3.Tidak Bisa Menjauh

68 27 12
                                    

"Maksud lo? Memperburuk kondisi adik lo? Lo pikir gue apaan? Hah?" tanya Tiara. Dia sama sekali tidak mengerti ucapan cowok itu.

"Iya. Gara-gara lo, adik gue harus bertahan ngelawan penyakitnya," jelas Arta.

"Penyakit? Penyakit apasih maksud lo?" tanya Tiara. Dia masih tidak mengerti.

"Nggak usah pura-pura lupa deh. Gue ke sini cuma minta jangan deketin adik gue lagi. Walaupun adik gue yang deketin lo. Lo bisakan maksa dia buat nggak deket sama lo lagi. Atau lo sengaja buat adik gue celaka lagi?" ucapan Arta berhasil menusuk hati Tiara. Sangat pedas. Ucapan cowok itu sangat menyakitkan. Jika bisa dilihat, pasti hati Tiara tergores. Bagaimana cowok itu bisa berpikir kalau dia akan mencelakai adiknya.

"Maksud lo apasih? Gue sama sekali nggak ngerti. Oke gue nggak akan deketin adik lo lagi, kalau gue ini emang memperburuk kondisi adik lo. Oke gue minta maaf sama lo dan adik lo. Tapi kalau lo butuh gue. Maaf, gue nggak akan bantuin lo," jelas Tiara. Sebenarnya Tiara sangat sakit hati dibilang memperburuk keadaan Dita. Sangat sakit. Tapi karena rasa sakit itu, Tiara harus cegah. Dia hanya tidak boleh dekat dengan Dita kan? Itu pasti mudah.

"Bagus kalau gitu. Satu lagi, jangan pernah bicara sepatah kata pun sama dia, atau kalau perlu. Kalian nggak usah ketemu lagi," jelas Arta. Cowo itu sangat kejam. Apakah Tiara ada hubungan dengan cowok di masa lalu? Kenapa cowok itu sangat membencinya? Apakah dia sangat salah.

-o0o-

Malam ini Tiara tidak bisa tertidur, dia selalu memikirkan tentang ucapan dari cowok itu.

Apakah dirinya ada hubungan dengan cowok itu di masa lalu? Apakah dirinya telah membuat kesalahan besar, sampai cowok itu membencinya? Apakah dirinya dan Dita ada hubungan?

Pertanyaan-pertanyaan ini selalu mengkelebat di pikiran Tiara, sampai-sampai Tiara tidak bisa beristirahat dengan enak.

Dia memutuskan untuk membaca novel yang sudah lama ia beli, tapi belum di baca sama sekali.

Tiara membaca novel sampai larut malam, tapi dia tetap tidak mengantuk. Entah kenapa dia tidak bisa berhenti memikirkan cowok itu lagi.

Tiara memutuskan untuk menyudahi membaca novel. Dia melihat jam yang tergantung di dinding kamarnya.

"Sudah malam sekali," gumam Tiara.

Akhirnya Tiara memutuskan untuk tidur, walaupun ia sama sekali tidak mengantuk.

Untuk beberapa menit, Tiara akhirnya tertidur dengan pulas.

-o0o-

Tiara sedang memasak untuk sarapan pagi di dapur. Dia sudah terbiasa melakukan itu sendiri, karena kedua orang tuanya sedang bekerja di luar kota.

Tiara sedang memasak nasi goreng untuk sarapan. Sebelum berangkat Tiara selalu memasak makanan untuk sarapan dan untuk istirahat di sekolah.

Masakan Tiara sudah matang, dia langsung menikmati masakan yang ia buat, dan menyeruput segelas susu yang sebelumnya ia bikin.

Beberapa menit, Tiara sudah selesai sarapan paginya, dia memutuskan untuk berangkat  ke sekolah sekarang.

Tiara mengambil tas miliknya yang tadi dia taruh di sofa ruang tamu, dan bergegas keluar rumah untuk berangkat ke sekolah.

Tiara sedang memanaskan motornya untuk pergi ke sekolah. Tapi tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Pagi kak!" sapaan itu lagi.

Tiara menghadap orang tersebut. "Kamu? Kenapa nggak berangkat sekolah?" tanya Tiara.

"Kenapa kak? Kakak nggak suka aku di sini?" tanya gadis itu. Dia mendadak lemas, merasa bersalah karena dirinya sudah mengganggu Tiara yang ingin berangkat sekolah.

Tiara tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi ia sangat merindukan tingkah polos gadis ini, tapi di sisi lain dia tidak ingin mendapat masalah dari kakak gadis ini.

Gimana nih?-batin Tiara

Tiara hanya punya satu jalan agar gadis ini tidak dekat dengannya lagi. Dengan begitu ia jadi bebas dari kakak gadis ini. Walaupun dia tidak ingin gadis itu menjauhi dirinya.

"Iya kakak nggak suka kamu disini. Pulang sana. Ganggu aja," ucap Tiara dengan pedas, padahal hatinya tidak berpikiran seperti itu.

Dita membeku di tempat. Sekarang dia merasa bersalah sudah datang menyapa Tiara. Padahal niatnya kesini untuk berangkat bareng dengannya, karena kakaknya sedang sakit.

"Oh gitu ya kak. Ma ... maaf ya udah ganggu kakak. Aku cu ... cuma mau ngasih ini sama kakak. Maaf ya kak," ucap Dita dengan gugup. Tiara sangat merasa bersalah. Tiara tahu gadis itu sedang menahan untuk menangis.

Dia memberikan satu kotak makan, Tiara duga di dalamnya pasti ada makanan yang dia buat.

Baru saja Tiara ingin bilang terima kasih, tapi Dita sudah pergi meninggalkannya.

-o0o-

Hai hai hai👋

Gimana kabar kalian semua?Semoga baik-baik aja ya.

Jangan lupa vote and comment ya.

Makasih yang udah baca ceritaku dari awal dan meninggalkan jejak. Makasih juga untuk kalian yang sudah baca ceritaku.

Thank you
Salam
Angeliya_KN

[1] Problem In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang