Masa-masa SMA adalah masa yang paling berkesan selama proses pendewasaan diri. Dimana pada masa ini kaum muda mudi akan sibuk mencari jati diri masing-masing. Dari mulai cinta monyet ketika masa SMP, kini sudah berganti dengan cinta pendewasaan pada masa SMA. Mereka mulai mencoba-coba pada permainan cinta orang dewasa, berhubungan dengan uang, sex, kemewahan, kepuasan, dan juga hawa nafsu.
Jika semua orang sibuk dengan kisah cinta yang bergairah, lain halnya dengan June. Pria dengan tinggi 183cm ini sibuk mengejar pujaan hatinya, si kakak tingkat dengan wajah bak malaikat. Katakan bila dia sedikit sinting karena mencintai seseorang yang sama gendernya dengan dia. Kalau sudah cinta, bisa apa?
Tapi cerita ini tidak akan seru bila June; sang aktor utama dengan mudahnya mendapatkan hati sang kakak tingkat, betul? Jadi biarkan June mengejar cinta sang kakak tingkat hingga rasanya June ingin bunuh diri saja.
..
Kamis pagi, seperti biasanya June akan berlari tunggang langgang karena terlambat masuk kelas. Dia ini sudah berada di tingkat dua, tapi tetap saja kebiasaan buruknya tidak pernah hilang. Ibunya bahkan sudah sering mengomeli, tapi yang namanya bengal ya tetap saja bengal.
Alasan terlambatnya adalah karena dia susah dibangunkan jika pagi, teman-temannya selalu bertanya-tanya apa yang membuat June susah bangun jika pagi? Padahal sudah menjadi naluri seorang pria untuk bangun di pagi hari.
Setelah memarkirkan motor bututnya di parkiran sekolah, dia segera berlari ke lantai dua dimana kelasnya berada. Kata sial selalu terucap dari mulut kurang ajarnya. Ini yang membuatnya selalu mendapat hari yang buruk karena setiap pagi dia habiskan dengan mengumpat.
Di pertengahan tangga menuju lantai dua, dia tidak melihat seseorang yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Ini akan terdengar sangat klise, tapi tanpa June duga dia malah menabrak orang itu yang membuat si korban jatuh dengan pantat lebih dulu menyentuh lantai.
"Sial." sudah pasti inilah yang June ucapkan pertama kali.
Si korban mengernyit, perempatan imajiner muncul di dahinya, "Kau bilang apa? Sudah jelas kau yang salah malah mengumpatiku?!" disusul dengan suara melengking seorang pria.
June mengusap telinganya yang berdengung, daripada harus menanggung biaya rumah sakit untuk pengobatan telinganya, June lebih memilih mengulurkan tangannya untuk membantu si korban. Yang langsung mendapat tepisan kasar dari si korban.
Beberapa langkah di belakang June, muncul seorang pria dengan perawakan mungil sedang membawa beberapa buku dalam pelukannya. Dia menatap kecewa pada adegan di depannya.
"Bagaimana aku bisa percaya padamu kalau kau saja malah bermesraan dengan orang lain di depanku?" tuturnya. June segera menoleh begitu dia mendengar suara seorang pria yang sangat dia hapal.
"Jinan hyung ini tidak seperti yang kau pikirkan." June dengan cepat menghampiri pria yang ia sebut Jinan hyung. Sedangkan si korban jatuh akibat June hanya memutar bola mata jengah. Drama.
"KOO JUNE! KENAPA MALAH DIAM DISITU HAH?! SUDAH TERLAMBAT, MALAH BERGOSIP! LARI KELILING LAPANGAN 20 KELILING."
Jadi, mari biarkan June berlari mengelili lapangan. Mumpung masih pagi, hitung-hitung olah raga.
.
June pertama kali jatuh cinta pada Jinan -si kakak tingkat- adalah satu tahun yang lalu. Semua berawal dari ulah Chanu yang mengajaknya untuk ke kelas Yunhyeong karena ingin memberikan sebuah hadiah untuknya, yang kebetulan Yunhyeong berada di kelas yang sama dengan Jinan.
Awalnya June tidak memperhatikan sesosok manusia mungil sedang bergumul cantik dengan beberapa lembar soal di depannya. June duduk di depan Jinan kebetulan sekali. Dia terlalu fokus pada ponselnya hingga tidak menyadari kehadiran Jinan.