#35 HAMPIR GILA

6.5K 613 73
                                    


'Kau menghilang sesukamu dan kembali lagi kapan pun kau ingin. Ingin ku membenci, namun rindu selalu menang saat rasa benci mulai tumbuh'

-s.a-

__________________

"Tidur bersamaku satu malam"

Bulu halus di permukaan kulit Taehyung sontak meremang, bahkan lelaki itu hampir saja terperajat saat mendengar jawaban gadis yang sudah terbukti kewarasannya

Gadis itu menyeringai, membuat tubuh Taehyung seperti di timbun air yang membeku di bulan Desember

Tentu Taehyung sangat paham dengan arti kalimat 'tidur bersama' yang baru saja Hyesun tawarkan

"Kau gila" Rahang Taehyung merpeletuk, lelaki itu mendesis

"Aku kan sudah bilang, kau tak akan menyukainya sayang" Hyesun berdiri, tangan gadis itu masih terlipat di depan perut

Wedges berhak kayu dengan tinggi lima senti yang Hyesun pakai terdengar bagaikan dua pisau yang saling beradu di telinga Taehyung

Hyesun mendekat ke arah Taehyung dan berjalan ke belakang tubuh lelaki itu

"Aku sudah bilang tidak menerima penolakan" Hyesun memeluk Taehyung dari arah belakang dan berbisik di telinga lelaki itu namun, pelukan itu tak berlangsung lama. Hyesun segera melepas kedua tangannya yang semula melingkar di leher Taehyung

Kini Taehyung benar-benar takut, sungguh. Ini benar-benar sudah keterlaluan, kewarasan Hyesun sudah di ambang batas, gadis ini sama sekali tak waras

"Bagaimana?" Tanya Hyesun yang sudah berada di sebelah Taehyung dengan posisi masih berdiri

"Tidak akan dan tidak akan pernah. Kau sudah gila" Taehyung kini ikut berdiri, menghadap gadis itu

"Kau tau yang akan terjadi jika kau menolak kan?" Alis Hyesun naik satu, gadis itu bicara menantang

Sepertinya keahlian dasar gadis itu hanyalah mengancam lawan bicaranya

"Lakukan yang kau mau, aku tak takut" Nyatanya Taehyung lebih menantang, lidah dalam bibir lelaki ith bermain

"Jangan salahkan aku jika hal buruk terjadi" Hyesun kembali menyeringai lagi

Taehyung membernarkan posisi topinya kemudian melenggang menjauh, ia harus segera keluar dari ruangan yang berhasil membuat tubuhnya memanas, entah suhu ruangan itu memang panas atau bagaimana

"Kau pilih Jimin atau Nara?"

Langkah Taehyung terhenti tepat saat lelaki itu akan benar-benar keluar sepenuhnya dari tempat yang minim cahaya itu

Suara Hyesun terdengar menggema, itu jelas terjadi karena tempat itu hanya diisi oleh beberapa barang saja

Tangan disisi tubuh Taehyung terkepal, tarikan nafas sepanas udara musim kemarau keluar dari mulut Taehyung. Lelaki itu emosi, sekarang apa lagi yang diinginkan Hyesun?

"Atau...dua-duanya?" Lanjut Hyesun

.......

"Eomma baik-baik saja bukan disana?" Nara mengusap halus bingkai foto yang ada di hadapannya, seolah bingkai itu adalah hal yang jika disentuh sembarang akan hancur

"Aku baik-baik saja di sini. Tak usah mengkhawatirkanku" Nara sedikit tertawa saat mengucapkan kalimatnya, seolah gadis itu berbicara dengan sosok yang nyata

Di balik gadis itu, tanpa Nara sadari Heejung memperhatikannya. Heejung menemani Nara ke tempat penyemayaman abu--- ah, bukan. Tepatnya mereka sama-sama ada perlu ke tempat ini. Heejung juga ingin bertemu ibunya

I D O L  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang