Chapter 5

727 31 1
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca:)

Happy Reading:*

Chapter 5

***

Ternyata sifatmu tidak sedatar wajahmu.

***

"Masuk," ucap Erlan saat mereka sampai di mobilnya.

Friska masih diam di tempat. Ini bukan kali pertamanya ia akan pulang bersama dengan Erlan, namun, ini kali pertamanya Friska pulang berdua dengan Erlan. Jika sebelumnya ada Alma, kini hanya mereka berdua. Berdua saja.

"Lo budek?" tanya Erlan yang lebih pantas disebut dengan cibiran bukan pertanyaan.

"Iya, iya, ini gue masuk. Sensi amat lo jadi cowok." Friska menutup pintu mobil dengan kasar.

"Heh! Lo pikir ini mobil murah? Pake banting-banting pintu mobil orang segala lagi," sentak Erlan.

Friska tersenyum penuh kemenangan. Dia menurunkan kaca mobil lalu menatap Erlan.

"Mau masuk, gak, nih? Kalo nggak, gue bawa pulang aja mobil lo, terus gue jual. Lumayan buat beli cilok." Friska kembali memancing emosi Erlan dan tentu saja berhasil.

Friska kembali tersenyum penuh kemenangan. Seharusnya Erlan tidak mempercayai ucapan Friska. Bagaimana mungkin Friska akan membawa mobilnya, menyetir mobil saja dia tidak bisa. Jangankan menyetir mobil, mengendarai motor saja dia masih sedikit merasa was-was.

Erlan masuk ke dalam kemudian mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Meski karakternya yang menyebalkan, dia bukan termasuk orang yang ugal-ugalan di jalan raya. Dia tetap mentaati peraturan lalu lintas yang ada.

Erlan menepikkan mobilnya di jalan membuat kening Friska berkerut. "Ngapain berhenti?" tanya Friska.

Erlan tidak menjawab, dia mendekatkan tubuhnya pada Friska membuat Friska ketakutan.

"Jangan berani macem-macem lo sama gue!" Ancam Friska.

Erlan semakin mendekat membuat Friska menahan napasnya. Friska juga menutup matanya, dia takut Erlan akan berbuat nekad.

Erlan kemudian memasangkan sabuk pengamannya pada Friska, setelah itu dia meniup wajah Friska membuat Friska membuka matanya.

"Kalau naik mobil, seat belt-nya itu dipake. Gue nggak mau ya, keluar duit kalau sampe pala lo terbentur dan berdarah pas gie ngerem dadakan," ucap Erlan membuat Friska berdecih.

Friska mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil, malas menanggapi ucapan Erlan yang selalu menyebalkan.

"Lo tadi udah pe-de ya, gue bakal nyium lo?" Erlan terkekeh.

Friska menoleh, dengan cepat dia menjawab, "Nggak!"

Erlan kembali tertawa, Friska benar-benar menggemaskan saat sedang marah seperti ini.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Keduanya sama-sama terdiam menyebabkan keheningan yang begitu nyata di dalam mobil.

"Jadi, lo sahabatnya Erlan," tanya Friska yang mulai bosan dengan keheningan yang terjadi.

Pertanyaan bodoh! Mengapa Friska bertanya seperti itu padahal dia sudah mengetahui jawabannya adalah 'iya'.

"Kenapa?" Erlan balik bertanya.

"Udah berapa lama?"

"Penting?" sinis Erlan.

Friska berdecak kes. Harus ekstra sabar berhadapan dengan cowok menyebalkan seperti Erlan. Spesies macam apa yang Tuhan ciptakan ini?

Terdalam [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang