Kevan menghela napas pasrah. "Karena aku sudah berjanji di depan ayahmu, aku akan sukses dengan kedua kakiku sendiri kemudian saat itu aku baru diperbolehkan memilikimu."
Kanaya melongo mendengarnya, bulu kuduknya berdiri. Ini yang didepannya benar-benar Kevan mantannya yang petakilan itu kan? Batinnya.
"Lo, eh kamu serius?" Kanaya mengikuti cara berbicara Kevan yang beraku-kamu.
Kevan mengangguk sebagai jawaban. "Kamu tahu kan cita-citaku selama ini?"
" Hm, jadi tentara," jawab Kanaya lugas.
Kevan menggenggam tangan Kanaya. "Aku pasti sukses dan saat itu terjadi kamu orang pertama yang akan aku perjuangkan setelahnya, kamu mau kan nunggu aku?"
Kevan menatap Kanaya dengan memelas, sebenarnya dia tidak begitu berharap sebab selama ini Kanaya terlihat tidak terlalu menanggapi semua perhatiannya. Kevan mengeratkan genggamannya, walau Kanaya berkata tidak dia akan terus memerjuangkan cintanya.
"Kamu kenapa nggak bilang dari awal? Aku sempet salah paham sama kamu," tanya Kanaya bingung.
Kevan mendengkus. "Aku sebenernya mau bilang, tapi kamu keburu kabur saat aku bilang putus kan?"
Kanaya meringis teringat kejadian itu, siapa yang tidak marah tiba-tiba diputuskan padahal mereka baik-baik saja sebelumnya. Tanpa pikir panjang waktu itu, dia langsung meninggalkan Kevan begitu saja.
"Kamu serius Ayah bilang gitu? Ayah juga nyuruh kamu putusin aku?"
Kevan meringis. "Sebenernya Ayah kamu cuma bilang aku harus membuktikan keseriusan aku sama kamu dengan sukses, Beliau bilang karena aku masih SMA bisa aja aku masih labil."
"Terus?" Desak Kanaya.
"Terus aku putusin kamu karena mau fokus dan buktikan sama Ayah kamu kalau aku serius, aku mau fokus sama belajar dan dapet nilai memuaskan saat lulus nanti. Nyatanya aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu, lihat kamu ngobrol sama cowok lain aja rasanya udah pengen ngamuk. Itu alasannya aku selalu nempelin kamu."
Kanaya menggeleng samar, tak habis pikir dengan Kevan. "Terus sekarang mau kamu gimana?"
Kevan memandang mata Kanaya lama lalu berkata, "aku bakal perjuangin kamu, kamu mau kan nuggu saat itu tiba?"
"Kenapa sih kamu pengen jadi tentara? Biasa juga nolep."
Kevan mengernyit, dia kemudian menyentil bibir Kanaya. " Nih bibir perlu dibayclean kayaknya."
Kanaya mengaduh pelan. "Halah, padahal dulu inget banget aku cita-cita kamu pengen jadi ultraman."
"Heh! Itu mah cita-cita pas gue masih piyik marpuah, lagian sebenernya dulu gue pengen jadi ranger merah bukan ultraman."
Kanaya tertawa mendengar itu, dia tahu Kevan kesal karena gaya bicaranya pun sudah berubah.
"Aku mau."
Kevan menoleh heran. "Mau apa?"
"Mau nunggu kamu berubah jadi ranger merah." Kanaya tersenyum lebar, membuat Kevan mau tak mau tertawa dibuatnya.
Kevan mengacak rambut Kanaya. "Iya kamu yang jadi ranger pinknya."
***
"Nolep adalah jalan ninjaku."
-Kevan Narayan-
***
End gk nih :) dah gatau lagi mau nulis apa.
Pada akhirnya lanjut :" bersyukur banget akutuh rasanya mau sujud syukur. Makasih yang masih mau baca dan nunggu. ❤️🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Short StorySatu sekolah sama mantan itu BENCANA. Satu sekolah, satu kelas, sebangku, seorganisasi, rumah tetanggaan sama mantan namanya? KIAMAT. Apalagi mantan rese yang bawa penyakit menular, penyakit GAGAL MOVE ON.