Malam sudah larut, gedung kantor juga sudah sepi. Orang gila mana yang mau diam di kantor hingga pukul 11 malam? Jangan tanya, sudah pasti jawabannya adalah Jinan. Malam ini dia lembur. Lembur untuk kesekian kalinya. Sialan sekali si bossnya itu, memberi pekerjaan tidak kira-kira. Memangnya Jinan robot apa.
Kantor benar-benar sepi. Hanya ada Jinan dan seorang satpam di bawah sana. Ngomong-ngomong Jinan ada di lantai 7 sekarang. Pekerjaannya sedikit lagi selesai. Uh dia sudah tidak sabar ingin cepat pulang dan bermanja-manja dengan kasur empuknya.
Jarum jam terus berputar, sebentar lagi waktu tengah malam tiba.
"Astagaaaa, aku butuh kafein. Ngantuk sekalii..." Jinan menghela nafas pelan. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Diliriknya jam yang menempel di dinding ruangannya, kemudian bergumam, "Sebentar lagi."
Memilih kembali fokus ke laptop di depannya, dia mulai mengetikkan sesuatu seperti tentang pekerjaan. Sampai,
Tuk..
Segelas coklat panas muncul di atas meja kerjanya. Dan disusul dengan sepasang lengan yang melingkar di tubuhnya. Memeluknya dari belakang.
"Tidak baik terlalu sering minum kafein." Suara seorang pria di belakangnya terdengar. Suaranya merdu, sangat enak untuk di dengar.
Jinan tersenyum, mengelus tangan yang melingkar indah itu.
"Lembur lagi?" Pria itu bertanya retorik, dan Jinan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa baru datang?" Tanya Jinan. Sedikit merajuk tidak apa-apa kan?
"Hey, bukankah emang selalu jam segini?" Pria itu meletakkan dagunya di pundak Jinan, sedikit mengecupnya, "Kau sudah merindukanku ya?" lanjutnya.
"Tentu saja, bodoh. Setiap saat aku selalu merindukanmu, June. Rinduuuuuu sekaliii.." jawab Jinan manja.
"Aku lebih merindukanmu, sayang."
Sepasang lengan yang tadi memeluknya perlahan mulai mengendur. Pelukan itu sedikit demi sedikit hilang.
"June?" Tak ada sahutan, "June, jangan bercanda. Ini tidak lucu." Masih tidak ada sahutan, "June aku sedang tidak ingin bermain petak umpet." Jinan berteriak kali ini, tapi nihil, hanya keheningan yang melanda.
"KOO JUNE!!"
.
"Jinan, hey.." Tepukan pelan di pipinya membuat Jinan membuka paksa matanya. Nafasnya memburu, peluh bercucuran. "Hey, aku disini. Lihat sayang, aku disampingmu." Suara lembut itu menyapa gendang telinga Jinan. Dilihatnya seorang pria yang nyaris membuatnya mati tadi.
"Ya Tuhan, June...."
"Mimpi buruk lagi?" Tanya pria yang dipanggil June. Dielusnya rambut Jinan dengan pelan, mencoba menenangkan.
"June...."
"Aku disini, tidak apa-apa. Itu hanya masa lalu." June membawa Jinan kedalam dekapannya. Membisikkan kata-kata menenangkan semalaman.
Jinan menyadari sesuatu. Dia ada di dalam kamar hotel dengan June. Tidak di kantor, tidak dengan segelas coklat panas juga tidak dengan setumpuk pekerjaan. Dia disini, di samping June, sedang tidur. Dia hanya mimpi buruk ditengah-tengah suasana bulan madu.
.
Kkeut--
Koreksi kalo diriku ini typo, teman-teman.
Kritik saran selalu ku terima ko, hehehe.