Tiara dan Arta memainkan bola basket dengan sangat baik. Apalagi cara Tiara merebut bola dari Arta sangatlah unik. Biasanya perempuan memainkan bola basket dengan cara berebut, satu bola dikerubungi oleh kedua tim, dan tidak ada yang menjaga ring masing-masing.
Arta merebut bola yang sedari tadi dipegang oleh Tiara. Dia langsung memasukkan bola tersebut ke dalam ring Tiara.
Tiara yang tidak percaya kalau dia kalah dari Arta, langsung memasang wajah tak suka kepada Arta.
Arta yang melihat Tiara sedang menggerutu, langsung menghampiri gadis itu. Arta langsung memberikan senyum sinisnya.
"Ngapain lo di sini? Udah sana," ucap Tiara dengan acuh tak acuh.
"Hebat juga lo main basketnya. Tapi kalau lo mau lebih hebat lagi, sebaiknya lo pemanasan dulu biar bisa," ucap Arta dengan santai sambil menatap mata perempuan itu.
Tiara yang ditatap seperti itu oleh Arta, langsung memutuskan kontak mata dengan cowok itu.
"Lo masih ketemu sama adik gue? Gue saranin kalau lo nggak mau kenapa-kenapa. Jangan deketin adik gue lagi atau akan terjadi sesuatu sama lo," ancam Arta. Dia menekankan kata terakhir 'atau akan terjadi sesuatu sama lo'.
"Gue udah sering bilang sama lo. Bukan gue yang suka deketin adik lo, tapi adik lo yang deketin gue. Emang apa masalahnya sih sama lo. Kalau nggak suka sama gue ya udah, nggak usah libatin adik lo deh," ucap Tiara menjelaskan panjang lebar dengan penuh emosi.
"Apa masalahnya? Lo nanya sama gue apa masalahnya. Lo sendiri juga tau apa masalah gue sama lo. Nggak usah nutupin kejadian waktu itu deh," ucap Arta. Nada bicara cowok itu sedikit membentak perempuan yang sedang diam.
Tiara yang mendengar itu dari mulut cowok itu, merasa tidak mengerti apa masalah di antara mereka. Kenapa dia membenci dirinya?
Arta melihat Tiara hanya diam memandang ke arah depan dengan tatapan kosong. Bergegas Arta meninggalkan lapangan dan cewek yang masih diam layaknya patung.
Olahraga telah selesai beberapa menit yang lalu. Mereka yang tadi olahraga, sudah mengganti pakaian olahraga dengan baju seragam yang ditentukan pada hari rabu.
Begitu juga dengan Tiara dan Jesi, mereka sudah mengganti baju olahraga dengan seragam pada hari rabu.
"Jes, menurut lo, gue punya salah apa sih sama tuh cowok?" tanya Tiara dengan kesal, mengingat apa yang tadi dikatakan cowok itu di lapangan.
"Maksud lo? Lo punya salah sama dia? Padahal kan kalian baru kenal. Kok dia bilang kalau lo punya salah sama dia sih?" tanya Jesi sambil merapikan rambutnya menggunakan tangannya.
"Tadi di lapangan dia bilang begitu. Katanya gue punya salah sama dia dan adiknya. Terus dia bilang jangan deket-deket adiknya lagi. Nggak jelas banget kan tuh cowok. Orang gue baru kenal dia sekarang," ucap Tiara, masih dengan sikap tak suka.
"Mungkin dia ada hubungan sama masa lalu lo kali."
"Hah? Masa lalu gue?Apaansih Jes. Gue nggak ngerti deh. Kalau dia masa lalu gue, pasti gue tau," ucap Tiara.
"Iya juga sih. Tau ah gue pusing. Balik yuk ke kelas. Anak-anak udah pada balik ke kelas," ajak Jesi.
"Ayo."
Mereka berdua berjalan untuk sampai ke kelas. Sebentar lagi pelajaran kedua akan dimulai. Dan Tiara sangat berharap tidak akan bertemu cowok itu lagi.
-o0o-
Sekolah hari ini sudah selesai. Siswa-siswi sudah berhamburan untuk segera pulang ke rumah masing- masing.
Lain halnya dengan Tiara, dia lebih memilih pulang belakangan dari biasanya. Dia hanya menghindari Arta saja.
"Ra, lo bener nggak mau pulang sekarang?" tanya Jesi yang sedari tadi menunggu teman satunya.
"Nggak. Lo pulang duluan aja. Pasti udah di jemput kan?" tanya Tiara sambil membereskan beberapa bukunya.
"Nggak apa-apa? Ya udah gue pulang duluan ya. Bye Tiara!" ucap Jesi, lalu pergi meningalkan Tiara sendiri di kelas.
Tiara sudah merasa cukup sepi. Dia langsung keluar menuju parkiran untuk mengambil motornya.
"Jangan deketin adik gue lagi."
Ucapan itu membuat Tiara berhenti melangkah. Cewek itu malah berbalik arah, mencari pemilik suara tersebut.
Tiara kira sekarang sudah sangat sore. Tapi kenapa dia belum pulang juga.
"Jangan deketin adik gue lagi."
Kata itu lagi. Berapa kali dia sudah mengatakan kalimat yang sama.
"Mau lo apasih? Kalau lo nggak suka sama gue ya udah. Ribet banget sih jadi orang." Emosi Tiara sudah meluap-luap. Sekarang dia sangat kesal dengan cowok itu.
"Mau gue? Mau gue lo nggak deketin adik gue lagi. Karena kalau lo deketin adik gue lagi, malah akan memperburuk kondisi adik gue. Ngerti? Jadi gue nggak mau liat lo deketin adik gue lagi," jelas Arta. Ya, dia adalah Arta. Cowok yang selalu bilang 'jangan deketin adik gue lagi'.
"Maksud lo? Memperburuk kondisi adik lo? Lo pikir gue apaan? Hah?" tanya Tiara. Dia sama sekali tidak mengerti maksud cowok itu.
-o0o-
Hai👋
Gimana gimana? Part ini seru gak?
Kalau seru jangan lupa vote and comment ya
Makasih yang udah vote dan baca ceritaku dari awal
Salam
Angeliya_KN
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Problem In The Past
Teen FictionAku rindu kamu yang menghilang selama bertahun-tahun. Tapi sekarang aku sudah bertemu dirimu lagi, walaupun kamu tidak mengenal diriku. -Artaseno Pradipta Apa benar kalau kita sudah saling mengenal satu sama lain dulu? Tapi kenapa aku tidak tahu apa...