"Ayo main game." ajak Hanbin tiba-tiba. Mereka sedang mendapat libur selama tiga hari dan menghabiskan waktu libur dengan berjalan-jalan di kampung halaman Jinan.
"Ayo. Bermain volly pantai kedengarannya mengasyikan. Bagaimana?" tawar Bobby antusias.
"Oke, kita bagi menjadi dua team. Team lantai atas dan team lantai bawah."
"Tapi itu tidak adil. Kami kalah jumlah." protes Chanwoo. Mengingat penghuni lantai atas hanya tiga orang sedangkan lantai bawah empat orang.
"Aku menjadi team hore saja." kata Jinhwan, dia malas kalau harus bermain volly.
"TIDAK BISA!" teriak Junhoe.
Setelah perdebatan alot, akhirnya mereka memutuskan untuk mengajak salah seorang saudara Jinhwan untuk bermain dan bergabung dengan team lantai atas.
Aturan permainannya sederhana, tidak terikat aturan internasional. Hukumannya pun hanya team yang kalah harus menggendong team yang menang. Yang terpenting adalah keseruan. Mereka juga hanya melepas penat setelah bekerja dengan keras.
.
Tigapuluh menit berlalu, skor mereka terpaut tipis. Team lantai atas yang memimpin. Jinhwan kesal karena mereka kalah. Ini semua gara-gara Junhoe yang hanya bergurau selama permainan.
Lelaki itu marah-marah pada teamnya terutama Junhoe. Junhoe sendiri hanya diam, namanya juga permainan pasti ada menang dan kalah. Jinhwan bersikap seolah-olah memperebutkan dunia saja.
Jinhwan terus misuh-misuh, mendumal tidak karuan. Seakan dunia akan berhenti kalau dia juga berhenti mendumal.
"Yas. Hey kalian pecundang, lakukan hukuman kalian sekarang." seru Hanbin.
Team lantai bawah segera melakukan hukuman mereka. Menggendong team lantai atas. Saudara Jinhwan sudah pulang terlebih dahulu sesaat setelah permainan selesai.
Posisinya begini, Junhoe menggendong Hanbin, Bobby menggendong Chanwoo, sedangkan Donghyuk dan Jinhwan menggendong Yunhyeong -mengangkat Yunhyeong secara bersamaan- (Kalo nggak paham coba cek video diatas)
Mereka berjalan hampir duapuluh meter. Dan Jinhwan nyaris pingsan. Beban Yunhyeong benar-benar tidak terkendali, badannya saja kurus tapi nyatanya gila. Dia seperti membawa berkarung-karung beras.
"Aish pinggangku." keluh Bobby begitu menurunkan Chanwoo dari gendongannya.
June menurunkan Hanbin dan langsung meregangkan tangannya, Ya Tuhan sakit sekali. Jinhwan di depannya meringis dan mengatur napasnya yang terengah.
.
Mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah petang, setelah menyelesaikan hukuman mereka bertujuh segera berjalan menuju rumah orang tua Jinhwan.
Jinhwan tidak banyak berbicara selama perjalanan, bahkan saat di rumah pun dia memilih bungkam. Pada Junhoe. Karena pada member lain dia biasa saja, masih mengobrol, bergurau, berisik.
"Jinani jangan diam saja. Kau ini kenapa?" tanya Junhoe begitu keduanya memasuki kamar Jinhwan.
Jinhwan membisu. Daripada menanggapi Junhoe, dia lebih memilih untuk berjalan menuju lemari pakaian. Tubuhnya sudah lengket oleh keringat, dia ingin mandi.
"Minggir Jun." kata Jinhwan dingin.
"Jangan membuatku marah, Jinan." Junhoe memperingatkan. Dia menjilat bibirnya satu kali, dan matanya memandang Jinhwan dengan tajam.
"Mengacalah." balas Jinhwan tak kalah tajam.
"Kau hanya cemburu. Demi Tuhan, Jinan. Mana mungkin aku ada sesuatu dengan Hanbin. Aku hanya menjalankan hukumanku, tidak ada yang lain." jelas Junhoe, napasnya ia atur sedemikian rupa agar bisa menguasai diri.