Chapter 25

460 16 1
                                    

Vote dulu sebelum membaca:)

Happy Reading semuanya:)

***

Chapter 25

Satu kali dalam satu bulan, sikapmu padaku akan berubah dan aku harus mulai membiasakan diri dengan hal itu. Aku mencintaimu, Friska.

***

Seperti biasa, Erlan menjalani rutinitas setiap paginya untuk menjemput kekasihnya setiap kali mereka akan berangkat menuju ke sekolah.

Sesampainya di rumah Friska, Erlan langsung mengetuk pintu besar rumah Friska.

Tok...

Tok...

Tok...

Tidak lama kemudian, pintu rumah pun terbuka menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik.

Erlan tersenyum pada wanita itu dan mengulurkan tangannya mencium punggung tangan wanita itu.

"Duh, Erlan udah dateng aja. Friskanya masih tidur tuh," ucap Rista memberitahu.

"Erlan kepagian ya, Tante?" tanya Erlan sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Jam hampir menunjukan pukul enam tepat, lantas mengapa kekasihnya belum bangun hingga jam segini? Bukan apa-apa, hanya saja Friska beragama islam dan seharusnya dia bangun lebih pagi untuk menunaikan kewajibannya, shalat subuh.

"Nggak kok. Friska emang gitu, kalau lagi ada tamu bulanan pasti males bangunnya," jelas Rista yang dibalas senyuman simpul oleh Erlan.

"Kamu masuk gih, bangunin Friska," perintah Rista.

Rista mempercayai Erlan. Rista percaya bahwa Erlan adalah laki-laki yang baik untuk putrinya, yang mampu melindungi putrinya dari orang-orang yang ingin melukainya termasuk dari diri Erlan sendiri.

"Emm, nggak pa-pa, Tan, kalau Erlan masuk kamarnya Friska?" tanya Erlan meyakinkan.

"Tante percaya sama kamu." Rista tersenyum tulus pada Erlan.

"Yaudah, Tan, Erlan bangunin Friska dulu ya."

"Tahu, kan, kamarnya Friska dimana?" tanya Rista.

Erlan mengangguk kemudian dia berjalan menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Friska.

Sesampainya di depan kamar Friska, Erlan langsung membuka pintu kamar Friska tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dan benar saja, Friska masih terlelap dengan tubuhnya yang masih terbungkus oleh selimut tebal.

"Sayang." Erlan mengelus kepala Friska membuat Friska menggeliat kecil.

"Bangun, ini udah pagi." Lagi-lagi Friska hanya menggeliat kecil tanpa membuka matanya.

Erlan yang mulai gemas dengan kekasihnya mencoba memikirkan hal yang dapat membangunkan kekasihnya ini. Sebuah ide cemerlang muncul di kepala Erlan.

Dan....

Cup!

Erlan mencium pipi Friska cukup lama membuat Friska tersontak membuka matanya lebar.

"Modus lo!" sentak Friska sambil melayangkan bantal gulingnya ke arah Erlan.

Erlan terkekeh geli mendengar sentakan Friska. Erlan sudah terbiasa dengan hal seperti ini, jika sedang PMS Friska memang akan berubah menjadi pantat bayi, sensitif.

Terdalam [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang