Chapter 28

441 15 0
                                    

Vote dulu ya sebelum membaca:)

Happy reading semuanya:)

***

Chapter 28

"Jangan banyak tanya, kalau nggak mau aku cium."

                            -Erlanda Anugrah

***

Siang itu, Friska tengah bermain ponsel di kamarnya. Dia sedikit merasa bosan karena sedari pagi tidak melakukan apa-apa hanya terbaring di kamar sambil menunggu kabar dari seseorang yang ditunggunya.

Beberapa kali pesan masuk dan Friska selalu mengira itu adalah pesan dari sang kekasih, namun ternyata hanya teman kelasnya yang menanyakan tugas sekolah hari lalu.

Sesaat kemudian setelah Friska membalas beberapa pesan dari temannya, sebuah pesan singkat dari seseorang yang ditunggunya muncul di layar notifikasi.

Erlan♡

Sayang?

Friska tersenyum, dengan cepat jari-jari lentiknya mengetikkan balasan.

Kamu kemana aja? Kok jam segini baru chat aku, biasanya kan pagi-pagi udah gangguin aku tidur dengan cara telpon aku berulang-ulang. Kamu baru bangun, ya?

Tak butuh waktu lama, cukup beberapa detik saja Erlan sudah membalasnya.

Nanya satu-satu kali, Neng, ck ck ck.

Friska mencebikkan bibirnya kesal. Dia berharap Erlan akan menjelaskannya, tapi ternyata Erlan merupakan spesies makhluk hidup yang tidak peka.

Friska meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas, biarkan saja Erlan menunggu balasan darinya. Hitung-hitung balas dendam.

Tadi aku abis jogging, maaf deh, kangen ya diucapin selamat pagi? Hahaha.

Read. Friska hanya membacanya tanpa berniat untuk membalas.

Kamu udah makan?

Lagi-lagi Friska hanya membacanya.

Kok nggak dijawab? :(

BLM!

Duh, galak banget, Neng Friskanya. Mau makan apa, sayang?

MAKAN LO!

Friska tertawa geli, dia membayangkan wajah Erlan yang mungkin ketakutan karena balasan darinya tidak sesuai dengan yang Erlan inginkan. Sekali-kali ngusilin pacar nggak apa-apa, kan?

Marah, ya? Tungguin Abang ya, Neng, bentar lagi Abang ke situ bawain makanan.

Friska bergidik ngeri membaca pesan dari Erlan yang menyebut dirinya sebagai 'Abang'.

"Abang tukang cilok kali, ah," cibir Friska.

Memang sedari tadi membaca pesan dari Erlan, mulut Friska tidak berhenti berkomat-kamit memaki Erlan.

Lo pikir dari tadi gue ngapain kalau bukan nungguin lo?

Setelah membalas pesan dari Erlan, Friska menutup aplikasi chat-nya, dia kemudian memainkan game Subway Surf yang ada di ponselnya sembari menunggu kedatangan Erlan. Game jadul memang, namun entah mengapa Friska tidak pernah bosan memainkannya.

Terdalam [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang