Chapter 20

572 20 0
                                    

Selamat membaca cerita Erlan dan Friska:)


***

Chapter 20

Untuk dicintai kembali, aku tak pernah berharap tinggi. Sebab rasa yang aku punya tidak memaksa untuk memiliki. Semoga dia selalu bahagia dan segera jatuh cinta, tidak perlu padaku melainkan pada sesiapa nanti yang dapat menggetarkan sisi hatinya yang beku itu.

***

"Lo kemana aja semalem?" tanya Andra setelah melajukan mobilnya menuju sekolah.

"Main," jawab Friska singkat tanpa menoleh ke arah Andra.

Pagi ini Friska tidak seperti biasanya, dia sering sekali mengecek ponselnya. Menunggu ucapan selamat pagi dari sang pujaan hati yang ia dambakan.

"Sama Erlan?" tanya Andra lagi.

"Hm." Friska hanya bergumam pelan menjawab pertanyaan Andra.

"Gue semalam mau ajak lo makan, tapi lo nggak ada," ucap Andra lagi yang tidak mendapatkan respon apapun dari Friska. Menyebalkan memang.

"Gue lagi ngomong sama lo, jangan main handphone mulu," rutuk Andra yang mulai kesal pada Friska.

Friska tidak menggubris ucapan Andra, dia tetap fokus pada ponselnya dan membalas pesan yang dia tunggu-tunggu sejak tadi.

Andra melirik layar ponsel Friska, melihat siapa yang mampu membuat sahabatnya mengacuhkan dirinya.

"Buat apa ngucapin selamat pagi, kalau pada akhirnya ngucapin selamat tinggal?" cibir Andra setelah membaca sekilas pesan line yang ada di ponsel Friska.

"Apaan sih!" tukas Friska sebal.

Mobil Andra berhenti di parkiran sekolah, dia segera turun dari mobilnya. Namun, Friska masih saja duduk manis di dalam mobil.

"Mau sampe kapan lo di situ?" ucap Andra yang sudah membukakan pintu mobil untuk Friska.

Saking asiknya chattingan dengan Erlan sampai membuat Friska tidak sadar bahwa mobil Andra sudah berhenti di parkiran sekolah dan sudah terparkir dengan rapih.

Friska menyengir polos tanpa dosa, kemudian dia turun dan berjalan mendahului Andra.

"Gue kan udah bilang sama lo, jangan deket-deket sama Erlan," omel Andra kembali terdengar saat dirinya dan Friska sedang berjalan menyusuri koridor menuju ke ruang kelasnya.

"Bukannya waktu itu lo bilang, apapun yang membuat gue bahagia lo bakal lakuin itu?"

Andra terdiam seribu bahasa karena ucapan Friska. Ya, dia memang akan melakukan apapun untuk membuat Friska bahagia, tapi sejak kejadian kemarin .... Andra tidak mungkin lagi membiarkan Friska bersama Erlan. Andra takut jika masa lalu Erlan akan kembali menyakiti Friska.

"Iya. Tapi sejak kejadian kemarin gue jadi meragukan Erlan," jawab Andra.

Friska mengangguk mengerti. "Kak Silvi yang belum bisa nerima kenyataan makanya dia menganggap gue yang menghancurkan hubungannya dengan Erlan, padahal nggak sama sekali. Dan, gue yakin Erlan bisa jaga gue, Dra, lo nggak perlu khawatir."

"Tapi, Fris---"

"Lo kenapa sih, Dra? Gak seneng banget kayaknya kalo gue deket sama Erlan," protes Friska, matanya kembali menatap layar ponselnya.

"Erlan gak baik buat lo," ucap Andra membuat Friska menghentikan langkahnya menatap Andra. Andra pun secara refleks ikut menghentikan langkahnya dan balas menatap Friska.

Terdalam [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang