"Kay, bareng kuy."
Kanaya merengut, baru juga dia buka pagar sudah ada bencana saja di depannya.
Kayaknya dia butuh teru-teru bozu, tapi yang buat nangkal mantan, atau bom nuklir buat membumi hanguskan spesies bernama mantan.
Kanaya memiringkan kepalanya, lalu bergumam, "lo siapa ya?"
Kevan menyeringai, rupanya Kanaya ingin bermain-main dengannya.
"Gue?" Kevan menunjuk dirinya. "Jadi duta shampoo lain hahahaha, ups."
Kanaya mengernyit, dia menoleh ke sekitar kemudian mendongak menatap langit.
Telunjuknya terangkat menyentuh dagu. "Hm, kayaknya mau ada badai, soalnya Ketan udah mulai menunjukkan gejala gelisah dan terus menggonggong."
Kevan membelalakkan matanya. "Lo kira gue guguk kay! Tega lo sama jodoh lo."
Kanaya melirik sinis. "Kemungkinan badainya lama, soalnya omongan lo makin ngaco!" Setelah itu Kanaya berjalan cuek meninggalkan Kevan.
"Kay!" Kevan berteriak, membuat Kanaya menoleh tanpa menghentikan jalannya.
"Awas, nabrak!" Kanaya mengernyit, dia menoleh ke depan dan jidatnya pas kena lampu jalan dekat trotoar.
Kevan berlari menghampiri Kanaya. "Gue kan udah bilang awas Kay." Telunjuknya menusuk pipi Kanaya.
"Telat bego!!" Kanaya mendumel sambil menggosok jidatnya yang nyeri.
Sakitnya gak seberapa, malunya itu lho mana diliat sama mantan. Astaga, kubur aja gue! Kanaya meringis.
***
"Kanaya bego! Tapi herannya dia tetep imut di keadaan apapun."
- Kevan Narayan -
***
Jangan lupa vote jika suka, coment jika ada typo.
Salam swagh,
justFraya
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Short StorySatu sekolah sama mantan itu BENCANA. Satu sekolah, satu kelas, sebangku, seorganisasi, rumah tetanggaan sama mantan namanya? KIAMAT. Apalagi mantan rese yang bawa penyakit menular, penyakit GAGAL MOVE ON.