23. Apa Dia Suka Padaku?

18 6 0
                                    

"Pulang bareng gue!" sahut Arta, masih dengan memegang tangan Tiara.

Arta menarik Tiara untuk pergi bersamanya, tapi ditahan oleh Reza.

Tiara sedang diperebutkan oleh dua orang laki-laki. Dia merasa kasihan kepada kedua tangannya yang sedang ditarik oleh mereka berdua.

"Ayo, Ra!" Reza masih berusaha pada pendiriannya.

Semua pasang mata menatap ke arah mereka bertiga. Tiara jadi tidak enak kepada keduanya. Seharusnya Arta dan Reza akur, karena mereka kakak dan adik. Tapi mengapa mereka menjadi seperti itu?

Reza menarik Tiara dari sebelah kiri, dan Arta menarik Tiara dari sebelah kanan. Tiara pusing bukan main dengan mereka berdua.

Tangannya sakit karena mereka terus menariknya. Tiara benar-benar kewalahan.

Aksi tarik-menarik terus terjadi. Seolah Tiara tidak dipedulikan di sini. Hanya tangannya saja yang mereka incar.

"STOP!!" teriaknya frustasi karena dua cowok yang ada di sebelah kanan dan kirinya.

"Lo nggak pantas di lakuin sama cowok kayak dia," ujar Reza sambil menunjuk Arta dengan dagunya.

"Lepasin!!"

Reza dan Arta melepaskan tangannya dari Tiara. Mereka berusaha sadar atas kelakuan mereka tadi.

"Gue pulang sama Reza." Tiara beranjak dari sana. Gadis itu menunggu Reza yang sedang mengambil motornya di parkiran.

Tiara terus memandang ke depan. Motor Reza berhenti di hadapan Tiara. Bergegas cewek itu menaiki motor matic milik Reza.

Mereka pergi begitu saja. Bahkan Tiara sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Arta.

Selepas kepergian Reza dan Tiara. Arta mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Arta, ayo kita pulang," sahut Keysa yang tadi hanya diam melihat aksi di antara mereka bertiga.

"Pulang sendiri!" bentaknya.

"Tadi katanya mau pulang bareng sama gue? Kok nggak jadi sih? Ayo, udah sore."

"Lo tuli? Gue bilang pulang sendiri! Bisa kan? Nggak usah manja!" Arta beranjak dari hadapan Kesya. Cowok itu berjalan ke parkiran untuk mengambil motor miliknya.

Gadis itu menghentak-hentakkan kakinya kesal. Keysa melongo, Arta pergi begitu saja tanpa dirinya.

"Seharusnya gue nggak usah nunggu dia dari tadi."

-o0o-

Tiara berdiri di depan rumahnya. Mereka sudah sampai beberapa menit yang lalu.

Tapi, Tiara masih berdiri di depan. Menunggu Reza pulang dari rumahnya.

"Makasih, ya. Udah mau antar gue."

"Sama-sama. Lo nggak apa-apa, kan?"

"Maksudnya?"

"Lo nggak terluka sama ucapan Arta, kan?"

"Ohh itu, nggak kok. Tenang aja, mungkin tadi dia cuma keceplosan aja," ucap Tiara setenang mungkin.

"Bagus deh. Besok mau gue jemput?"

"Hah? Nggak usah, besok gue mau bawa mobil sendiri."

"Ya udah. Hati-hati, ya. See you next time." Reza menyalakan mesin motornya. Cowok itu melambaikan tangannya ke arah Tiara. Gadis itu membalas lambaian tangannya.

Reza sudah pergi. Sekarang Tiara ingin masuk ke rumahnya. Beristirahat sejenak. Bersiap untuk besok pagi.

-o0o-

Saat ini Tiara asik menonton tv di kamarnya. Memakan camilan di atas kasur.

Sekarang kamar Tiara seperti kapal pecah. Berantakan.

"Ihh, kasian banget sih ceweknya. Nggak tega," ujar Tiara sambil sesenggukan karena mengeluarkan air mata.

Tiara mengambil handphonenya di atas nakas. Memeriksa apakah ada pesan masuk ata tidak.

Ternyata tidak ada pesan dari siapa pun. Tiara meletakkan kembali ponselnya di nakas.

Gadis itu kembali fokus menatap layar tv. Dia menonton acara kesukaannya.

"Jahat banget sih tuh cowok," lirih Tiara.

Tiara sangat fokus menonton acara tv kesukaannya. Sampai-sampai dia mengabaikan ponselnya yang berdering.

"Ihh, berisik banget sih. Ganggu aja."

Gadis itu mengambil ponselnya yang berdering di atas nakas. Dia menyalakan speaker supaya terdengar.

"Halo?"

"Ra, nanti mau makan malam di luar nggak?"

"Hah? Makan malam di luar? Di mana?"

"Di dekat rumah lo aja."

"Ohh, oke. Jam berapa?"

"Jam tujuh aja. Bisa kan?"

"Bisa."

"Oke. Sampai ketemu nanti malam."

Sambungan sudah terputus. Tiara merasa aneh dengan sikap Reza barusan.

Tapi Tiara tidak ingin berpikiran macam-macam. Dia beranjak untuk mandi. Setelah itu, ia akan membereskan kamarnya yang seperti kapal pecah.

"Apa mungkin dia suka sama gue?"

-o0o-

Hai ketemu lagi kita. Semoga suka part ini ya. Jangan lupa vote and comment.

Tungguin kelanjutannya ya. Makasih.

[1] Problem In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang