12.Kesal

47 13 8
                                    

"SIAPA SIH YANG MASANG FOTO GUE DI MADING!!" teriak Tiara kesal. Bagaimana tidak, foto Tiara dan Arta terpasang di mading sekolah, membuat gosip di mana-mana.

"Kok pada diam. Gue lagi ngomong sama manusia kan? JAWAB."

"Ra udah dong. Jangan marah-marah kayak gitu." Jesi menenangkan Tiara agar berhenti bicara seperti itu di sini.

"Gimana gue ngak marah Jes. Lo bayangin foto lo sama Reno dipasang di mading. Lo marah ngak?" tanya Tiara dengan sedikit mebentak Jesi.

"Ya.... ma ... marah lah," jawab Jesi gugup.

"Nah itu tahu. Gue balik." Tiara berjalan meninggalkan Jesi sendiri di depan mading dengan perasaan bersalah.

Bukan gue yang masang foto itu di mading Ra-batin Jesi.

-o0o-


Bel pulang sekolah sudah berbunyi nyaring di segala penjuru sekolah.

Tiara sedang memasukkan buku-buku serta alat tulis yang tadi ia pakai pada saat pelajaran berlangsung.

Tiara bergegas keluar dari kelas. Tapi langkahnya terhenti karena ada seseorang menghalangi jalannya sambil membentangkan kedua tangannya.

"Apa?" tanya Tiara ketus.

"Gue anterin lo pulang." Laki-laki itu langsung menarik pergelangan tangan Tiara, tapi Tiara langsung melepaskan tangannya dari cekatan tangan cowok itu.

"Gak usah pegang-pegang gue. Gue pulang sendiri." Tiara berjalan untuk segera pergi dari sekolahnya. Dia masih sangat kesal karena hal itu.

"Kenapa lagi sih tuh orang?" ucap Arta bermonolog sendiri.

Arta menghampiri Jesi di kelas. Cewek itu masih saja berdiri di dekat kursinya.

Arta menduga sedang ada masalah di antara mereka berdua.

"Ara kenapa?" tanya Arta datar saat sudah berada di hadapan Jesi.

"Marah," jawab Jesi singkat.

"Kenapa?" tanya Arta lagi.

"Gak tahu." Jesi langsung pergi meninggalkan Arta di kelas sendiri dengan pertanyaan yang masih hinggap di kepalanya.

"Apa yang gue ngak tahu hari ini?" ucap Arta bermonolog sendiri.

-o0o-

Tiara sudah sampai di rumahnya. Dia masuk ke dalam dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu.

Dia melihat ke sekeliling rumahnya. Sepi. Hanya itu yang dapat Tiara lihat.

Dia sudah sangat kesepian. Tidak punya adik atau kakak. Orang tuanya sedang sibuk di luar kota.

Tidak ada yang dapat menghiburnya sekarang. Jesi temannya sudah membuat dia kesal seperti ini.

Siapa yang bisa menghibur dirinya sekarang?

Kau lihat aku di sini menunggumu menanti

Suara ponsel Tiara berbunyi. Menandakan seseorang sedang menelponnya. Tanpa melihat nama yang tertera di sana, Tiara langsung mengangkat sambungan itu.

'Halo'

'Lo kenapa? Lo marah sama gue? Apa gue buat masalah lagi sama lo?'

'Enggak gue ngak apa-apa. Gue cuma lagi kesal aja'

'Kesal kenapa?'

'Lo tau kan Ar, foto saat kita di taman panti dipasang di mading'

'Hah? Kok bisa sih? Siapa yang masang foto kita?

Sepertinya Arta belum mengetahui tentang gambar itu.

'Nanti gue jelasin. Kita ketemuan yuk. Mau gak?'

'Di mana? Iya gue mau'

Tiara tersenyum sekilas.

'Di rumah gue aja yah. Soalnya sepi'

'Ya udah gue ke sana. Tunggu ya'

Tutt...Tutt...

-o0o-

Tiara sedari tadi hanya mundar-mandir tidak jelas. Dia menunggu kedatangan Arta ke sini.

"Arta kemana sih? Ini udah dua jam. Apa mungkin dia ngak tahu rumah gue?"

"Tapi gak mungkin, dia kan udah pernah ke sini sekali. Dan itu juga gue gak kasih tahu alamat gue. Dia langsung aja sampai. Ya udah deh tunggu aja."

Tingg...Tongg...

"Itu pasti Arta." Tiara membuka pintu rumahnya dan ternyata dia....

"Lo?"

-o0o-

Hai semuanya. Maaf ya kalau ceritanya pendek banget.

Dan maaf juga kalau aku bikin cerita gantung. Biar pada penasaran.

Kira-kira siapa ya yang datang ke rumah Tiara? Arta? Atau yang lain?

Di tunggu aja ya cerita selanjutnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Makasih.

[1] Problem In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang