Lucid dream adalah keadaan dimana seseorang menyadari dirinya sedang bermimpi dan ia bisa mengendalikan apa yang terjadi dalam mimpinya.
Tidak banyak orang yang mempunyai kemampuan ini, tapi setidaknya semua orang akan mengalami lucid dream sekali selama hidupnya.
Entah beruntung atau apa, tapi Jinhwan adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai kemampuan lucid dream. Dia bisa mengendalikan mimpinya. Mimpi yang terkadang tidak akan masuk di akal sehatnya.
Jinhwan, pria berusia 19 tahun. Mahasiswa tingkat awal dengan wajah hampir menyerempet seperti wanita. Cantik, mungil, bibir tipis, kulit putih bersih, oh ada satu yang membuatnya mencolok, tahi lalat di tulang pipi sebelah kanan.
Kekasihnya, Junhoe, terpaut 3 tahun dengan usianya. Dia kakak tingkat Jinhwan di kampus. Mahasiswa tingkat akhir. Wajah menyeramkan adalah kesan pertama yang akan keluar dari mulut seseorang yang tidak mengenal Junhoe.
Sikapnya dingin, orangnya cenderung pendiam dengan aura hitam disekitarnya. Teman-temannya heran, kenapa Kim Jinhwan mau bersama makhluk kaku ini? Junhoe bahkan jarang sekali terlihat tertawa.
Tapi apa yang ada dipikiran orang lain tentu saja berbeda dengan kenyataan yang ada. Koo Junhoe adalah orang yang hangat, usil, menyenangkan, bahkan kadang menyebalkan. Dia hobi menggoda Jinhwan, kekasih mungilnya.
Aura hitam milik Junhoe akan lenyap bila sedang bersama Jinhwan, bergantikan aura merah muda yang sangat ceria.
Mereka kenal ketika Jinhwan berusia tujuh belas, Junhoe tidak sengaja bertemu dengan Jinhwan yang sedang menangis di pelataran sebuah toko alat musik. Iba, akhirnya Junhoe menghampiri.
Awalnya Junhoe kira anak itu tersesat, tapi tidak, Jinhwan menangis bukan karena tersesat. Anak itu menangis karena ponselnya dirampas pria mabuk di tengah jalan. Karena rasa belas kasihan, Junhoe akhirnya mengantar Jinhwan untuk pulang karena anak itu bilang dia kehabisan uang.
Pertemuan itu membawa Jinhwan untuk mencari pahlawannya, dia mencoba mencari tau dimana Junhoe kuliah. Setelah hampir satu bulan mencari, akhirnya dia menemukan apa yang dia cari.
Jinhwan menghampiri Junhoe di halte dekat kampus, dia berterima kasih pada Junhoe dan berjanji akan mentraktirnya. Junhoe hanya tersenyum tipis menanggapinya, dia digoda seorang bocah.
Namun ternyata, Junhoe lah yang pertama kali jatuh cinta. Dia jatuh cinta pada bocah yang dia tolong dua bulan lalu. Dengan sedikit menghilangkan harga dirinya, dia menyatakan cinta pada Jinhwan.
Jinhwan tersipu kala Junhoe menyatakan perasaannya, tapi akhirnya menjawab dengan sebuah anggukan malu-malu.
Hidup Junhoe seperti diputar balikkan setelah adanya Jinhwan dalam harinya.
.
Jinhwan tengah bermimpi, dalam mimpinya Jinhwan sedang berada disebuah lahan yang luas sekali. Disana dia tidak sendiri, ada Junhoe. Tapi jarak mereka terpisah beberapa meter. Jinhwan ingin menghampiri Junhoe namun saat dia baru saja akan melangkah, seorang wanita lebih dulu mencapai Junhoe.
Wanita itu berambut sebahu, wajahnya kecil, matanya seperti kucing. Dia memeluk tubuh Junhoe dengan erat dan Junhoe seperti membalas pelukan itu.
Jinhwan sadar dia sedang bermimpi, "Oke Jinhwan, bangun. Ini mimpi. Wake up." ucapnya dalam hati. Secara otomatis dia bangun dari mimpinya.
Dia ada di dalam kamar Junhoe dengan tangan Junhoe yang memeluknya erat. Dia bermimpi Junhoe selingkuh lagi.
Dengan perlahan dia mulai mengubah posisi berbaringnya yang awalnya terlentang menjadi menghadap Junhoe yang berada di sebelah kanan.