Chapter 24

465 12 0
                                    

Holla Readers, ada yang nungguin kelanjutannya, ga nih? Jawab nungguin dong walaupun ga nungguin:v ga pp bohong dikit biar aku seneng:v

Happy Reading guys:*

***

Chapter 24

Definisi cinta yang sesungguhnya adalah merekakan dia bahagia dengan pilihannya.

***

Bel istirahat berbunyi. Siswa-siswi menghabiskan waktu istirahat untuk makan siang di kantin. Ada juga yang menghabiskan waktu istirahat untuk sekedar membaca buku di perpustakaan. Dan ada juga yang menghabiskan waktu istirahat untuk caper di depan gebetan, maklum anak baru puber.

Namun berbeda dengan Friska, dia hanya duduk di dalam kelas karena Andra kali ini tidak mengajaknya untuk ke kantin bersama, Andra hanya mengajak Mita.

"Hei." Suara itu membuat Friska tersadar dari lamunannya.

"Erlan. Ngagetin aja deh," rutuk Friska kesal.

"Kamu ngelamun? Kenapa?" tanya Erlan lembut.

"Nggak apa-apa," jawab Friska.

Terlihat dengan jelas oleh mata Erlan jika Friska sedang berusaha menutupi sesuatu darinya.

"Andra masih diemin kamu?" tanya Erlan yang lebih tepat disebut sebagai tebakan dari pada pertanyaan.

"Iya, aku nggak tahu kenapa Andra diemin aku kayak gitu. Nggak biasanya Andra kayak gini. Semarah apapun dia sama aku, pasti dia nggak akan diemin aku, palingan dia ngomel-ngomel," jelas Friska, tatapannya berubah menjadi sendu.

"Iya, udah, jangan terlalu dipikirin. Mending makan cokelat yuk, ini aku bawain kamu cokelat, katanya cokelat itu bisa ngembaliin mood." Erlan mengedikkan sebelah matanya berusaha menghibur Friska.

"Tahu dari mana kalau cokelat bisa ngembaliin mood?"

"Asal tebak aja sih," jawab Erlan sambil cengar-cengir kuda.

"Makasih cokelatnya."

"Senyum dong, kalau kamu nggak senyum nanti cokelatnya jadi masam," ucap Erlan membuat Friska tersenyum tipis.

Setidaknya Friska masih bisa tersenyum disaat seperti ini karena masih ada Erlan yang selalu ada untuk menghiburnya.

Friska memakan cokelat yang diberikan oleh Erlan. Erlan tersenyum tipis memperhatikan Friska yang memakan cokelat dengan penuh semangat yang membuat dia sedikit melupakan kesedihannya hari ini.

Sesekali Erlan membersihkan sisa-sisa cokelat di sisi mulut Friska. Tanpa tisu pun Erlan membersihkan cokelat di sisi mulut Friska tanpa merasa jijik.

~TerDalam~

"Dra." Suara Mita membuat Andra menghentikan langkahnya. "Dra, kok lo nggak ngajak Friska?"

"Berisik lo!" bentakan Andra membuat Mita bungkam.

Andra mencari tempat duduk kosong yang berada di kantin.

"Lo mau berdiri terus? Kek patung pancorang aja lo," cibir Andra membuat Mita tersadar dari lamunannya.

"Eh, iya." Mita duduk di sebelah Andra dengan cengiran kudanya.

"Lo mau pesen apa?" Lagi-lagi Mita melamun sehingga 'tak mendengar suara yang dikatakan oleh Andra.

Terdalam [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang