Chapter 6

733 29 0
                                    

Happy reading😊

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca

***

Chapter 6

Ini hidupku, terserah aku ingin melakukan apa saja. Kau tak bisa memaksaku, sebab bagiku kau hanyalah orang baru.

***

"Akhirnya selesai juga siksaan bagi para pelajar," ucap Mita saat keluar dari ruang ujian.

Ya, hari ini memamg hari terakhir Ujian Nasional dilaksanakan. Dan setelah ini mereka akan bermalas-malasan di rumah menikmati waktu luang sebelum mulai berperang dengan tes untuk masuk ke sekolah lanjut tingkat atas bsik itu SMA atau pun SMK.

"Hei," sapa Andra dan Esya secara bersamaan.

"Pulang yuk," ajak Esya penuh semangat.

"Kalian duluan aja deh. Gue sama Friska ada urusan," ucap Mita enteng.

Demi cinta mati antara Romeo dan Juliet! Apa yang Mita katakan? Jelas-jelas mereka tidak ada janji untuk mengunjungi acara apapun.

"Yaudah, gue duluan ya." Esya menggandeng Andra untuk segera menuju mobilnya.

Andra hanya diam menurut membiarkan gadis itu menggandeng tangannya.

Friska hanya tersenyum sekilas, menatap punggung mereka yang semakin menjauh dari pandangan matanya.

"Lo ngomong apa tadi? Perasaan kita gak ada acara apapun deh." Dahi Friska terlihat bergelombang, dia menatap curiga ke arah Mita.

"Gue mau ke rumah Ashfa, hari ini dia pulang dari rumah sakit. Dan lo harus nemenin gue." Mita tersenyum menyeringai.

"Ashfa udah balik? Syukur kalo gitu. Yaudah yuk, gue juga udah kangen sama cowok lo." Friska tertawa pelan setelah mengatakan itu.

"Najis lo, kangen sama pacar orang," cibir Mita.

"Yaudah, ayo, mau gue temenin nggak, nih? Sebelum gue berubah pikiran." Friska membalikkan tubuhnya membelakangi Mita.

Dia melangkahkan kakinya menuju parkiran, meninggalkan Mita yang masih berdiri di tempat.

"Tapi gue nggak janji ya, kalo misalkan di rumah Ashfa nggak ada Erlan." Mita tersenyum, senyum yang terlihat begitu memuakkan di mata Friska.

Erlan. Dia hampir melupakan cowok itu. Cowok yang selalu membuatnya kesal karena rasa percaya dirinya yang melampaui Dewa.

Friska kembali memutar badannya menghadap Mita.

"Gimana?" tanya Mita.

"Gue gak peduli," jawab Friska berusaha untuk sesantai mungkin.

Friska kembali berbalik dan berjalan menuju parkiran, mengabaikan Mita yang sedari tadi meminta Friska untuk tidak meninggalkannya

~TerDalam~

Kini Mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Ashfa. Mita membunyikan klaksonnya dua kali kemudian ada satpam yang membukakan pintu gerbang rumah itu. Mobil Mita mulai memasuki pekarangan rumah Ashfa.

Rumah Ashfa terlihat begitu mewah. Halamannya cukup luas dan terdapat taman bermain di samping rumahnya. Ashfa benar-benar terlahir dari keluarga berada, hidupnya tidak pernah kekurangan. Bukan hanya harta, kasih sayang dari orang tua pun Ashfa tidak pernah kelurangan akan hal itu, dia adalah anak satu-satunya dari pengusaha kaya raya.

Terdalam [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang