saling mengenal satu sama lain dulu? Tapi kenapa aku tidak tahu apa...