Dua minggu lalu, Jinan diberitau oleh Jiwon dan Hanbin tentang June. Mereka bilang June jatuh cinta pada Jinan. Tapi Jinan tidak percaya begitu saja sebab Jiwon dan Hanbin itu senang sekali mengusili Jinan. Jiwon dan Hanbin bahkan memberikan banyak alasan kenapa mereka bisa yakin kalau June memang jatuh cinta pada Jinan. Jinan yang pada dasarnya memang tidak percaya pada duo itu, akhirnya cuek saja.
Tapi lama-lama June seperti menunjukkan rasa sukanya pada Jinan. Bahkan tiga hari yang lalu, June terang-terangan mengajak Jinan untuk pulang bersama atau yang lebih tepatnya adalah memaksa Jinan untuk pulang bersama. Jinan sebenarnya tidak mau karena dia harus menunggu Hanbin dan Jiwon. Tapi June yang memang dasar keras kepala, malah memaksa Jinan.
Akhirnya dengan amat terpaksa, Jinan mau untuk pulang bersama. Dan yaah.. terjadilah sebuah insiden tidak terduga. Dimana June menyatakan perasaannya pada Jinan. Sialannya lagi, di dalam mobil. June memang tidak ada romantis-romantisnya.
Ngomong-ngomong June itu senang sekali memanggil Jinan dengan sebutan Jinana. Iya, Jinana memang terdengar menggemaskan, tapi panggilan itu hanya panggilan dalam keluarganya saja. Dan June dengan beraninya memanggil namanya dengan Jinana.
Di kantor, hanya June yang memanggilnya dengan Jinana. Semua orang memangilnya Jinhwan atau Jinan. Tapi June, dengan segala tingkah lakunya mendeklarasikan nama Jinana adalah panggilan untuknya. Sialan.
Dan ini adalah kisah mereka setelah menjadi pasangan.
.
"Jinhwan, kau dipanggil Direktur." Suara perempuan muda masuk ke dalam gendang telinga Jinan. Perempuan itu cantik, sangat. Dan dia menyukai June sejak lama.
Jinan segera bangkit dari kursinya, berjalan mengikuti perempuan tadi. Ketika dia melewati meja June, matanya melirik sekilas ke arah kekasihnya dan dia mendapati June sedang terfokus pada perempuan tadi.
Bibir Jinan tersenyum kecil tapi mengerikan.
Di dalam ruangan Direktur, Jinan ditanyai banyak hal. Mulai dari jadwal sang Direktur dan tetek bengeknya. Sampai pada saat Direktur Kim mengatakan bahwa Jinan harus menggantikan posisinya dalam meeting di Busan lusa nanti.
Jinan mengangguk mendengarnya, sudah menjadi tugasnya untuk menggantikan Direktur saat pria paruh baya itu berhalangan hadir.
Lima belas menit kemudian, lelaki mungil itu keluar dari dari ruangan atasannya. Jika saat berada dalam ruangan sang atasan wajahnya menampilkan senyum manis, berbeda saat dia keluar dari sana. Senyumnya luntur berganti dengan wajah dingin.
"Jinana, kau kemana? Aku mencarimu." June, pria tinggi itu langsung memberondong pertanyaan untuk Jinan. Jinan hanya memutar bola mata malas. Jelas-jelas dirinya tadi ke ruangan Direktur, masih saja bertanya.
"Jinana ayolah. Kenapa diam saja?" Tanya June lagi.
"Aku tadi dipanggil Direktur, June. Bukankah kau lihat sendiri tadi Jisoo yang datang kemari?" Jinan balik bertanya, sinis.
Hubungan keduanya sudah memasuki bulan kedua, dan June tidak pernah berubah. Tetap June yang dulu. Bajingan.
"Jisoo? Jadi Jisoo kemari untuk memberi tau kalau kau dipanggil Direktur?" June sedikit gelagapan ditempatnya. Sial, apa Jinan tau kalau tadi dia memandangi Jisoo?
"Ya." Jawab Jinan singkat. Dia masih kesal dengan kelakuan June yang satu ini. "Lusa aku akan ke Busan." lanjut yang lebih mungil.
"Untuk apa?" June penasaran, kenapa begitu mendadak?
"Meeting."
.
June heran, kenapa Jinana-nya berubah menjadi begitu dingin? Dia mengajak pulang bersama, di tolak. Mengajak makan malam, di tolak. June menelfon, tidak diangkat. Dikirimi pesan, tidak dibaca. Tadi pagi mereka masih seperti biasa, bahkan Jinana juga masih memberikan morning kiss-nya pada June.