Tiara sedang bersiap-siap untuk makan malam nanti. Tadinya Tiara sempat bingung memakai pakaian apa, tetapi ia sudah memilih pakaian sederhana saja.
Tiara sedang berdiri di depan cermin. Memandang dirinya sendiri, dengan senyuman manisnya.
"Cantik."
Tiara tersenyum malu-malu pada dirinya sendiri. Padahal malam ini mereka hanya ingin makan malam di dekat rumahnya. Tapi Tiara berdandan sangat rapi.
Ponsel Tiara berdering di atas kasur. Bergegas dia mengambil ponselnya, lalu mendekatkan ke telinganya.
"Ra, udah siap belum?"
"Udah, nih."
"Ya udah turun. Gue udah ada di depan rumah lo."
Tiara membelalak tak percaya. Dia berjalan mendekati jendela. Benar saja, Reza sudah berada di depan rumahnya sekarang.
Cowok itu melambaikan tangannya dari luar. Tiara membalas dengan lambaian tangannya.
"Ya udah, gue turun sekarang."
"Oke."
Tiara mengakhiri sambungannya. Bergegas dia mengambil tas kecil yang tergantung di dekat pintu.
Gadis itu menuruni anak tangga untuk sampai di lantai paling bawah.
Membuka pintu. Lalu menguncinya terlebih dahulu, karena di rumahnya tidak ada orang selain dirinya.
Tiara membuka pagar rumahnya. Gadis itu disambut dengan baik oleh Reza.
Bergegas Reza membukakan pintu mobilnya di sebelah kiri. Kemudian, Tiara masuk ke dalamnya.
Reza juga sudah menutup kembali pintu mobilnya. Dia juga segera masuk ke dalam. Mesin mobil sudah dinyalakan. Mereka beranjak dari rumah Tiara.
-o0o-
"Mau makan apa?" tanya Reza saat mereka sudah sampai di rumah makan sederhana.
"Samain aja deh." Tiara menyapu pandangannya ke seluruh sudut ruangan ini.
Reza mengangguk sebentar. Dia memesan makanan dan minuman kepada pelayan.
Pelayan itu beranjak dari meja mereka. Reza bingung melihat Tiara seperti memikirkan sesuatu.
"Kenapa?"
"Eh? Ini beneran tempat yang lo bilang? Maksudnya, tempat ini sepi, apa mungkin tempat ini jarang ada pelanggan yang beli? Itu sebabnya sepi? Dan ruangan ini dipenuhi sama bunga mawar." Tiara merasa aneh dengan semua ini. Apa ada acara spesial nanti?
"Udah biarin aja. Mungkin juga udah ada yang mesan tempat ini."
"Ya udah. Nggak usah dipikirin deh," ucap Tiara melepas semua pemikiran anehnya.
Pelayan itu datang membawa makanan dan minuman pesanan mereka berdua. Tiara dan Reza menikmati makan malam dengan nikmat.
Tak lama mereka selesai makan. Alunan musik yang dikeluarkan oleh biola mengalun merdu di telinga mereka.
Tiara tercengang saat dirinya melihat ke arah Reza. Cowok itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
Sebuah gantungan kunci berbentuk hewan kesukaannya. Panda.
"Lo mau ini?"
Tiara mengangguk seperti anak kecil.
"Tapi lo harus jawab pertanyaan gue dulu." Kening Tiara berkerut. Tidak mengerti maksud Reza.
"Lo ... lo harus jadi pacar gue. Kalau lo ambil gantungan kunci ini, berarti lo nerima gue. Kalau lo nggak ambil gantungan kunci ini, berarti lo mau jadi pacar gue."
"Sama aja Reza. Jadi semua ini rencana lo? Lo ngajak gue ke sini dan nyiapin semua ini, rencana lo?"
"Iya. Jawab gue, Ra," desaknya.
"Apa rencana lo?" ketus Tiara.
"Gue nggak ada rencana apa-apa. Dari pertama gue lihat lo, gue suka sama lo."
"Plis. Gue nggak suka sama lo."
"Ohh. Gue tahu, lo suka kan sama Arta? Lo nggak mau nerima gue, karena lo suka sama Arta? Cowok brengsek kayak dia?"
"DIA BUKAN COWOK BRENGSEK!!" seketika semua pelayan yang tadi memainkan musik biola menjadi terhenti karena suara bentakan dari Tiara.
Begitu juga dengan Reza. Cowok itu baru pertama kali melihat Tiara marah seperti sekarang.
"Terus apa?"
"Gue tahu sekarang. Lo sengaja kan, ngenjauhin gue dari Arta?" ucapan Tiara masih seperti tadi. Sangat dingin.
"KALAU IYA, KENAPA?" Tiara tercengan mendengar jawaban yang terlontar dari Reza.
Tiara benar-benar sangat marah. Rasanya ia ingin mencakar-cakar wajah Reza, lalu melemparnya ke luar.
Tiara bangkit dari kursinya. Lalu beranjak dari sana untuk ke luar.
Reza mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia kehilangan jati dirinya tadi.
Reza beranjak dari sana untuk mengejar Tiara yang ke luar. Cewek itu pasti belum jauh dari sana.
Reza buru-buru berlari mengejar Tiara. Cewek itu sudah memberhentikan taksi.
Tiara baru saja ingin masuk ke dalam. Tapi ditahan oleh Reza yang sekarang memegang tangannya.
"Lepasin!" Tiara melepaskan cekatan tangannya dari Reza.
"Ra, maafin gue. Gue nggak ada maksud bentak lo kayak tadi."
"Ck. Gue malah senang kalau lo bentak gue kayak tadi. Tapi lo udah hilangin kepercayaan lo dari gue."
Tiara masuk ke dalam taksi. Lalu menutup pintu taksi. Cewek itu menyuruh supir taksi tersebut untuk berjalan.
Taksi beranjak dari sana. Meninggalkan Reza sendiri dengan perasaan menyesal.
"Bodoh."
-o0o-
Halo semuanya. Ketemu lagi sama aku dan cerita ini.
Semoga kalian suka dengan cerita ini ya.Jangan lupa vote and comment. Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Problem In The Past
Teen FictionAku rindu kamu yang menghilang selama bertahun-tahun. Tapi sekarang aku sudah bertemu dirimu lagi, walaupun kamu tidak mengenal diriku. -Artaseno Pradipta Apa benar kalau kita sudah saling mengenal satu sama lain dulu? Tapi kenapa aku tidak tahu apa...