Kevan dan Kanaya sedang berjalan bersama di koridor, mereka akan ke toko buku dahulu sebelum pulang ke rumah.
Kevan menjahili Kanaya dan Kanaya yang membalas perlakuan Kevan. Sepanjang koridor diisi oleh keributan mereka berdua, banyak pula pasang mata yang melihat iri keduanya.
Saat akan berbelok, seseorang memanggil Kanaya dengan suara yang terbilang keras.
"Kay!"
Kanaya menoleh, ternyata Garen yang memanggilnya. Kevan yang mendengarnya juga ikut menoleh, dia menatap sinis ke arah Garen.
Kanaya menghentikan langkahnya. "Ya?"
"Bisa bicara sebentar?"
"Bis–"
"Nggak bisa, Kanaya mau ke toko buku bareng gue!" Kevan memotong ucapan Kanaya.
"Gue cuma mau ngomong sebentar sama Kanaya, lagian Kanaya kayaknya nggak keberatan tuh," ucap Garen sambil mengangkat sebelah alisnya.
Kevan menyeringai sinis. "Gue nggak bolehin, mau apa lo?"
Garen terkekeh pelan. "Lo siapa? Sok ngatur-ngatur Kanaya."
"Gue–"
Kanaya memegang lengan Kevan. "Gue ngomong bentar, abis itu kita pergi ya Kev?"
Kevan menoleh kaget, dia mengepalkan tangannya. Kemudian tersenyum miris, tangannya terangkat mengacak-acak rambut Kanaya.
"Lain kali aja ke toko bukunya, gue duluan ya."
"Loh Kev kok nggak jadi sih? Kev, kevan!" Kanaya berteriak memanggil Kevan yang berlalu pergi begitu saja.
Kanaya menoleh kearah Garen. "Garen maaf ya, ngomongnya besok aja bisa? Gue mau pulang dulu, bye."
Garen yang melihat Kanya pergi dari hadapannya tersenyum kecil, kemudian dia berjalan pelan menuju parkiran.
***
"Kevan kenapa? Aneh banget kelakuan dia, bikin pusing aja."
-Kanaya Lavanya-
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Short StorySatu sekolah sama mantan itu BENCANA. Satu sekolah, satu kelas, sebangku, seorganisasi, rumah tetanggaan sama mantan namanya? KIAMAT. Apalagi mantan rese yang bawa penyakit menular, penyakit GAGAL MOVE ON.